F. Pembahasan
1. Keadilan distributif kompensasi tidak berpengaruh
positif signifikan secara langsung terhadap kinerja pegawai.
Hipotesis awal H1 yang diajukan adalah adanya pengaruh positif signifikan dari keadilan distributif
kompensasi terhadap kinerja pegawai. Namun hasil penelitian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa
keadilan distributif kompensasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai STMM Yogyakarta
sehingga hipotesis awal tidak didukung. Hal ini dapat diartikan persepsi pegawai yang cukup terhadap keadilan
distributif kompensasi belum mampu mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja. Hal ini dapat disebabkan oleh
tingginya tingkat kemandirian dari para pegawai STMM Yogyakarta dalam melaksanakan tugas. meskipun tidak
dalam pengawasan dari pimpinan, pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari analisis variabel deskriptif yang
menunjukkan tingginya kemandirian pegawai tanpa pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan
Faktor kedua adalah adanya undang-undang nomor 46 tahun 2011 yang mengatur tentang penilaian kinerja
pegawai instansi pemerintahan dan mengatur tentang SKP sasaran target kerja pegawai. Sehingga tinggi rendahnya
persepsi keadilan kompensasi pada pegawai STMM Yogyakarta tidak akan mempengaruhi kinerja pegawai
secara langsung. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gilliland dan Cropanzano 2007 juga menyatakan adanya pengaruh yang kuat antara keadilan
distributif terhadap kinerja karyawan. namun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan antara keadilan distributif kompensasi terhadap kinerja pegawai STMM Yogyakarta. Dan penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmojo 2016 yang menyatakan keadilan distributif kompensasi
tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kinerja.
2. Keadilan prosedural kompensasi tidak berpengaruh