Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas

maka f-tabel = 3.24 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa F-hitung F-tabel 5.614951 3.24, artinya Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel X1 luas lahan, X2 tenaga kerja dan X3 modal secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap perkembangan jumlah produksi CPO di PT. Socfin Indonesia Medan pada tingkat kepercayaan 95 selama kurun waktu 2008-2012. Ho diterima Ha diterima

3.24 5.61451

Gambar 4.4 Uji F-Statistik

4.8.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel independen diantara satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas di antara variabel independen. Untuk melihat gejala multikolineritas dapat diperoleh melalui ketentuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Standard error tidak terhingga Kenyataan: Pada hasil regresi bahwa standard error masing-masing variabel tidak tergolong tinggi antara lain pada variabel. 2. Tidak ada satu pun nilai t- statistik yang signifikan baik pada α = 10, α = 5, α = 1. Kenyataan: ada dua t- statistik variabel signifikan pada α = 5. 3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori pada model estimasi. Kenyataan: Pada hasil regresi bahwa tanda pada model estimasi tidak mengalami perubahan atau sesuai dengan model estimasi. 4. R 2 yang sangat tinggi Hasil estimasi : 0.512861 Untuk melihat adanya multikolinieritas diantara variabel independen dapat terlihat dari setiap koefisien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan. Dari model analisa : Y = α + β 1 X1+β 2 X 2 +β 3 X 3 +μ …………………1 Hasilnya : Y = -1975291 + 25.71214 X1 + 19.28573 X2 + 2.411338 X3 R 2 = 0.512861 F-stat = 5.61451 Maka dapat dilakukan pengujian diantara masing –masing variabel independen, hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara masing- masing variabel independen. Universitas Sumatera Utara 1. Luas Lahan X 1 = f{ Tenaga KerjaX 2 , Modal X 3 } β 1 X 1 = α+ β 2 X 2 +β 3 X 3 +μ …………………………..2 Dari hasil estimasi di atas maka didapat R 2 = 0.049350 artinya variabel tenaga kerja X 2 dan modal X 3 mampu memberikan penjelasan sebesar 4.93 persen terhadap variabel luas lahan X 1 . Dari hasil R 2 persamaan 2 ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas diantara variabel independen karena R 2 persamaan 2 lebih kecil dari model analisis persamaan 1. 2. Tenaga Kerja X2 = f{Luas LahanX 1 , ModalX 3 } β 2 X 2 = α+ β 1 X 1 + β 3 X 3 +μ …………………………..3 Dari hasil estimasi di atas maka didapat R 2 = 0.074618 artinya variabel luas lahan X 1 dan modal X 3 , mampu memberikan penjelasan sebesar 7.46 persen terhadap variabel tenaga kerja X 2 . Dari hasil R 2 persamaan 3 ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas diantara variabel independen karena R 2 persamaan 3 lebih kecil dari model analisis persamaan 1. 3. Pupuk X 3 = f{Luas Lahan X 1 , Tenaga KerjaX 2 } β 3 X 3 = α+ β 1 X 1 +β 2 X 2 +μ …………………………..4 Dari hasil estimasi di atas maka didapat R 2 = 0.115178 artinya variabel luas lahan X 1 dan tenaga kerja X 2 , mampu memberikan penjelasan sebesar 11.52 persen terhadap variabel modal X 3 . Dari hasil R 2 persamaan 4 ini dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan tidak ada multikolinieritas diantara variabel independen karena R 2 persamaan 4 lebih kecil dari model analisis persamaan 1. 2.Uji Autokorelasi Autokorelasi atau serial korelasi terjadi apabila term of error µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dapat digunakan Durbin-Watson test. Hipotesisnya sebagai berikut: a. Ho : Tidak ada autokorelasi b. Dw dl : Tolak Ho ada autokorelasi positif c. D4-dl : Tolak Ho ada korelasi negatif d. duDW 4-du : Terima Ho tidak ada korelasi e. dl ≤DW≤4-du : Pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive f. 4- du ≤DW≤4-dl : Pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive Dengan pertimbangan hipotesis tersebut, dapat ditentukan model estimasi terhadap gejala autokorelasi sebagai berikut: α = 5 k = 3 n = 20 dl = 1.00 4-dl = 3.00 du = 1.68 4-du = 2.32 Berdasarkan hasil output program e-views, diperoleh D-W hitung sebesar 1.878197 artinya tidak terdapat gejala autokorelasi di dalam model estimasi. Maka posisinya berada pada du DW 4-du 1.68 1.878197 2.32. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model estimasi Ho diterima Universitas Sumatera Utara Inconclusive Autokorelasi Autokorelasi positif Ho diterima negatif no autocorrelation 0 1.00 1.68 2 2.32 3.30 4 Gambar 4.5 Uji D-W terhadap model Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Luas lahan memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi CPO pada PT. Socfin Indonesia Medan, hal ini terlihat pada koefisien X 1 sebesar 25.71214. Hal ini berarti kenaikan luas lahan sebesar 5 akan dapat meningkatkan hasil produksi kelapa sawit sebesar 257 ton, ceteris paribus. 2. Tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi CPO pada PT. Socfin Indonesia Medan dengan koefisien X 2 sebesar 19.28573. Hal ini berarti kenaikan penggunaan tenaga kerja sebesar 5 akan dapat meningkatkan hasil produksi kelapa sawit sebesar 193 ton, ceteris paribus. 3. Modal memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi CPO pada PT. Socfin Indonesia Medan dengan koefisien X 3 sebesar 2.411338. Hal ini berarti kenaikan penggunaan pupuk sebesar 5 akan dapat meningkatkan hasil produksi kelapa sawit sebesar 24 ton, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara