2.2. Indeks Nutrisi
Indeks nutrisi merupakan suatu nilai yang dihitung untuk mendapatkan gambaran yang terjadi di dalam tubuh serangga ketika serangga memakan suatu jenis
makanan tertentu. Efisiensi tersebut akan menggambarkan respon serangga terhadap adanya perubahan komponen dalam makanan yang mempengaruhi
pertumbuhan serangga tersebut. Parameter dan konsumsi makan serta indeks nutrisi larva diukur berdasarkan gravimetri. Jumlah pakan yang dimakan larva
dihitung dengan mengurangi jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan Herliana, 2008.
Parameter penghitungan indeks nutrisi dibuat oleh Waldbauer 1968 dan dalam pengembangannya dimodifikasi oleh Scriber dan Slansky 1981. Lima
parameter indeks nutrisi yang umum digunakan dan dianggap dapat menggambarkan kinerja di dalam tubuh serangga adalah: laju konsumsi
Consumption RateCR, laju pertumbuhan Growth RateGR, perkiraan jumlah pakan yang dicerna Approximate DigestibilityAD, efisiensi konversi
makanan yang dicerna Efficiency of Conversion of Digested FoodECD, dan efisiensi konversi makanan yang dikonsumsi Efficiency of Conversion of
Ingested FoodECI. Nilai laju konsumsi CR merupakan nilai yang memberikan gambaran jumlah makanan yang dikonsumsi serangga selama waktu periode
pengukuran. Nilai CR dipengrauhi oleh beberapa faktor, misalnya nilai CR akan menurun bila organisme tidak menyukai makanan yang disediakan untuk dimakan
atau di dalam bahan makanan terdapat materi yang berbahaya untuk dimakan. Hal ini terjadi sebagai respon adaptif oleh serangga dimana organisme berusaha
mereduksi masuknya racun yang berpotensi Slansky dan Scriber,1985. Laju pertumbuhan GR menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tahap akhir instar. Jika nilai GR berada di bawah nilai ideal maka ada kemungkinan kondisi fisik organisme tereduksi yang berimbas pada tereduksinya
pula keseimbangan larva. Pereduksian ini terjadi akibat dari perpanjangan periode kerentanan organisme terhadap predator atau parasitoid, juga karena gangguan
Universitas Sumatera Utara
dalam sinkronisasi antara siklus hidup dengan perubahan lingkungan abiotik, waktu kawin, fenologi tanaman inang, dan faktor lainnya Herlina, 2008.
Jika berat akhir larva juga berat dewasa tereduksi hingga berada di bawah berat ideal, maka ada kemungkinan terjadi gangguan pada proses
reproduksi ketika dewasa. Nilai GR dipengaruhi oleh beberapa interaksi yaitu nilai laju konsumsi CR, perkiraan pencernaan AD, dan nilai efisiensi konversi
makanan yang dicerna ECD Slansky dan Scriber, 1985.
Efisiensi konversi dari makanan yang dicerna ECD merupakan nilai yang mengukur proporsi dari asimilasi nutrisi yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
Nilai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa laju metabolisme, defisiensi vitamin, dan ketidakseimbangan nutrisi lainnya Waldbauer dan Friedman, 1991.
Menurut Slansky dan Scriber 1985 menuliskan bahwa nilai ECD akan menggambarkan proporsi dari asimilasi makanan antara produksi biomassa dan
nilai respirasi serta faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi nilai ECD termasuk jumlah dan laju metabolisme yang berhubungan dengan 1 laju
pertumbuhan dan lamanya perkembangan, 2 taraf penyimpanan makanan terhadap pertumbuhan, 3 katabolisme dari kelebihan nutrisi, 4 produksi,
pemeliharaan dan penggunaan enzim detoksifikasi, 5 produksi air metabolik dan panas metabolik, dan aktivitas metabolik lainnya, disamping aktivitas tingkah
laku seperti makan, berlari, merayap, terbang Slansky dan Scriber, 1985.
2.3. Tanaman Murbei Morus cathayana