METODELOGI PENELITIAN Analisis Kelayakan Usahatani Tembakau (Studi Kasus : Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo, Sumatera utara)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu di DesaBatukaran, Kecamatan Payung , Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pemilihan daerah tersebut dikarenakan daerah itu merupakan salah satu sentral produksi Tembakau di Kabupaten Karo. Selain itu daerah ini mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mempermudah penelitian. Metode Penentuan Sampel Penarikan sampel yang dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Responden dalam penelitian ini adalah petani Tembakau di daerah penelitian yaitu di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Banyaknya petani tembakau sebanyak 200 KK. Jumlah sampel yang diambil pada daerah penelitian sebanyak 30 KK dengan perlakuan bersifat homogen. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari petani melalui wawacara dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder merupakan data baku yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Untuk menjawab indentifikasi masalah 1 dianalisis dengan metode deskriptif yaitu sejauh mana ketersediaan sarana produksi pertanian luas lahan,bibit, pupukpestisida, tenaga kerja, peralatan di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara Untuk menjawab indentifikasi masalh 2 Hipotesis 2 dengan menggunakan rumus produktivitas. Dan Untuk menjawab produksi dianalisis dengan metode deskriptif yaitu membandingkan produksi dengan daerah lain. Produksi dikatakan tinggi apabila produksi di daerah penelitian lebih tinggi dari daerah lain. Total Produksi Produktivitas = Luas lahan Kriteria :Produktivitas di daerah penelitian lebih tinggi dari produktivitas di daerah lain. Untuk indentifikasi maslah 3 Hipotesis 1 , dengan menggunakan rumus Pendapatan usahatani. Penerimaan usahatani TR = Y. Py Dimana : TR = Total Penerimaan total revenue Y = Produksi yang diperoleh Kg Py = Harga Jual Rp Biaya Produksi Usaha tani TC = FC+ VC Dimana : TC = Total Biaya Rp FV = Biaya Tetap Rp VC = Biaya Variabel Rp Maka pendapatan usahatani dapat dihitung dengan rumus : Pd = TR-TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani Rp Universitas Sumatera Utara TR = Total penerimaan total revenue TC = Total biaya total cost Soekartawi, 2002. Kreteria uji : Pendapatan usahatani dikatakan tinggi apabila pendapatan usahatani lebih tinggi dari pada upah harian rata-rata di daerah penelitian . Untuk menjawab indentifikasi masalah 4Hipotesis 3 digunakan analisis Return Cost Ratio Rasio RC yang dikenal dengan perbandingan antara penerimaan dengan total biaya produksi, secara matematis dituliskan sebagai berikut: produksi, secara matematis dituliskan sebagai berikut: a = RC R = Py.Y C = FC + VC a = { Py.Y FC + VC} Dimana : R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga Output Y = Output FC = Biaya Tetap Fixcost VC = Biaya variabel Variabel Cost Indikatornya sebagai berikut : Bila RC = usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi Bila RC 1 usaha layak untuk dilaksanakan Bila RC 1 usaha tidak layak untuk dilaksanakan Universitas Sumatera Utara Soekartawi,1995. Break Even Point BEP adalah titik pokok dimana total revenue sama dengan total totas cost. BEP Volume produksi : Total Biaya Produksi Harga ditingkat petani BEP Harga produksi : Total Biaya Produksi Total Produksi Kreteria uji : titik impas yang terlampaui apabila nilai masing-masing variabel lebih tinggi dari hasil perhitunga BEP Break even point. Defenisi Dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman, maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : Defenisi 1. Usahatani tembakau adalah Kegiatan usaha yang dilakukan di atas sebidang lahan usahatani dengan menanam tanaman tembakau . 2. Analisis usahatani tembakau adalah analisis penggunaan faktor produksi berupa lahan, sarana produksi dan tenaga kerja. 3. Petani wortel adalah Petani yang mengusahakan tanaman tembakau mulai dari penanaman sampai pemanenan. 4. Sarana produksi adalah Komponen mutlak yang diperlukan dalam proses usahatani tembakau yang terdiri dari bibit,pupuk,pestisida dan peralatan. Universitas Sumatera Utara 5. Faktor produksi adalah sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi untuk memperlancar dalam menghasilkan output. 6. Produksi adalah jumlah tanaman tembakau yang sudah dipanen dari tanaman tembakau . 7. Nilai produksi adalah jumlah input produksi berupa lahan,tenaga kerja, benih dan pupuk. 8. Biaya produksi adalah biaya yang dikelurkan petani dalam satu musim tanam. 9. Pendapatan usahatani adalah Pengurangan antara penerimaan dengan seluruh biaya yang dikelurkan dalam usahatani tembakau. 10. Modal adalah Semua faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang baru berupa hasil pertanian. 11. Harga jual adalah harga jual tembakau ditingkat petani yang ada di daerah penelitian. 12. .Kelayakan usahatani adalah ukuran suatau usaha dapat menghasilkan keuntungan yang proposional dengan membandingkan jumbelah penerimaan dengan seluruh biaya produksi dalam pengolahan. 13. Pemasaran dalam usahatani merupakan bagian akhir dalam proses kegiatan usahatani yang mempengaruhi keberhasilan usahatani, dengan melihat besarnya keuntungan yang di dapat. Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo. 2. Sampel Penelitian adalah Petani yang menanam tembakau 3. Penelitian dilakukan tahun 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KAREKTERISTIK PETANI RESPONDEN