Berat Kering Tanaman Analisis Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar Ipomoea batatas L.

xxxiv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar Ipomoea batatas L.

1. Berat Kering Tanaman

Berat kering tanaman mencerminkan akumulasi senyawa organik yang berhasil disintesis tanaman dari senyawa anorganik, terutama air dan karbondioksida. Unsur hara yang telah diserap akar memberi kontribusi terhadap pertambahan berat kering tanaman. Berat kering tanaman merupakan akibat efisiensi penyerapan dan pemanfaatan radiasi matahari yang tersedia sepanjang masa pertanaman oleh tajuk tanaman Kastono, et al., 2005. Hasil sidik ragam Lampiran 2 menunjukkan bahwa varietas nanas dan proporsi ubi jalar tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman ubi jalar pada umur 30 HST, sedangkan pada saat tanaman berumur 60 HST varietas nanas berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman ubi jalar namun tidak terjadi interaksi antar kedua perlakuan pada kedua umur pengamatan. Pada saat tanaman berumur 90 HST, varietas nanas dan proporsi ubi jalar berpengaruh nyata terhadap hasil berat kering tanaman ubi jalar dan terdapat interaksi antara kedua perlakuan. Selama masa pertumbuhannya, tanaman ubi jalar mengalami peningkatan berat kering tanaman. Tabel 1 menunjukkan bahwa purata berat kering tanaman ubi jalar semakin meningkat dari umur tanaman 30 HST hingga umur tanaman 90 HST. Pada umur 60 dan 90 HST, berat kering tanaman nanas pada tumpangsari dengan nanas cayenne lebih tinggi dan berbeda nyata dengan tanaman ubi jalar pada tumpangsari dengan nanas varietas queen sedangkan proporsi tumpangsari yang menghasilkan berat kering terbesar pada proporsi 25 ubi jalar. Purata berat kering tanaman ubi jalar pada perlakuan tumpangsari lebih tinggi daripada perlakuan monokulturnya. xxxv Tabel 1. Pengaruh varietas nanas dan proporsi tumpangsari terhadap berat kering tanaman ubi jalar g Berat Kering Tanaman Ubi Jalar Perlakuan 30 HST 60 HST 90 HST Varietas nanas Cayenne 9.77 a 48.40 a 81.43 a Queen 9.17 a 27.85 b 52.69 b Proporsi tumpangsari 25 ubi jalar 10.63 a 49.60 a 92.15 a 50 ubi jalar 8.29 a 37.71 a 45.64 b 75 ubi jalar 9.48 a 27.07 a 63.38 b Monokultur Ubi jalar 10.19 a 21.97 a 39.99 c Interaksi - - + Keterangan : nilai purata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5 HST : hari setelah tanam, + : ada interaksi, - : tidak ada interaksi Tabel 2. Pengaruh kombinasi varietas nanas dan proporsi tumpangsari terhadap berat kering tanaman ubi jalar umur 90 HST Kombinasi perlakuan 90 HST nanas Cayenne + 25 ubi jalar 122.77 a nanas Cayenne + 50 ubi jalar 52.42 b nanas Cayenne + 75 ubi jalar 69.15 b nanas Queen + 25 ubi jalar 61.60 b nanas Queen + 50 ubi jalar 38.85 b nanas Queen + 75 ubi jalar 57.62 b monokultur ubi jalar 39.99 b Keterangan : nilai purata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5 Tabel 2 menunjukkan pada umur 90 HST tumpangsari nanas cayenne dan 25 ubi jalar menghasilkan berat kering tertinggi dan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan tersebut populasi tanaman ubi jalar tidak terlalu banyak dan kerapatan tanaman tidak terlalu tinggi sehingga tanaman lebih banyak memiliki ruang tumbuh dan dapat meningkatkan luas daun tanaman Gambar 1. Peningkatan luas daun tanaman mendorong tanaman lebih banyak menyerap sinar matahari sehingga tanaman mampu melakukan xxxvi proses fotosintesis secara maksimal yang akhirnya dapat menghasilkan fotosintat lebih tinggi. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Prawiranata et al., 1981 cit Mursito dan Kawiji 2002 menyatakan bahwa berat kering tanaman mencerminkan status nutrisi tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering brangkasan. Kerapatan tanam tinggi membuat semakin kecilnya hasil fotosintesis sebagai akibat berkurangnya penerimaan cahaya matahari, unsur hara dan air, sehingga semakin kecil pula hasil fotosintesis yang ditranslokasikan dan disimpan dalam batang.

2. Luas Daun Tanaman