Sebagai Proses Interaksi HUBUNGAN ANTARA KESUKUAN DENGAN KEMENANGAN CALEG

60 melayu, tidak hanya saya. Namun kita buat acara pemberangkatan untuk caleg-caleg dari suku melayu, kita membangun sebuah komunitas untuk membangun kebersamaan ” 48

2. Sebagai Proses Interaksi

Sementara proses tersebut sudah pasti melibatkan kognisi pribadi, pendapat individu tentang isu sosial sebagian besar bergantung pada diskusi publik dalam hal bentuk maupun isu yang dibangun. Kegiatan Hubungan kesukuan dan dan kemenangan calon ditentukan siapa yang akan memenangkan kondisi solidaritas kelompok dimana sangatlah berkaitan satu sama lain. Keduanya tak dapat dipisahkan begitu saja. Solidaritas kelompok merupakan pendapat umum suatu kelompok tertentu atas suatu hal yang penting atau suatu permasalahan. Solidaritas kelompok adalah suatu hal yang baku. Hubungan antara kesukuan dengan kemenangan calon legislatif di kabupaten Langkat di pemilu 2014 terkait dimana menurut Simmels interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sehingga ada lawan dari hubungan satu arah yang terjadi pada sebab akibat. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik dalam bentuk kerjasama, persaingan atau pertikaian. Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang bermacam-macam yang 48 Wawancara dengan bapak Amir Husni Melayu Anggota DPRD dari Partai Keadilan sejahtera PKS kabupaten. Langkat periode 2014-2019, pada tanggal 16 oktober 2015 Pukul 09.00 Wib. Universitas Sumatera Utara 61 menyusun unsur-unsur dari masyarakat, yaitu proses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, bukan manusia dengan benda mati. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai. Saling menyapa, menegur, berjabat tangan, saling berbicara, berbahasa isyarat bahkan hingga berkelahi juga termasuk didalam interaksi sosial. Selama ada aksi dan reaksi antara kedua belah pihak maka, hal tersebut sudah dikatakan interaksi sosial. Saat SESEORANG memukul benda mati, itu tidak termasuk dalam interaksi sosial karena, tidak adanya reaksi balasan dari benda mati tersebut. Interaksi sosial terjadi apabila adanya komunikasi, tukar-menukar tanda atau formasi lisan. Komunikasi mengandaikan terciptanya mediasi dan respons-respons sosial secara terus-menerus, artinya, selalu terjadi substitusi interaksi sosial ke dalam pola-pola perilaku yang relatif lama, ke dalam institusi, yang pada dasarnya mengarah pada stabilitas struktur sosial. Meskipun demikian, kehidupan sosial tidak perlu diartikan sebagai stagnasi, sebab interaksisosial tidak pernah berhenti. Proses interaksi adalah proses pemberian makna, baik secara positif maupun negatif, baik dengan tujuan konstruktif maupun dekstruktif. Interaksi sosial menghasilkan tindakan sosial. Weber mengatakan bahwa tindakan- tindakan yang kurang “rasional” oleh Weber digolongkan kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut”, sebagai “tradisional”. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiolog sebagai data yang “terberi” given, maka Universitas Sumatera Utara 62 sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan tetapi, “irasional” dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai Bentuk interaksi sosial yang pokok. Sosiolog lain menganggap bahwa kerja sama merupakan proses utama. Golongan terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan kepada kerja sama. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Pola interaksi sosial terkait pola interaksi yaitu akomodasi menunjuk pada suatu keadaanpenyesuaian, berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-peorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Pola interaksi menyangkut amalgamasi merupakan proses peleburan kebudayaan, dari suatu kebudayaan tertentu yang menerima dan mengolah unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui posisi siapa kita dan siapa mereka, siapa diri self dan siapa yang lain. Dalam pandangan Simmels, Dalam proses interaksi perkembanganya, identitas sosial banyak memberikan Universitas Sumatera Utara 63 pemahaman tentang pembentukan diri sosial yang positif. Pembentukan diri sosial ini, sosial memiliki peranan yang sangat penting. Konsep diri individu memperoleh eksistensinya jika dia sudah melebur dalam identitas kelompok. Bahkan secara dominan konsep diri dibentuk berdasarkan pada identitas kelompok. identitas ditentukan oleh pengetahuanindividu tentang kategori sosial dan kelompok sosial. 49 49 Hardiman, F. Budi. Demokrasi Deliberatif, 2009, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Hal.70. Masyarakat kabupaten Langkat memberikan pemahamanya pada ide yang universal tentang diri dan sosialnya. Proses interaksi dari aspek eksternal individu yang membentuk identitas diri. Aspek eksternal itu adalah relasi individu dengan struktur sosial yang mengelilinginya. Proses interaksi berbeda dengan identitas diri dan kelompok sosial. Proses interaksi lebih memeberikan pemahaman tentang atribusi diri sebagai kepribadian. Proses interaksi ini dimiliki oleh setiap individu dan tidak dimiliki secara komunal. Berbeda halnya dengan identitas sosial, kepribadian dan identitas dimaknai secara komunal oleh kelompok sosial. Kadangkala kelompok sosialjuga masih membawa identitas dirinya dalam kelompokSedangkan kelompok sosial adalah gabungan dari dua orang atau lebih. Biasanya mereka memiliki pemahaman tentang pandangan hidup, atribut dan definisi yang sama untuk mendefinisikan siapa mereka. Selain itu, kelompok sosial biasanya membentuk karakter yang berbeda dengan kelompok yang lain. Hal ini dilakukan dikarenakan ada keinginan kelompok untuk berbeda dengan kelompok yang lain. Universitas Sumatera Utara 64 Proses interaksi bagian dari konsep diriseseorang yang berasal dari pengetahuanmereka tentang keanggotaan dalam suatukelompok sosial bersamaan dengan signifikansinilai dan emosional dari keanggotaatersebut. Identitas sosialyang dimilikioleh seorang anggota kelompok ataskelompoknya yang dianggap sesuaidengan identitas yang ada pada dirinya.Keberadaannya pada kelom-pok akanmembentuk ikatan emosi antara dirinyadan kelompoknya. 50 “Ini yang terpenting bahwa sesama orang jawa harus saling memiliki keyakinan terhadap orang jawa juga, rasa saling percaya dan saling meyakinkan. Ini sperti seperti rutinitas kita melakukan pertemuan- Peran norma dalamperspektif identitas sosial sebagai dasar untuk sejumlah fenomena komunikatifyang nyata, menjelaskan bagaimananorma kelompok di kabupaten langkat yang direpresentasikansebagai kognitif tergantung pada konteksprototipe yang menangkap sifat khaskelompok ynag kemudian dimamfaatkan dalam kegiatan Pemilihan Umum. Proses yang sama yang mengaturarti-penting psikologis prototipe yangberbeda, dan dengan demikian menghasilkanperilaku kelompok normatif,dapat digunakan untuk memahamipembentukan, persepsi, dan difusi norma,dan juga bagai-mana beberapa anggotakelompok menjelang pe,milihan umu, misal-nya, para Caleg yang juga merupakan tokoh masyarakat memiliki pengaruh yang lebih normatifdaripada caleg lain yang juga bertarung di kabupaten Langkat. Bapak Surialam berpandangan mengenai hubungan kesukuan dan kemenangan calek sebagai pengikat Identitas mengatakan bahwa : 50 Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin dan Leo Suryadinata, , Indonesia’s Population. Series No. 7, Singapore, Institute of Southeast Asian Studies, 2004 Hal.78. Universitas Sumatera Utara 65 pertemuan setiap waktu. Tidak hanya menjelang pemilu saya tetapi terus berkesinambungan dibuat pertemuan sesama orang jawa, saya sebagai ketua Pujakesuma selalu rutin mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat jawa yang ada di langkat membahas hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat Jawa di langkat, Tujuannya adalah untuk Proses interaksijawa itu sendiri.” 51 Selama ini pola-pola yang dilakukan baik masyarakat jawa dan melayu lebih kepada pendekatan melalui perwiritan, Serikat Tolong Menolong dan arisan bulanan. Dalam setiap acara tersebut tidak hanya berbicara mengenai agama dan kebudayaan saja tetapi bagaimana kelompok mereka masuk kedalam kekuasaan juga. Karena dengan masuk kedalam struktur pemerintahan berarti ikut dalam pembangunan kelompok tersebut. Hal ini ditegaskan kembali oleh Bapak Riska Purnawan yang mengatakan: Pola-pola kampanye yang dilakukan Pujakesuma selama ini dengan menggunakan pendekatan dialog. Hal yang dibangun adalah pola kesatuan menurut Emile Durkheim yang menekankan kepada keteraturan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap struktur yang ada, fungsional bagi sistem sosial itu. 51 Wawancara dengan Bapak Surialam Jawa anggota DPRD Kabupaten Langkat dari Partai Golkar dan Ketua Pujakesuma Kabupaten Langkat di Kantor DPRD Kabupaten Langkat, 4 Juli 2015 Pukul 10.34 Wib. Universitas Sumatera Utara 66 “ Tentu saja sangat penting, faktor kesukuan merupakan pengikat dalam identitas sosial di kabupaten Langkat dimana ini akan sebagai pengikat kita sebagai masyarakat yang memiliki suku yang sama. Hal ini disebabkan persamaan kebiasaan, kebudayaan dan sifat yang dimiliki orang jawa memiliki kemiripan. Jadi dalam mendukung satu dengan yang lain dibutuhkan keterikatan. Di acara pujakesuma misalnya arisan kita juga ngomongin politik bagaimana kita berkontribusi dalam pemerintahan ya solusinya jadi caleglah” 52 Alasan memilih calon legislatif masyarakat kabupaten Langkat disebabkan adanya rasa percaya, aman tentang pola perilaku, dan diyakini jika terpili menjadi anggota DPRD maka akan bisa memperjuangkan kepentingan mereka. Kepercayaan menjadi faktor utama dalam pengikat identitas sosial tersebut dan ini Proses interaksi di kabupaten langkat ini merupakankekuatan yang benar- benarintegratif untuk disiplin komunikasi. Kesukuan Calon Legislatif mempengaruhi arti-penting relatif dariidentitas pribadi atau sosial dankarenanya pilihan standar untuk mengontrolperilaku kemudian akan dilanjutkan penentuan pilihan pada saat Pemilu berlangsung.Ikatan identitas sosial akan menguat sejalan dengan komitmen kelompok tertentu, di satu sisi,dan fitur dari konteks sosial, di sisi lain,merupakan penentu penting dari masalah identitas suku. Mengembangkantaksonomi situasi untuk mencerminkankeprihatinan yang berbeda dan motifyang ikut bermain sebagai akibat dariancaman terhadap identitas pribadi dankelompok dan tingkat komitmen terhadapkelompok. 52 Wawancara dengan Riska Purnawan Jawa, ST Anggota DPRD dari partai hanura Kab. Langkat periode 2014-2019 di Kantor DPRD Kabupaten Langkat, 3 Juli 2015 11.03 Wib. Universitas Sumatera Utara 67 tidak lepas dari pengaruh budaya, tanpa adanya kepercayaan yang di anut maka tidak akan terbentuk suatu identitas budaya yang melekat dan akan memilih calon yang memili suku yang sama dengan calon. Kemudian Perasaan aman atau positif bagi masyarakat menjadi faktorterbentuknya ikatan yang kuat tentang identitas sosial, karena tanpa adanya rasa aman dari pelaku kegiatan budaya maka tidak akan dilakukan secara terus menerus sesuatu yang dianggapnya negatif dan tidak aman. Pola perilaku masyarakat Langkat tersebut mencerminkan identitas budaya yang dianut. Terdapat hubungan yang tegas antara kesukuan dan kemenangan Caleg dimanan antara hubungan peran sebagai sebuah identitas dengan struktur kebudayaan dan struktur sosial. Karena itu, kita harus jeli membedakan antara peran yang diharapkan sebagai bagian dari struktur budaya suatu masyarakat dengan tampilan peran yang merupakan bagian dari struktur sosial suatu masyarakat kabupaten Langkat. Yang dimaksud dengan struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sednagkan struktur sosial adalah pola- pola perilaku sosial. Proses interaksi ini merupakan cara mendekatkan jati diri yang dimiliki seseorang yang ia peroleh sejak lahir hingga melalui proses interaksi yang dilakukannya setiap hari dalam kehidupannya dan kemudian membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan tentang orang tersebut. Kaitannya dengan pemilihan, sudut pandang kesukuan lebih ditentukan seberapa besar intensitas kebersamaan di antara mereka atau dikaitkan dengan jarak yang lebih dekat secara Universitas Sumatera Utara 68 kesukuan yang mana sejumlah calon yang bertarung di kabupaten langkat, terdapat beberapa orang yang memiliki suku yang sama. 53 “Masyarakat suku Melayu Langkat ini hampir seluruhnya memeluk agama Islam, yang telah berkembang di kalangan orang Melayu Langkat sejak beberapa abad yang lalu. Agama Islam begitu kuat tumbuh dalam masyarakat Melayu Langkat, terlihat dari segala bentuk tradisi adat-istiadat dan budaya suku Melayu Langkat banyak dipengaruhi unsur budaya. Jadi ini yang harus dipertimbangkan jika ingin maju dalam pemilihan dilangkat dan memperoleh dukungan dari masyarakat melayu, melayu itu identik dengan islam juga” Hal ini kembali ditegaskan oleh Bapak Ir. Munhasyar. Spd yang mengatakan : 54 Pemilih yang berlatar berlakang suku yang sama akan mencari sesuatu atau kesamaan yang lebih dekati. Siapa sosok calon yang benar-benar terasa dekat, baik hubungan darahnya, tempat tinggalnya, pernah ngasih apa dan sebagainya. Mencocokkan diri dari hal general kepada hal yang lebih spesifik, dan minus dalam mencocokkan dalam hal kompetensi, kapabilitas serta integritas. Jadi identitas sosial sangat menentukan dalam pemenangan calon di kabupaten Langkat, hal ini menenkankan bahwa berasal dari suku yang sama akan menguatkan pilihan dalam pemilihan umum di Langkat. Isu kesukuan di kabupaten langkat merupakan Isu yang menjamin eksistensi suatu suku dimanapun dan kapanpun. Penilaian dan pemilihan calon hanya semata-mata 53 Ibid., Hardiman, Hal.90. 54 Wawancara dengan Ir. Munhasyar. Spd Melayu Anggota DPRD dari partai Golkar Kab. Langkat periode 2014-2019 di kantor DPRD Kabupaten Langkat 4 Juli 2015, Pukul 13.23 Wib. Universitas Sumatera Utara 69 berdasarkan kesamaan dari sudut pandang suku saja, sementara kriteria dan sudut pandang lain diabaikan begitu saja. Masyarkat jawa menggunakan semua simbol- simbol jawa sejalan dengan pendapat weber yang mengatakan pencarian “tujuan- tujuan absolut”, sebagai “tradisional” ini sebagai pengikat identitas. Salah satu tantangan yang dihadapi para Calon Legislatif adalah persaingan mengenai politik uang yang beredar di msyarakat menjelang Pemilihan umum. Hubungan kesukuan dan kemenangan calon erat hubungannya dengan pola interaksi. Dimana tantangan dalam berinteraksi adalah kondisi materialis yang mendominasi setiap pemikiran menjelang pemilihan dimana menurut Bapak Surya Darma Ginting menjelaskan : “Memang benar bahwa tantangan setiap Caleg pada pemilihan legislatif tahun 2014 menyangkut maslaah persaingan besaran uang juga. Banyak isu yang beredar dimasyarakat menjelah hari pemilihan. Misalnya si A ngasi sekian, si B ngasi sekian atau si C ngasi Sekalian. Namun, disinilah uniknya kesukuan ini. Kita berinteraksi bukan sekedar ngasi berapa, tapi lebih kepada bagaimana komunikasi yang kita lakukan dengan konstituen. Realnya itu kita kasih dana menjelang kegiatan itu saja” 55 Kondisi ini tentunya berbanding lurus dengan apa yang dikatakan oleh Simmel dalam teori etnisitasnya yang menjelaskan bahwa sociation merupakan suatu bentuk di mana individu tumbuh bersama hingga membentuk kesatuan dan kepentingan individu-individu di dalamnya dapat terealisasi. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana sosiasi merupakan proses di mana suatu masyarakat atau 55 Wawancara dengan Surya Darma Ginting Karo, ST Anggota DPRD dari partai Gerindra Kab. Langkat periode 2014-2019, pada tanggal 6 Juli 2015 Pukul 10.00 Wib. Universitas Sumatera Utara 70 kelompok etnis terjadi, yang meliputi interaksi timbal balik. Artinya politik uang money politic merupakan bentuk kepentingan pribadi. Namun, pola interaksi yang telah dibangun berdasarkan kelompok akan membangun kesadaran bersama. Disinilah titik temunya agar menang dalam Pemilihan Legislatif di kabupaten Langkat bahwa pola interaksi yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan rakyat akan membuat rakyat akan memberi pilihan yang lebih realistis mengenai apa yang akan dipilih.

3. Sebagai Mobilisasi Politik