penduduk India ke Pulau Sumatera banyak mempengaruhi kebudayaan setempat, seperti adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian Takari, 2013.
Dilihat dari sisi sejarah, etnik Tamil khususnya telah melakukan kontak budaya dengan penduduk di Sumatera Utara. Disamping dari awalnya melarikan diri
akibat ekspansi Raja Iskandar Zulkarnain, kemudian berganti tujuan menjadi berdagang, penyebaran agam serta budaya. Dalam segi antropologi, proses berikut
disebut dengan akulturasi Takari, 2013.
2.2.3 Etnis Batak
Batak merupakan salah satu suku yang berasal dari Pulau Sumatera, selain Aceh dan Minangkabau. Suku bangsa Batak mendiami wilayah Sumatera bagian Utara,
terdiri dari beberapa bagian kecil, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Marga
merupakan karakteristik dari budaya Batak yang bersifat patrilineal. Patrilineal ialah mengikuti garis keturunan dari pihak laki-laki. Marga orang Batak akan
terlihat dari nama yang digunakannya, seperti Abdul Haris Nasution yang berarti bermarga Nasution. Bahasa sehari-hari yang digunakkan suku Batak adalah
bahasa Batak dengan logat yang berbeda-beda, seperti logat Karo, Simalungun, Pakpak, dan Toba Ruhimat et al, 2006.
2.3 Hubungan antara etnis dengan indeks sefalik
Penelitian dengan judul The Study of Cephalic Index in Harvanyi population, yang diteliti oleh Mahesh Kumar dan Patnaik V.V. Gopichand pada tahun 2013,
menyatakan bahwa penduduk Harvanyi menunjukkan dominansi pada bentuk Doliocephalic pada laki-laki maupun perempuan, 85 laki-laki dan 69,34
perempuan. Dengan rata-rata indeks sefalik pada laki-laki yaitu 66,72 dan pada perempuan yaitu 72,25.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Golalipur, dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran pada tahun
2006, ialah bahwa rata-rata dan standard deviasi pada indeks sefalik adalah 85±4.5 dan 82.8±3.6 masing-masing untuk kelompok Fars dan kelompok
Turkman. Bentuk dominan pada kelompok Fars adalah hyperbrachycephalic 53.6 dan doliocephalic 15, dan pada kelompok Turkman adalah
bracycephalic 58.1 dan doliocephalic 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peran pada faktor etnis terhadap dimensi kepala.
Terdapat juga penelitian tentang indeks sefalik pada pelajar India, yaitu dengan judul penelitian Study of Cephalic Index in Indian Students yang diteliti oleh
Valshali Kiran Yagain et al pada tahun 2012. Hasil penelitian tersebut didapat rata-rata indeks sefalik pada laki-laki adalah 77.92 dengan bentuk kepala
Mesocephalic, sedangkan rata-rata indeks sefalik pada perempuan adalah 80.85 dengan bentuk kepala Bracycephalic. Perbandingan di antara keduanya secara
statistik adalah signifikan. Kemudian, penelitian sebelumnya yang juga membandingkan antara kedua etnis
telah dilakukan pada tahun 2011 di Medan oleh Sarah H.N.G dengan judul penelitian yaitu Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-
siswi kelas X dan kelas XI SMA Swasta Santo Tomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011. Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik pada
laki-laki Batak bernilai 67.6, perempuan Batak bernilai 68.6, dan untuk nilai rata- rata total indeks sefalik etnis Batak adalah 67.9. Sedangkan nilai rata-rata indeks
sefalik laki-laki Cina adalah 85.9, perempuan Cina 85.1, dan untuk nilai rata-rata total indeks sefalik etnis Cina adalah 85.5. Dari hasil uji t-independen didapatkan
P0.5 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis Batak dan Cina.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi indeks sefalik, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak teliti
Geografis
Indeks Sefalik
Ras
Etnis India dan Batak
Jenis Kelamin
Umur
Universitas Sumatera Utara