79
Putaran Mesin
RPM Kadar Oksigen
Pertamax 10 gr dan alat
katalitik konvereter
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
14,52 12,80
10,29 6,39
5,35 14,32
12,29 13,97
6,29 5,79
14,47 12,50
10,56 6,52
4,92 14,54
13,74 9,10
6,23 5,49
Gambar 4.13 Grafik Oksigen O2
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk nilai tertinggi kadar sisa oksigen O2 dalam gas buang adalah pada bahan bakar K 2 gr pada putaran
mesin 2000 rpm. Sedangkan untuk nilai kadar sisa oksigen O2 dalam gas buang terendah terdapat pada bahan bakar K 1,5 pada putaran mesin 6000 rpm.
4.4 Hasil Pengujian
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus empiris maka didapat rata- rata hasil pengujian dari masing-masing bahan bakar, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
80 1.
Nilai Kalor Bahan Bakar Hasil pengujian rata-rata dari nilai kalor bahan bakar dari pengujian bom
kalorimeter dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Hasil Pengujian rata-rata nilai kalor bahan bakar
Bahan Bakar HHV Kkalkg
LHV Kkalkg Pertamax 10 gr
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
10525,95 11775,76
12083,40 12533,56
7284,04 8535,76
8843,28 9345,76
2. Performansi
Hasil pengujian rata-rata unjuk kerja motor bakar dari setiap putaran mesin 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm dari pengujian
performansi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Hasil pengujian rata-rata unjuk kerja motor bakar
Data Pengujian Bahan Bakar
Pertamax 10 gr
katalitik konverter
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
τ Nm 2,30
2,48 2,58
2,52
Pb Watt 1096,04
1172,05 1211,61
1156,39
Sfc grkWh 325,04
270,55 233,83
269,26 AFR
14,73 15,12
14,98 14,12
η
th,b
46,23 44,00
48,78 44,28
Universitas Sumatera Utara
81 3.
Emisi Gas Buang Hasil pengujian rata-rata emisi gas buang motor bakar dari setiap putaran
mesin 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Hasil pengujian rata-rata emisi gas buang
Data Pengujian
Bahan Bakar
Pertamax 10 gr dan
katalitik konverter
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
Kadar CO
3,59 2,73
3,16 3,26
Kadar CO
2
5,04 4,04
5,02 4,80
Kadar HC 395,60
723,60 595,60
744,60
Kadar O
2
9,87 10,53
9,79 9,82
4.5 Perbandingan Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian rata-rata yang didapat, maka dapat dicari
perbandingan pertamax dan alat katalitik konverter dengan campuran zat aditif,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
perbandingan = x 100
Dimana : -
Nilai yang dibanding : Nilai hasil dari pengujian bahan bakar campuran K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr
- Nilai pembanding : Nilai dari hasil pengujian bahan bakar pertamax dan
katalitik konverter
Universitas Sumatera Utara
82 Jika perbandingan 0 bernilai minus, maka hasil pengujian bahan
bakar campuran K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr lebih rendah dari hasil pengujian bahan bakar pertamax. Jika perbandingan 0 bernilai plus, maka hasil pengujian
bahan bakar campuran lebih tinggi dari hasil pengujian bahan bakar pertamax. Berikut ini dapat dilihat perbandingan penggunaan bahan bakar pertamax dan
katalitik konverter dengan bahan bakar campuran pertamax dan katalitik konverter-zat aditif K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr pada tabel 4.14 dan 4.15berikut.
1. Nilai kalor bahan bakar
Perbandingan nilai kalor bahan bakar pertamax dengan bahan bakar campuran pertamax dengan kapur barus dengan menggunakan alat katalitik
konverter dapat di lihat pada tabel 4.17 berikut :
Tabel 4.17 Perbandingan nilai kalor bahan bakar
Nilai Kalor Bahan Bakar
Bahan Bakar
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
HHV
Lebih rendah 11,87
Lebih tinggi 14,79
Lebih tinggi 19,70
LHV
Lebih rendah 17,18
Lebih tinggi 21,40
Lebih tinggi 28,30
2. Performansi Motor Bakar
Perbandingan performansi mesin dengan bahan bakar pertamax dan katalitik konverter dan bahan bakar campuran pertamax dan katalitik konverter
kapur barus dapat di lihat pada tabel 4.18 berikut :
Tabel 4.18 Perbandingan performansi bahan bakar
Performansi Bahan Bakar
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
Torsi
Lebih tinggi 7,82
Lebih tinggi 12,17
Lebih tinggi 9,56
Daya
Lenih tinggi 6,93
Lebih tinggi 10,54
Lebih tinggi 5,50
Universitas Sumatera Utara
83
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Lebih rendah 16,76
Lebih rendah 28,06
Lebih rendah 17,16
Rasio udara- Bahan Bakar
Lebih tinggi 2,64
Lebih tinggi 1,69
Lebih rendah 4,14
Efisiensi Termal
Lebih rendah 4,82
Lebih tinggi 5,51
Lebih rendah 4,36
3. Emisi Gas Buang
Perbandingan emisi gas buang mesin dengan bahan bakar pertamax dan katalitik konverter dengan bahan bakar campuran pertamax kapur barus dan
katalitik konverter dapat di lihat pada tabel 4.19 berikut :
Tabel 4.19 Perbandingan emisi gas buang bahan bakar
Emisi Gas Buang Bahan Bakar
K 1 gr K 1,5 gr
K 2 gr
Kadar CO Lebih rendah
23,95 Lebih rendah
11,97 Lebih rendah
9,19
Kadar CO
2
Lebih rendah 25,18
Lebih rendah 7,03
Lebih rendah 11,00
Kadar sisa HC
Lebih tinggi 82,91
Lebih tinggi 50,42
Lebih tinggi 88,22
Kadar sisa O
2
Lebih tinggi 6,68
Lebih rendah 0,81
Lebih rendah 0,50
Universitas Sumatera Utara
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dapat di simpulkan dari uji ekperimental dapat di peroleh yaitu: 1.
Dengan menggunakan bahan bakar campuran pertamax-kapur barus dapat meningkatkan nilai kalor bahan bakar. Campuran bahan bakar pertamax dan
kapur barus K 1 gr meningkat 11,87, campuran bahan bakar pertamax dan kapur barus K 2 gr meningkat 14,79 dan campuran bahan bakar pertamax
dan kapur barus juga meningkat 19,70. 2.
Dengan menggunakan bahan bakar campuran pertamax-kapur barus dan penambahan alat katalitik konverter dapat meningkatkan performansi mesin
yang lebih baik dari pada bahan bakar pertamax dan kapur barus. Torsi meningkat 12,17, daya meningkat 10,54, konsumsi bahan bakar spesifik
SFC menurun 16,76, rasio udara-bahan bakar AFR meningkat 4,14 dan efisiensi termal meningkat 5,51.
3. Dengan Penambahan alat katalitik konverter pada knalpot, dapat menurunkan
kadar karbon monoksida CO dan kadar karbon dioksida CO2. Kadar sisa Hidro carbon meningkat dan kadar oksigen O2 menurun.
5.2 Saran
1. Memakai alat ukur yang telah dikalibrasi untuk memperoleh hasil
pengujian yang lebih akurat. 2.
Menggunakan variasi putaran yang lebih bervariasi seperti 2000, 2500, 3000, 3500 dan seterusnya.
3. Menggunakan zat aditif lain yang lebih aman serta mempunyai
kemampuan menambah nilai oktan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara