BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Usahatani Tembakau di Daerah Penelitian
Kegiatan usahatani tembakau rakyat di Desa Batu Karang teridiri dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiagan, pemberantasan hama dan penyakit, panen, pasca panen yaitu
pengirisan, penjemuran, pengirisan tembakau dan pengemasan.
a. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahn bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yaag sesuai bagi pertumbuhan dan pembentukan hasil. Lahan yang telah memadat dan kerasharus diolah kembali,
agar menjadi agregat-agregat tanah yang lebih halus sehingga berstruktur remah gembur. Pengolahan tanah untuk penanaman tembakau rakyat biasanya dimulai pada awal musim
kemarau atau akhir musim penghujan. Pengolahan tanah untuk tembakau rakyat ini tidak begitu intensif bila dibandingkan dengan pengerjaan tanah untuk tembakau Deli atau tembakau cerutu.
Sebelum lahan diolah perlu dibersihkan dari semua sisa-sisa tanaman dan jangan sampai ditumpukan di tengah areal. Sisa tanaman hendaknya diangkut kepinggir, dikeringkan kemudian
dibenamkan. Kalau ditumpuk di tengah atau di tepi areal dapat menjadi sumber hamapenyakit tanaman.Selanjutnya tanah yang sudah dibuka dibiarkan terkena sinar matahari dan dibiarkan
sampai setengah kering. Pengolahan lahan di daerah penelitian dilakukan dengan mencangkul tanah dengan
kedalaman 15-20 cm. Bongkahan tanah di pecah dengan menggunakan cangkol kemudian tanah diratakan.
b. Penanaman
Petani di Desa Batukarang sebelum melakukan penanaman terlebih dulu melakukan pemupukan secara merata. Pupuk yang digunakan yaitu NPK dengan rataan penggunaan sebanyak
125,15 kgHa. Pemberian pupuk dilakukan dengan mencampurkan tanah dan pupuk dengan menggunakan cangkul. Penentuan jarak tanam tidak terlalu diperhatikan, karena petani bisa
Universitas Sumatera Utara
memperkirakan jarak tanam tembakau. Pada umumnya jarak tanam tembakau dilokasi penelitian
sekitar 50-80 cm.
c. Pemupukan
Pemupukan yang dimaksud disini adalah pemupukan kedua setelah adanya pemupukan pertama yang diberikan sebelum penanaman bibit. Kegiatan pemupukan dilakukan setelah tanaman
tembakau berumur 14-25 hari. Pada umumnya jenis pupuk yang dipakai oleh petani di lokasi penelitian adalah NPK, KCL, Amapos, dan Garam. Dosis pemakaian pupuk dilokasi penelitian
untuk pupuk NPK sebesar 125,15 kgHa, pupuk KCL sebesar 128,55 kgHa, pupuk Amapos sebesar 119,48 kgHa dan garam sebesar 107,06 kgHa.
d. Penyiangan