Bibit Garam dan Pupuk Pestisida

b. Bibit

Petani tembakau Desa Batukarang memperoleh bibit tembakau dari pedagang bibit yang berada di Desa Batukarang. Jenis bibit tembakau yang digunakan yaitu bibir tembakau virginia. Harga bibit tembakau tembakau sebesarRp 50 Batang dengan kebutuhan bibit rata-rata sebanyak 26317,85 batang Ha

c. Garam dan Pupuk

Jenis garam yang digunakan petani adalah garam dapur yang berfungsi untuk mencerahkan warna pada daun tembakau. Di daerah penelitian tidak semua petani menggunakan garam. Rata-rata penggunaan garam yang digunakan petani di lokasi penelitian sebanyak 107,06 kgHa. Untuk kebutuhan pupuk pada umumnya ditentukan petani sesuai dengan luas lahan yang digunakannya dan berdasarkan kebutuhan kesuburan tanah tersebut. Pada umumnya petani di lokasi penelitan menggunakan pupuk Amapos, NPK, dan KCL. Dengan rata-rata penggunaan Amapos sebanyak 119,48 KgHa, NPK sebanyak 125,15 KgHa, KCL sebanyak 128,55KgHa. Dengan harga masing- masing yaitu garam Rp 2000Kg, pupuk Amapos Rp 7000Kg, pupuk NPK sebanyak Rp 7000Kgdan KCL sebanyak Rp 8000 Kg. Petani di Desa Batukarang membeli pupuk dari kios pedagang saprodi yang berada di Kecamatan Payung. Pupuk yang di beli petani tergolong harga yang cukup tinggi, namun petani tetap membelinya di bandingkan petani harus membeli pupuk di Kecamatan Brastagi atau Kabanjahe. Maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan petani tembakau akan pupuk belum cukup tersedia.

d. Pestisida

Petani di Desa Batukarang menggunakan pestisida untuk menghindari penurunan produksi tembakau. Jenis pestisida yang digunakan petani bermacam-macam dan tidak semua petani menggunakan pestisida yang sama. Adapun jenis pestisida yang digunakan petani yaitu Prevaton, Universitas Sumatera Utara Pegasus, Serva, Samik, Dithet 45, Antrakol, Indrofol, Beleton, Drus Ban, Alika, Srore, Metindo, Kadilak, Cek Point. Dengan rata –rata penggunaan pestisida dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 9. Rata-rata penggunaan Pestisida di daerah penelitian selama 1 musim tanam No Jenis Pestisida Dosis Penggunaan mlHa 1 Prevaton 77,38 mlHa 2 Pegasus 100,66 mlHa 3 Serva 133,69 mlHa 4 Samik 127,80 mlHa 5 Dithet 45 137,07 mlHa 6 Antrakol 156,25 mlHa 7 Indrofol 216,64 mlHa 8 Beleton 155,83 mlHa 9 Drus Ban 132,68 mlHa 10 Alika 125,54 mlHa 11 Score 135,00 mlHa 12 Metindo 120,00 mlHa 13 Kadilak 82,50 ml Ha 14 Cek Point 90,00 mlHa Total 1791,04 mlHa Sumber : Data diolah dari lampiran 6 Adapun harga pestisida yang dibeli petani yaitu Prevaton Rp 60.000-120.000btl, Pegasus Rp 40.000-60.000btl, Serva Rp 20.000btl, Samik Rp 40.000btl, Dithet 45 Rp 80.000-100.000btl, Antrakol Rp 45.000-120.000btl, Indrofol Rp 40.000btl, Beleton Rp 45.000btl, Drus Ban Rp 15.000btl, Alika Rp 65.000btl, Score Rp 40.000btl, Metindo Rp 30.000btl, Kadilak Rp 80.000btl, Cek Point Rp 65.000btl. Petani di Desa Batukarang membeli pestisida di kios pedangan pestisida yang berada Kecamatan Payung dan ada juga petani yang membeli pestisida di Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe. Petani di Desa Batukarang yang membeli pestisida Di Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe di sebabkan karna terbatasnya jenis pestisida yang ada di kios pestisida di Kecamatan Payung. Jarak dari Kecamatan Payung ke Kecamatan Berastagi yaitu 8 Km sedangkan jarak antara Kecamatan Payung ke Kecamatan Kabanjahe 19 Km. Sehingga ketika petani ingin membeli pestisida di Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe jarak masih dapat di terjangkau oleh petani. Maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan petani tembakau akan pupuk masih cukup tersedia. Universitas Sumatera Utara

e. Peralatan