Rasio Udara-Bahan Bakar AFR Efisiensi Termal

72 hingga 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mengalami penurunan nilai Sfc hingga putaran mesin 6000 rpm seiring meningkatnya putaran mesin.

4.2.4 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

Rasio udara-bahan bakar AFR dari penggunaan bahan bakar pertamax dengan menggunakan alat katalitik konverter, K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr dengan variasi putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.11 dan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.8. Tabel 4.8 Data hasil rasio udara-bahan bakar AFR Data Pengujian Bahan Bakar Putaran Mesin RPM 2000 3000 4000 5000 6000 AFR Pertamax 10 gr dan Katalitik Konvertar 13,79 15,35 14,88 14,58 15,05 K 1 gr 14,29 15,25 15,58 15,35 15,22 K 1,5 gr 14,10 15,23 15,42 15,26 14,9 K 2 gr 13,65 14,68 14,5 14,38 13,43 Gambar 4.8 Ratio perbandingan udara bahan bakar Air Fuel Ratio Universitas Sumatera Utara 73 Dari hasil pengujian emisi gas buang dengan menggunakan alat uji emisi gas buang gas analyzer , besarnya nilai air fuel ratio AFR pada Gambar 4.8 di ketahui : 1. AFR tertinggi terjadi pada bahan bakar K 1 gr dengan putaran mesin 4000 rpm yaitu sebesar 15,58 2. AFR terendah terjadi pada bahan bakar K 2 gr dengan putaran mesin 6000 rpm yaitu sebesar 13,43 Pada Gambar 4.8 perbandingan AFR terhadap putaran mesin menunjukkan bahwa AFR berbanding terbalik terhadap peningkatan putaran mesin pada penelitian ini. Semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin rendah AFR yang di hasilkan dan juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi nya putaran mesin maka massa udara yang masuk kedalam ruang bakar akan lebih sedikit karna langkah untuk menghisap udara masuk kedalam ruang bakar akan semakin kecil. Sehingga perbandingan udara dengan bahan bakar akan menjadi lebih kecil.

4.2.5 Efisiensi Termal

Efisiensi termal dengan menggunakan bahan bakar pertamax dengan menggunkan alat kaalitik konverter, K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.18 dan dapat dilihat pada tabel 4.9 dan gambar 4.9. Tabel 4.9 Data hasil perhitungan efisiensi termal Putaran Mesin rpm η th,b Pertamax 10 gr dan Katalitik Konverter K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 2000 3000 4000 5000 6000 27,51 35,64 44,94 55,78 67,28 20,16 37,00 38,79 57,87 66,19 22,18 44,19 43,27 65,31 68,98 22,57 38,62 41,22 54,17 64,82 Universitas Sumatera Utara 74 Berdasarkan tabel 4.9, nilai efisiensi termal tertinggi terdapat pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr yaitu sebesar 68,98 saat putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax dan katalitik konvereter mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 67,28 pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 64,82 pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 66,19 pada putaran mesin 6000 rpm. Nilai efisiensi termal terendah terdapat pada penggunaan bahan bakar pertamax dengan alat kataitik konverter yaitu sebesar 27,51 . Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 20,16 . Pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 22,18 . Pada penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 22,57 . Nilai minimum efisiensi termal masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm Gambar 4.9 Grafik Efisiensi Termal Berdasarkan gambar 4.9 dengan penggunanaan bahan bakar K 1 dan K 2 gr nilai efisiensi termal semakin tinggi seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Penggunaan bahan bakar pertamax dengan menggunakan alat katalitik konverter nilai efisiensi termal meningkat hingga putaran mesin 6000 rpm. Universitas Sumatera Utara 75 Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr nilai efisiensi termal meningkat pada putaran 5000 rpm dan putaran mesin 6000 rpm 4.3Pengujian Emisi Gas Buang

4.3.1 Kadar Carbon Monoksida CO dalam gas buang

Dokumen yang terkait

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

4 45 107

Kajian Studi Perbandingan Performansi Mesin Otto Empat Langkah Dengan Bahan Bakar Pertamax 92 dan Variasi Bahan Bakar Campuran Pertamax 92-Kapur Barus

2 41 78

Kajian Studi Perbandingan Performansi Mesin Otto Empat Langkah Dengan Bahan Bakar Pertamax 92 dan Variasi Bahan Bakar Campuran Pertamax 92-Kapur Barus

0 0 13

Kajian Studi Perbandingan Performansi Mesin Otto Empat Langkah Dengan Bahan Bakar Pertamax 92 dan Variasi Bahan Bakar Campuran Pertamax 92-Kapur Barus

0 0 2

Kajian Studi Perbandingan Performansi Mesin Otto Empat Langkah Dengan Bahan Bakar Pertamax 92 dan Variasi Bahan Bakar Campuran Pertamax 92-Kapur Barus

0 0 4

Kajian Study Perbandingan Performansi Mesin Otto Satu Silinder Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertamax dan Campuran Pertamax-Serbuk Kapur Barus

0 0 13

Kajian Study Perbandingan Performansi Mesin Otto Satu Silinder Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertamax dan Campuran Pertamax-Serbuk Kapur Barus

0 0 2

Kajian Study Perbandingan Performansi Mesin Otto Satu Silinder Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertamax dan Campuran Pertamax-Serbuk Kapur Barus

0 0 5

Kajian Study Perbandingan Performansi Mesin Otto Satu Silinder Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertamax dan Campuran Pertamax-Serbuk Kapur Barus

0 0 26

Kajian Study Perbandingan Performansi Mesin Otto Satu Silinder Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertamax dan Campuran Pertamax-Serbuk Kapur Barus

0 0 1