c. Pemeliharaan Tanaman murbei Morus cathayana
Stek tanaman murbei telah ditanam, dipelihara dan dirawat. Apabila ada stek yang mati, maka segera diganti dengan stek yang baru. Selain itu stek di
bersihkan dari gulma-gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman murbei dan dilakukan penyiraman tiga minggu sekali. Tanah selalu digemburkan untuk
menjaga aerasi tanah.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk disekeliling tanaman murbei sebanyak. Dosis pemupukan untuk tanaman murbei dapat dilihat pada
Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Dosis Pemupukan Tanaman Murbei Jenis
Pupuk Kandungan
Unsur Hara Kadar
Unsur Hara Dosis
Pemupukan kgha
Konversi Dosis Pemupukan
kgm
2
Urea N
46 N 210
0,32 TSP
P 36 P
100 0,15
N,P,K N,P,K
16 N, 16 P, 16 K
260 0,39
Balai Persuteraan Alam, 2007
3.4.2. Di laboratorium a. Penetasan telur ulat Sutera
Bombyx mori L.
Telur ulat sutera diperoleh dari Pusat Pembibitan Ulat sutera Candiroto, Jawa Tengah. Telur dimasukkan ke dalam kertas HVS putih, dilipat dengan kertas
karbon dan disusun di dalam keranjang plastik hingga menetas.
b. Pemeliharaan Ulat Sutera Bombyx mori L.
Ulat sutera yang baru menetas instar I dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu ulat sutera yang diberi pakan daun murbei Morus cathayana yang
Universitas Sumatera Utara
tanamannya diberi pupuk dan tidak diberi pupuk dimana masing-masing terdiri dari 20 ulat dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang sebelumnya sudah
dilapisi dengan tisu basah dan kertas alas. Daun murbei yang diberikan dipotong kecil-kecil. Pemberian pakan diberikan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Pada akhir instar I yang ditandai dengan ulat berhenti makan dan berganti kutikula molting tempat pemeliharaan ulat sutera dibersihkan dengan cara mengganti
kertas alas, mengangkat feses dan sisa pakan. Hal yang sama dilakukan pada awal dan akhir instar II sampai instar V, namun pada instar III-V daun murbei yang
diberikan tidak lagi dipotong-potong melainkan secara utuh atau bersama cabangnya.
c. Pertumbuhan dan Efisiensi Makan Ulat Sutera Bombyx mori L.
Pengukuran pertumbuhan dan efisiensi makan dilakukan pada ulat sutera instar III-V. Pada akhir instar II ulat yang sudah berhenti makan, ditempatkan
terpisah secara individu pada cawan petri sampai ganti kutikula molting. Setelah ganti kutikula, ulat memasuki awal instar III dan ditimbang bobot badannya.
Pakan daun murbei yang tanamannya diberi pupuk dan tidak diberi pupuk sebelum diberikan kepada ulat sutera ditimbang terlebih dahulu. Pakan yang
diberikan untuk ulat sutera instar III adalah 0,70 ghari. Pada akhir instar III yang ditandai dengan ulat sudah berhenti makan dan berganti kutikula molting tempat
pemeliharaan ulat sutera dibersihkan dengan cara mengganti kertas alas, mengangkat feses dan sisa pakan. Pada akhir instar III ulat sutera ditimbang bobot
badannya. Feses dan sisa pakan yang dihasilkan ulat kemudian dikumpulkan dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 60°C hingga beratnya konstan. Hal yang
sama dilakukan pada awal dan akhir instar IV sampai instar V namun pakan yang diberikan pada ulat sutera instar IV adalah 2 ghari dan instar V adalah 4 ghari.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengukuran Konsumsi Makan dan Pertumbuhan Ulat Sutera Bombyx