xxii
B. Tanaman Nanas
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 varietas nanas, yaitu Cayene daun halus, tidak berduri, buah besar, Queen
daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut SpanyolSpanish daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata
datar dan Abacaxi daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida. Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayene dan Queen. Dewasa ini ragam varietas nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang Anonim, 2007a.
Tanaman nanas termasuk tanaman monokotil yang bersifat perenial, tingginya antara 90-100 cm, dan diameter kanopi daun 130-150 cm. pada
pangkal batang di bawah tanah tumbuh tunas-tunas samping hingga membentuk rumpun dan dapat berlangsung terus walaupun sudah berbuah.
Batang nanas pendek, 20-25 cm dan bagian bawah lebih kecil 2-2,5 daripada diameter bagian atas 5,5-6,5 cm serta ruas batang pendek. Sebelum berbunga
bahan makanan disimpan dalam batang yang kemudian diangkut ke buah Ashari, 1995.
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan perenial. Susunan tubuh tanaman nanas terdiri dari bagian utama meliputi:
akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas-tunas. Sistem perakaran tanaman nanas sebagian tumbuh di dalam tanah dan sebagian lagi menyebar di
permukaan tanah. Akar-akar melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut. Biji nanas berkeping tunggal.
Bentuk batang tanaman nanas mirip gada, berukuran cukup panjang antara 20-25 cm atau lebih, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas
buku-buku pendek. Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, pinggir daun ada yang berduri dan ada yang
tanpa duri, permukaan daun bagian sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau-tua atau merah-tua bergaris atau coklat kemerah-merahan, sedangkan
permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak- perakan Rukmana, 1996.
xxiii Nanas sangat mudah ditanam dan dapat tumbuh di dataran rendah
maupun tinggi. Akan tetapi, pertumbuhan yang optimum dapat terjadi pada ketinggian antara 100 - 700 mdpl dengan bulan basah banyak. Bila ditanam di
daerah kering, tanahnya harus memiliki sistem pengairan yang baik. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 150 cm. sedangkan suhu udara rata-
rata sekitar 30
o
C. Tanah harus ringan hingga sedang dengan tekstur setengah berat atau liat, porous, dan berhumus banyak. Derajat keasaman yang sesuai
untuk tanaman ini berkisar antara 4,5 - 5,5. Kesuburan tanah tidak menjadi kendala pertumbuhannya, asalkan kebutuhan zat haranya terpenuhi
Anonim, 2007c.
C. Sistem Tumpangsari