Program Multivariabel Kuadrat Optimasi Berkendala Menggunakan Pengali Lagrange

Gambar 3.4. Kurva peningkatan kendala Jika peningkatan kendala hasilnya di objektif perbaikan sebuah pengurangan nilai maka � , dan kendala tidak mencapai titik optimum. Jika peningkatan kendala hasilnya di peningkatan nilai, maka � dan kendala harus dipenuhi di titik optimum.

3.2.1. Program Multivariabel Kuadrat

Masalah optimasi fungsi kuadrat dengan variabel tunggal dan kendala pertidaksamaan linier tunggal cukup mudah diselesaikan. Pada masalah dengan banyak variabel ≫ dan banyak kendala pertidaksamaan ≫ , menentukan kendala pertidaksamaan yang akan digunakan pada titik optimum dapat menjadi sulit. Metode numerik digunakan dalam penyelesaian permasalahan yang melibatkan pendekatan trial-and-error secara berulang untuk menentukan kendala pertidaksamaan yang aktif. Berikut adalah contoh optimasi berkendala dengan fungsi objektif kuadrat, dengan = dan = . min , + . + + . dengan kendala + + 3.36 − − , Universitas Sumatera Utara Contoh ini juga memiliki fungsi objektif kuadrat dan kendala pertidaksamaan linier dalam variabel. Kontur fungsi tujuan dan dua kendala pertidaksamaan di plot pada gambar 3.5. Daerah layak dari dua kendala pertidaksamaan adalah sebelah kiri dari garis pada gambar dan diberi lambang “ ok” dan “ ok”. Gambar ini menunjukkan bahwa pertidaksamaan , membatasi solusi dan pertidaksamaan , tidak membatasi solusi. Hal ini terlihat pada gambar 3.5 dengan = , tapi untuk masalah yang lebih rumit mungkin tidak langsung selesai dimana kendala pertidaksamaannya aktif. Dengan menggunakan metode pengali Lagrange, pengembangan fungsi objektif menjadi � � , , � , � = + . + + + � + + +� − − 3.37 Berbeda dengan contoh pertama dimana = dan = , kita tidak bisa plot kontur � � , , � , � karena ini akan menjadi plot di ruang dimensi 4. Meskipun demikian, cara pengoptimalannya sama. min � � ⇒ �� � � | ∗ , ∗ ,� ∗ ,� ∗ = ⇒ ∗ + , + ∗ + � ∗ + � ∗ = min � � ⇒ �� � � | ∗ , ∗ ,� ∗ ,� ∗ = ⇒ ∗ + ∗ + � ∗ − � ∗ = max � � � ⇒ �� � �� | ∗ , ∗ ,� ∗ ,� ∗ = ⇒ ∗ + ∗ + = max � � � ⇒ �� � �� | ∗ , ∗ ,� ∗ ,� ∗ = ⇒ ∗ − ∗ − = Jika fungsi objektif adalah fungsi kuadrat dan kendalanya adalah fungsi linier, maka kondisi optimal secara sederhana dibentuk dari persamaan kuadrat, persamaan linier dan pengali Lagrange. Dalam contoh ini kondisi optimal yang dinyatakan dalam empat persamaan linier dengan empat variabel yang tidak diketahui. Secara umum kita mungkin tidak mengetahui mana kendala persamaan yang aktif. Jika hanya ada beberapa kendala persamaan, hal itu tidak terlalu sulit Universitas Sumatera Utara untuk mencoba semua kombinasi dari sejumlah kendala, yaitu dengan menetapkan pengali Lagrange untuk kendala pertidaksamaan lainnya sama dengan nol.  Pertama, tentukan minimum yang tidak dibatasi oleh kendala , ataupun , yang aktif, � ∗ = , � ∗ = , dan [ ] [ ∗ ∗ ] = [− . ] 3.38 [ | − . ] ~ [ | − ] ~ [ | − ] ~ [ − | − ] 3.39 ∗ = ∗ = ∗ = . ∗ − ∗ = − ∗ = − + . ∗ = − . sehingga: [ ∗ ∗ ] = [− .. ] 3.40 Kendala yang tidak dibatasi ditunjukkan pada gambar 3.5 sebagai “”. Subsitusi nilai ∗ dan ∗ ke persamaan kendala. ∗ , ∗ = ∗ + ∗ + = − . + . + = . Universitas Sumatera Utara ∗ , ∗ = ∗ − ∗ − = − . − . − = − . Jadi, kendala yang tidak dibatasi tidak cocok karena kendala − . , . .  Selanjutnya, asumsikan kedua kendala , dan , adalah aktif, nilai optimal untuk ∗ , ∗ , � ∗ , � ∗ dicari, dan keempat persamaan harus diselesaikan bersama-sama. [ − − ] [ ∗ ∗ � ∗ � ∗ ] = [ − . − ] 3.41 [ − − | − . − ] ~ [ − − | | − − ] ~ [ − − | | − − ] 3.42 ∗ = ∗ = − = − . ∗ + ∗ = − ∗ = − − − . ∗ = − + . ∗ = − . Universitas Sumatera Utara ∗ + � ∗ − � ∗ = − . + � ∗ − � ∗ = − . + � ∗ − � ∗ = � ∗ − � ∗ = . ∗ + ∗ + � ∗ + � ∗ = − − . + − . + � ∗ + � ∗ = − − . + � ∗ + � ∗ = − � ∗ + � ∗ = . � ∗ + � ∗ = . � ∗ = . − � ∗ � ∗ − � ∗ = . . − � ∗ − � ∗ = . . − � ∗ − � ∗ = . − � ∗ = . � ∗ = − . � ∗ = . − � ∗ � ∗ = . − − . Universitas Sumatera Utara � ∗ = . sehingga: [ ∗ ∗ � ∗ � ∗ ] = [ − . − . . − . ] 3.43 Minimum kendala ditunjukkan pada gambar 3.5 sebagai “o” di perpotongan antara garis , dan , . Perhatikan bahwa � ∗ menunjukkan bahwa tidak aktif, dimana − . , − . = − . − − . − = Jadi, ketika solusi ini layak baik dan menuju 0 solusinya bisa diperbaiki dengan melepaskan kendala dan bergerak ke garis .  Jadi, diasumsikan hanya kendala yang aktif, tidak aktif, � ∗ = , dan [ ] [ ∗ ∗ � ∗ ] = [ − . − ] 3.44 [ | − . − ] ~ [ | − − ] 3.45 ∗ + ∗ = − ∗ = − − ∗ ∗ + � ∗ = ∗ + � ∗ = � ∗ = − ∗ Universitas Sumatera Utara ∗ + ∗ + � ∗ = − ∗ + ∗ + � ∗ = − ∗ + ∗ + − ∗ = − ∗ − ∗ = − ∗ − ∗ = − ∗ − − − ∗ = − ∗ + + ∗ = − ∗ = − ∗ = − . ∗ + ∗ = − − . + ∗ = − − . + ∗ = − ∗ = . ∗ = . � ∗ = − ∗ � ∗ = − . � ∗ = . Universitas Sumatera Utara sehingga: [ ∗ ∗ � ∗ ] = [ − . . . ] 3.46 Minimum kendala ditunjukkan sebagai “o” pada garis dalam gambar 3.5. Perhatikan bahwa � ∗ yang menunjukkan bahwa kendala ini aktif. Subsitusikan ∗ dan ∗ ke dalam , memberikan nilai, − . , . = ∗ − ∗ − = − . − . − = − . Jadi, kendala minimum ini layak dengan kedua kendala. Ini adalah solusi yang kita cari.  Sebagai pemeriksaan terakhir, diasumsikan hanya kendala yang aktif, tidak aktif, � ∗ = . [ − − ] [ ∗ ∗ � ∗ ] = [ − . ] 3.47 [ − − | − . ] ~ [ − − | − ] 3.48 ∗ − ∗ = ∗ = ∗ − ∗ + ∗ − � ∗ = Universitas Sumatera Utara ∗ + ∗ − − � ∗ = ∗ + ∗ − − � ∗ = ∗ − � ∗ = � ∗ = ∗ − ∗ + ∗ − � ∗ = ∗ + ∗ − + � ∗ = − ∗ + ∗ − + � ∗ = − ∗ + � ∗ = ∗ + ∗ − = ∗ + ∗ − = ∗ = + ∗ = . ∗ = . Universitas Sumatera Utara ∗ − ∗ = . − ∗ = ∗ = . − . ∗ = − . � ∗ = ∗ − � ∗ = . − � ∗ = − . sehingga: [ ∗ ∗ � ∗ ] = [ . − . − . ] 3.49 Kendala minimum ditunjukkan sebagai “o” di garis pada gambar 3.5 Perhatikan bahwa � ∗ , yang menunjukkan bahwa kendala tidak aktif, bertentangan dengan asumsi kita. Selanjutnya, subsitusi ∗ dan ∗ ke dalam ∗ , ∗ memberikan nilai: ∗ , ∗ = ∗ + ∗ + = . + − . + = . Sehingga kendala minimum ini tidak cocok dengan kendala karena . , − . . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5. Kontur fungsi objektif � � , , � , � = + . + + + � + + + � − − . a � = , ; b � � = , + � ∗ , . Perhatikan bahwa kontur � � bergeser sehingga minimum dari � � adalah di titik optimal sepanjang garis -1 -0.5 0.5 1 -1 -0.5 0.5 1 g 1 ok g 2 ok a -1 -0.5 0.5 1 -1 -0.5 0.5 1 g 1 ok g 2 ok b Universitas Sumatera Utara

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Ide dasar dikembangkannya metode pengali Lagrange adalah banyaknya masalah optimasi berkendala yang terjadi dalam kehidupan nyata, dimana batasan atau kendalanya tidak hanya satu fungsi. Selain itu masalah optimasi dapat juga berbentuk fungsi nonlinier dan tidak mudah untuk menentukan titik kritis dari fungsi yang ada. 2. Metode pengali Lagrange dikembangkan berdasarkan pada kenyataan bahwa masalah optimasi dengan kendala, nilai ektremnya terletak pada titik kritis. Metode pengali Lagrange menyediakan suatu metode aljabar yang cukup baik untuk menentukan titik kritis, sehingga masalah ekstrem berkendala dapat diatasi. 3. Fungsi pengali Lagrange bermanfaat dalam mentransformasi persoalan optimasi berkendala menjadi persoalan optimasi tanpa kendala. Kebanyakan persoalan optimasi tanpa kendala dapat diselesaikan setelah persoalan tersebut diubah menjadi persoalan optimasi tanpa kendala. 4. Metode pengali Lagrange mampu menyelesaikan masalah dengan kendala persamaan dan pertidaksamaan. Selain itu metode ini mampu menyelesaikan masalah optimasi dengan fungsi nonlinier. 5. Metode pengali Lagrange dapat digunakan untuk mencari solusi optimum dari masalah optimasi dengan kendala pertidaksamaan. Tetapi dalam penyelesaiannya, metode Lagrange tidak menjamin akan dihasilkan solusi optimum global. Universitas Sumatera Utara