Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India Dan Batak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011
PERBANDINGAN INDEKS SEFALIK ANTARA ETNIS INDIA DAN BATAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011
DEVINQA ADHIMAH AMANDA 110100155
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
PERBANDINGAN INDEKS SEFALIK ANTARA ETNIS INDIA DAN BATAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
DEVINQA ADHIMAH AMANDA 110100155
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(3)
LEMBAR PENGESAHAN MAHASISWA T.A 2013/2014 Nama : Devinqa Adhimah Amanda
NIM : 110100155
Judul : Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
Pembimbing, Penguji I
dr. Sufitni, M.kes, Sp.PA
NIO. 19720404 200112 2 001 NIP. 19700109 199702 2 001 dr. Tetty Aman Nst, M.Med.Sc
Penguji II
NIP. 19791224 200812 2 001
dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked(PD), Sp.PD
Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIP : 19540220 198011 1 1001
(4)
ABSTRAK
Tidak selalu kasus dalam penyelidikan pada korban yang telah meninggal dalam keadaan yang utuh. Dimana dokter diharapkan memberi kejelasan dalam perkiraan saat kematian, jenis kelamin, tinggi badan dan salah satunya ialah etnis. Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala, yang diharapkan dapat membantu dalam menentukan ras, jenis kelamin serta etnis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan indeks sefalik pada dua etnis yang berbeda. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Kemudian data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik etnis India adalah 81,73 dan rata-rata indeks sefalik etnis Batak adalah 84,15. Karena data tidak bedistribusi normal maka digunakan uji non parametrik, didapatkan hasil p 0,00 (<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada etnis yang berbeda serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
(5)
ABSTRACT
The case in the investigation of the victim who has died not at all times in a complete body structure. Where doctors are expected to give explanation about time of death, gender, body lenght and so does ethnic. Cephalic Index is a comparison between maximum head breadth and maximum head length, hopely can help in determining race, gender and ethnic.
This research’s purpose is to know the comparison of cephalic index with two different ethnics. In this research, ethnics that will be investigated are Indian and Bataknese, on medical student in University of North Sumatera class 2011. Kind of this research is observational analytic with cross sectional as a design study. Then, datas will be analyzed with t-test independent.
The result is, the mean of cephalic index of Indian ethnic is 81,73 and Bataknese ethnic is 84,15. Because the datas are not normally distributed so it used non parametric test, the result is p 0,00 (<0,05) it showed that there are surely have differences of cephalic index between Indian ethnic and Bataknese ethnic. It is needed for the next research about the value of cephalic index with different ethnics and another factors that affecting.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dimana sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk melihat perbandingan indeks sefalik antara dua etnis yang berbeda. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selau rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3. Ibu dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dalam proses bimbingan serta arahan dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik 4. Ibu dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked, Sp.PD selaku dosen penguji I saya yang
telah memberikan saran dan nasihat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini 5. Ibu Prof. dr. Yasmeiny Yazir dan ibu dr. Tetty Aman Nasution, M.Med, MC
selaku dosen penguji II saya yang telah memberikan saran dan nasihat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
7. Kedua orang tua yang saya sayangi Ir. Darwin, SE dan Siti Amaniah yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan karya tulis ilmiah ini
(7)
8. Kakak-kakak saya Marry Virwina Astechia, SE, Alieviya Arwinda Chaniago, SE dan dr. Frida Rosvienda Astaris yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini
9. Teman-teman saya yang sangat membantu dalam bentuk dukungan dan tenaga dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini Camelia Septina, Cennikon Pakpahan, Dahliana Jessica, Golda Asina, Edwina Kartika, Hilferia Simbolon, Mona Claudya, Nancy Siahaan, Natalia Rasta, Nola Soendang, Pretty Laura, Ruth Anastasia, Surres Raj, Sonya Oksilia dan Tirza Yeslika. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Medan, Desember 2014 Penulis,
Devinqa Adhimah Amanda 110100155
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Indeks Sefalik ... 4
2.1.1 Pendahuluan... 4
2.1.2 Pengukuran Indeks Sefalik ... 5
2.1.3 Klasifikasi ... 7
(9)
2.2 Etnis ... 10
2.2.1 Pendahuluan... 10
2.2.2 Etnis India ... 11
2.2.3 Etnis Batak ... 12
2.3 Hubungan antara etnis dengan indeks sefalik ... 12
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 14
3.2 Definisi Operasional ... 15
3.2.1 Etnis ... 15
3.2.2 Etnis Batak ... 15
3.2.3 Etnis India ... 15
3.2.4 Indeks Sefalik ... 15
3.3 Hipotesis ... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16
4.1 Jenis Penelitian ... 16
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 17
4.5 Metode Analisis Data ... 18
4.6 Etika Penelitian ... 19
(10)
5.1 Hasil Penelitian ... 20
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 20
5.1.2 Karakteristik Responden... 21
5.1.3 Hasil Analisa Statistik ... 22
5.2 Pembahasan ... 23
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
6.1 Kesimpulan ... 26
6.2 Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Tengkorak lateral view... 5 Gambar 2.2 Tengkorak anterior view... 6 Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 14
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi menurut Martin dan Seller... 7
Tabel 2.2 Klasifikasi menurut Williams et al... 7
Tabel 5.1 Karakteristik Responden... 21
Tabel 5.2 Nilai Rata-rata Indeks Sefalik... 22
Tabel 5.3 Klasifikasi Bentuk Indeks Sefalik Berdasarkan Etnis... 22
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Riwayat Hidup Peneliti Surat Izin Penelitian Ethical Clearance
Lembar Penjelasan Penelitian Surat Persetujuan Responden Formulir
Anggaran Biaya Penelitian Data Subjek Penelitian
(14)
ABSTRAK
Tidak selalu kasus dalam penyelidikan pada korban yang telah meninggal dalam keadaan yang utuh. Dimana dokter diharapkan memberi kejelasan dalam perkiraan saat kematian, jenis kelamin, tinggi badan dan salah satunya ialah etnis. Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala, yang diharapkan dapat membantu dalam menentukan ras, jenis kelamin serta etnis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan indeks sefalik pada dua etnis yang berbeda. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Kemudian data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik etnis India adalah 81,73 dan rata-rata indeks sefalik etnis Batak adalah 84,15. Karena data tidak bedistribusi normal maka digunakan uji non parametrik, didapatkan hasil p 0,00 (<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada etnis yang berbeda serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
(15)
ABSTRACT
The case in the investigation of the victim who has died not at all times in a complete body structure. Where doctors are expected to give explanation about time of death, gender, body lenght and so does ethnic. Cephalic Index is a comparison between maximum head breadth and maximum head length, hopely can help in determining race, gender and ethnic.
This research’s purpose is to know the comparison of cephalic index with two different ethnics. In this research, ethnics that will be investigated are Indian and Bataknese, on medical student in University of North Sumatera class 2011. Kind of this research is observational analytic with cross sectional as a design study. Then, datas will be analyzed with t-test independent.
The result is, the mean of cephalic index of Indian ethnic is 81,73 and Bataknese ethnic is 84,15. Because the datas are not normally distributed so it used non parametric test, the result is p 0,00 (<0,05) it showed that there are surely have differences of cephalic index between Indian ethnic and Bataknese ethnic. It is needed for the next research about the value of cephalic index with different ethnics and another factors that affecting.
(16)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Identifikasi korban yang telah meninggal menurut Kementrian Kesehatan RI dewasa ini merupakan suatu Hak Asasi Manusia (HAM). Maka, sejak tahun 1999 Kementerian Kesehatan bersama dengan Kepolisian RI melakukan kerjasama dalam penanganan korban yang telah meninggal. Penanganan korban yang telah meninggal ini menerapkan ilmu kedokteran forensik. Ilmu kedokteran forensik merupakan bidang ilmu yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia, berguna dalam membantu proses penyelidikan (Idries dan Tjiptomartono, 2011). Ada saatnya dimana barang bukti pada kasus-kasus dalam penyelidikan tidak dalam bentuk tubuh yang lengkap, seperti sepotong tulang atau bahkan pecahan-pecahan tulang saja (Idries dan Tjiptomartono, 2011). Dalam kasus-kasus demikian, maka dengan bantuan bidang ilmu antropometri forensik, dokter diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada penyelidik di dalam hal: perkiraan saat kematian, jenis kelamin, ras/etnis, tinggi badan, berat badan dan karakteristik terperinci pada individu, contohnya: amputasi, fraktur, ankilosis, deformitas dan patologi pada tulang (Krishan, 2006).
Antropometri forensik adalah spesialisasi ilmiah yang berasal dari ilmu antropologi forensik yang berkaitan dengan identifikasi manusia dengan bantuan teknik metrik (Krishan, 2006). Antropologi forensik itu sendiri, menurut
American Board of Forensic Anthropology adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan antropologi fisik untuk proses hukum. Salah satu bagian dari antropometri yang penting ialah sefalometri. Sefalometri merupakan pengukuran yang mencakup wajah dan kepala. Bagian dari sefalometri yang sering digunakan ialah indeks sefalik. Indeks sefalik adalah perbanding maksimum lebar kepala terhadap
(17)
panjang maksimum kepala.Indek sefalik berguna untuk menentukan ras, etnis dan jenis kelamin (Golalipur, 2006).
Golalipur dalam penelitiannya pada tahun 2006 yang berjudul The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran
menyimpulkan bahwa terdapat faktor etnis dalam dimensi kepala. Penelitian tersebut membandingkan antara kelompok Fars dan Turkman, dimana bentuk dominan pada masing-masing kelompok tersebut adalah hyperbrachycephalic
(53.6%) dan bracycephalic (58.1%).
Penelitian oleh Glinka dan Koesbardiati pada tahun 2007 mendapatkan hasil rata-rata nilai indeks sefalik untuk etnis Batak adalah 84,1. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah H. N. G pada tahun 2011 mendapatkan hasil rata-rata nilai indeks sefalik untuk etnis Batak adalah 67,9. Hasil dari kedua penelitian tersebut mendapatkan nilai yang berbeda terhadap indeks sefalik pada etnis Batak. Maka peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian serupa terhadap etnis Batak.
Berhubung faktor geografis dan ras juga berpengaruh terhadap nilai indeks sefalik, hal inilah yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui perbandingan nilai indeks sefalik pada kedua etnis yang berasal dari wilayah geografis dan ras yang berbeda. Dari itulah peneliti ingin melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011?
(18)
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a) Mengetahui indeks sefalik rata-rata etnis India pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
b) Mengetahui indeks sefalik rata-rata etnis Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
c) Melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
1.4 Manfaat Penelitian
a) Diharapkan dapat sekaligus menambah pengetahuan dalam bidang antropometri forensik bagi peneliti
b) Diharapkan dapat membantu para pihak penyelidik dan tenaga medis dalam situasi penyelidikan
c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian sejenis atau penelitian lain.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Sefalik 2.1.1 Pendahuluan
Indeks sefalik adalah rasio dari lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala (Gujaria dan Salve, 2012). Indeks sefalik merupakan parameter yang penting untuk menentukan ras dan jenis kelamin pada individu yang identitasnya tidak diketahui (Yagain et al, 2012).
Pengukuran indeks sefalik merupakan salah satu bagian dari ilmu antropometri. Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok (Panero dan Zelnik, 2003).
Menurut Krishan (2006), dengan pengukuran pada kerangka manusia serta bagian-bagiannya ini dapat membantu para ilmuwan di bidang forensik untuk mempelajari variasi kerangka tulang pada populasi-populasi yang berbeda di dunia. Pengukuran ini telah berhasil digunakan dalam memperkirakan tinggi badan, usia, jenis kelamin dan ras dalam ilmu forensik dan hukum.
Pengukuran tersebut berguna untuk proses identifikasi dan menurut Kementrian Kesehatan RI, identifikasi korban yang telah meninggal saat ini merupakan suatu Hak Asasi Manusia (HAM). Identifikasi merupakan pengungkapan individualistik seseorang. Sebenarnya, identifikasi kepada jasad yang tidak diketahui itu dilakukan oleh polisi, bukan dokter. Tapi pada saat diperlukan, untuk tujuan identifikasi itu sendiri, seorang dokter hanya membantu polisi penginvestigasi dengan memberi beberapa informasi yang didapat dari tubuh jasad dan ciri khas yang lain, yang dimana polisi penginvestigasi tidak mengetahui (Nandy, 2001). Sejak tahun 1999 secara resmi Kementerian Kesehatan bersama dengan
(20)
Kepolisian RI melakukan kerjasama dalam penanganan korban yang telah meninggal dengan menerapkan ilmu kedokteran forensik.
Selain berguna untuk ilmu forensik dan hukum, ilmu antropometri khususnya tentang kepala berguna untuk merancang beberapa peralatan yang berhubungan dengan wajah dan kepala, seperti helm, head phone, dan lain-lain dengan cara memformulasikan ukuran yang standar (Singh dan Purkait, 2006).
2.1.2 Pengukuran Indeks Sefalik
Nilai indeks sefalik diperoleh dari perbandingan lebar kepala dengan panjang kepala dikali 100, dapat dilihat formulanya di bawah ini:
Indeks sefalik= ����� ������
������� ������
x 100
Menurut Gujaria dan Salve (2012), panjang kepala diukur dari puncak glabella
sampai inion. Glabella adalah titik yang terletak di atas pangkal hidung, di antara alis dan berpotongan pada bidang tengah sagital. Sedangkan, inion adalah titik yang terletak pada tonjolan paling bawah di lobus oksipital. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1.
(21)
Lebar kepala diukur dari diameter transversus maksimum di antara 2 titik euryon.
Euryon adalah titik terluar pada samping kepala. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tengkorak anterior view (Stranding, 2008)
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi panjang kepala dan lebar kepala menurut Martin dan Seller (1957), yaitu klasifikasi panjang kepala terdiri dari sangat pendek, pendek, sedang, panjang dan sangat panjang. Sedangkan klasifikasi lebar kepala terdiri dari sangat sempit, sempit, sedang dan lebar (Yagain et al, 2012). Dapat dilihat pada tabel 2.1. Kemudian menurut Williams et al (1995) berdasarkan tipe dari bentuk kepala yang dinilai dari indeks sefalik, dibagi menjadi 4 klasifikasi yaitu doliocephalic, mesocephalic, brachicephalic dan hyperbrachicephalic (Kumar dan Gopichand, 2013). Dapat dilihat pada tabel 2.2. Pada klasifikasi tersebut, menurut Stolovitsky dan Todd (1990) dalam Yagain et al (2012), penyakit otitis media lebih sering dijumpai pada tipe Brachycephalic dibanding tipe Doliocephalic. Kemudian, menurut Cohen dan Krelborg, 1994 dalam Yagain et al 2012, individu dengan sindroma Alpert memiliki tipe Hyperbrachycephalic. Terdapat penambahan satu
(22)
klasifikasi yaitu ultrabrachiocephalic dengan nilai indeks sefalik diatas 90 (Nair
et al, 2014).
Tabel 2.1 Klasifikasi menurut Martin dan Seller
Rentang laki-laki (cm) Rentang perempuan (cm) Klasifikasi panjang kepala
Sangat pendek X - 16.9 X - 16.1
Pendek 17 - 17.7 16.2 - 16.9
Sedang 17.8 - 18.5 17 - 17.6
Panjang 18.6 - 19.3 17.7 - 18.4
Sangat panjang > 19.4 > 18.5
Klasifikasi lebar kepala
Sangat sempit X - 13.9 X - 13.4
Sempit 14 - 14.7 13.5 - 14.1
Sedang 14.8 - 15.5 14.2 - 14.9
Lebar 15.6 - 16.3 15 - 15.7
Tabel 2.2 Klasifikasi menurut Williams et al
Bentuk kepala Rentang indeks sefalik (%)
Doliocephalic <74,9
Mesocephalic 75-79,9
Brachicephalic 80-84,9
Hyperbrachicephalic 85-89,9
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks sefalik
Indeks sefalik dan bentuk kepala dipengaruhi oleh faktor geografis, jenis kelamin, umur, ras dan etnis (Golalipur, 2006).
(23)
a. Faktor geografis
Terdapat banyak studi yang membandingkan nilai rata-rata kepala terhadap suatu populasi yang berasal dari geografis yang berbeda. Di Afrika didapat banyak variasi, dengan perbedaan yang terlihat jelas diantara kelompok Bushmen, Bantu dan yang lainnya. Rata-rata kranial orang Afrika lebih lebar, wajah bagian atas lebih tinggi serta posisi nasal lebih ke bawah. Tengkorak orang Eropa lebih sempit, bersamaan dengan wajah yang lebih sempit, dan posisi nasal yang lebih tinggi. Orang Eropa dan Amerika India menunjukan banyak persamaan pada kranialnya. Tengkorak orang Asia biasanya lebar (brachycephalic), dengan wajah yang lebar, serta bagian atas nasal yang rata (Standring, 2008).
b. Jenis kelamin
Pada umumnya, cranium pada laki-laki dewasa mempunyai kapasitas 11% lebih besar dibanding dengan wanita. Laki-laki cenderung mempunyai tulang yang lebih padat pada neurocranial vault; origo serta insersi otot yang lebih terlihat jelas, contoh: temporal dan nuchal lines; sinus frontal lebih besar; external occipital protuberance dan mastoid processes lebih menonjol; margin superior pada orbit cenderung bersegi empat; dan arkus mandibula serta maksila lebih besar, sesuai dengan ukuran gigi yang lebih besar. Menentukan jenis kelamin hanya dengan cranium saja itu sulit atau tidak mungkin karena banyak variasi diantara kedua jenis kelamin. Maka, penentuan paling akurat ialah menggunakan teknik statistik multivariat seperti analisis fungsi diskriminasi (Standring, 2008). c. Umur
Berdasarkan waktu dimulainya proses fusi yang berbeda pada setiap tulang membuat umur menjadi salah satu faktor dari nilai indeks sefalik dan bentuk kepala. Fusi pada sutura sagitalis dan coronalis, dimulai pada rata-rata usia 24-25 tahun dan berakhir pada rata-rata usia 45-50 tahun. Sutura lambdoid memulai aktivitas penutupannya sakitar umur 25-27 tahun. Sutura parieto-temporal menutup pada umur 70 tahun keatas. Basis oksiput berfusi dengan basis sphenoid
(24)
pada sekitar umur 18-20 tahun pada wanita, dan 20-22 tahun pada laki-laki (Nandy, 2001).
d. Ras
Menurut Argyropoulus dan Sassouni (1989) dalam Golalipur (2006), Pembelajaran tentang hubungan variasi pada craniofacial seseorang telah lama digunakan untuk membedakan sekelompok ras.
Untuk seluruh populasi di dunia, terdapat tiga distribusi ras yang terkenal, yaitu : 1. Caucasoid : Bentuk kepala Mesocephalic, dengan rentan indeks sefalik
diantara 75-80
2. Mongoloid : Bentuk kepala Bracycephalic atau Mesocephalic
3. Negroid : Bentuk kepala Doliocephalic, dengan rentan indeks sefalik diantara 70-75 (Nandi, 2001).
e. Etnis
Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, faktor etnis berperan dalam indeks sefalik dan bentuk kepala.
2.2 Etnis
2.2.1 Pendahuluan
Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia, etnis adalah kelompok sosial dalam suatu sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya.
Menurut William Kornblum, kelompok etnis adalah populasi yang memiliki suatu kebudayaan tertentu sebagai identitas dari kelompok dan biasanya memiliki leluhur yang sama. Selaras dalam pandangan Bruce J. Cohen bahwa kelompok etnis itu sendiri dapat dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh suatu kelompok termasuk para anggotanya (Murdiyatmoko, 2007).
Etnis tidak sama dengan ras, karena perbedaan antar kelompok etnis dikaitkan dengan karakteristik kebudayaan yang dimiliki, bukan dengan faktor biologis.
(25)
Maka, dapat dikategorikan suatu individu ke dalam kelompok rasial tertentu dengan cara memperhatikan penampilan fisik, sedangkan kelompok suku dapat dikategorikan ke dalam kelompok suku tertentu berdasarkan karakteristik budaya yang dimiliki. Ciri-ciri pengenalan identitas pada suatu etnis tertentu dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungannya (Murdiyatmoko, 2007).
Suku bangsa adalah satu kesatuan sosial yang terikat oleh kesatuan suatu budaya, kesatuan bahasa dan kesatuan geografis. Secara umum, di Indonesia sendiri dikelompokkan atas tiga suku bangsa, yaitu suku bangsa Indonesia pribumi, suku bangsa asing dan suku bangsa terasing. Suku bangsa asing berasal dari keturunan asing, seperti keturunan Cina, keturunan Arab, dan keturunan India (Ruhimat et al, 2006).
Sedangkan suku bangsa terasing ialah masyarakat yang memiliki kemampuan terbatas dalam masalah komunikasi dengan masyarakat yang lebih maju. Suku bangsa terasing disebut juga dengan masyarakat pedalaman, bersifat terbelakang, karena tertinggal dari proses pengembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, keagamaan dan ideologi (Ruhimat et al, 2006).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 33 provinsi yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Pada setiap provinsinya terdiri dari berbagai suku bangsa (Ruhimat et al, 2006).
Sumatera Utara merupakan salah satu kawasan yang berhasil menerapkan bhineka tunggal ika (biar berbeda tetapi tetap satu jua). Secara kultural masyarakat Sumatera Utara ini dibagi menjadi tiga kategori.
1. Penduduk setempat (natif)
Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Batak Toba, Mandailing-Angkola, Pesisir, Nias dan Melayu.
(26)
2. Etnik Pendatang
Aceh Rayeuk, Tamiang, Alas, Gayo, Minangkabau, Banjar, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar dan lainnya.
3. Etnik Pendatang Dunia
Tamil, Punjab, Hindustan, Arab, Hokkian, Khek, Hakka, Kwantung dan lainnya (Takari, 2013).
2.2.2 Etnis India
Berdasarkan sejarah, pada kira-kira 100 tahun SM awalnya negeri India didiami oleh bangsa Dravida yang dikarakteristikkan dengan kulit berwarna gelap (hitam). Kemudian sekitar 3.500 tahun yang lalu negeri tersebut diserang oleh bangsa Aria yang berhasil mendesak dan menaklukkan bangsa Dravida, sehingga sebagian besar bangsa Dravida bergeser ke arah India bagian Selatan. Bangsa Aria berasal dari Persia dikarakteristikkan dengan kulit mereka yang berwarna terang (Takari, 2013).
Maka sampai sekarang penduduk India berasal dari pencampuran kedua bangsa, dari ras berkulit terang yaitu bangsa Aria, dan berkulit gelap yaitu bangsa Dravida. Penggolongan kasta mereka berdasarkan oleh warna kulit, semakin terang warna kulitnya maka semakin tinggi kasta yang dimiliki (Takari, 2013). Sampai saat ini mayoritas penduduk di India Selatan didiami oleh bangsa Dravida. Terdapat empat negara bagian di India Selatan, yaitu: Tamil Nadu, Andhra Pradesh, Karnataka dan Kerala (Takari, 2013).
Menurut sejarah, awal kedatangan penduduk India serta masuknya agama Hindu yang mereka anut ke wilayah Sumatera yaitu sekitar abad keempat SM. Diakibatkan ekspansi Raja Iskandar Zulkarnain datang sekitar 334-362 tahun SM dari Masedonia ke India yang membuat bangsa India banyak yang melarikan diri ke berbagai tempat seperti Nikobar, Andaman, dan pulau Sumatera. Kedatangan
(27)
penduduk India ke Pulau Sumatera banyak mempengaruhi kebudayaan setempat, seperti adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian (Takari, 2013).
Dilihat dari sisi sejarah, etnik Tamil khususnya telah melakukan kontak budaya dengan penduduk di Sumatera Utara. Disamping dari awalnya melarikan diri akibat ekspansi Raja Iskandar Zulkarnain, kemudian berganti tujuan menjadi berdagang, penyebaran agam serta budaya. Dalam segi antropologi, proses berikut disebut dengan akulturasi (Takari, 2013).
2.2.3 Etnis Batak
Batak merupakan salah satu suku yang berasal dari Pulau Sumatera, selain Aceh dan Minangkabau. Suku bangsa Batak mendiami wilayah Sumatera bagian Utara, terdiri dari beberapa bagian kecil, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Marga merupakan karakteristik dari budaya Batak yang bersifat patrilineal. Patrilineal ialah mengikuti garis keturunan dari pihak laki-laki. Marga orang Batak akan terlihat dari nama yang digunakannya, seperti Abdul Haris Nasution yang berarti bermarga Nasution. Bahasa sehari-hari yang digunakkan suku Batak adalah bahasa Batak dengan logat yang berbeda-beda, seperti logat Karo, Simalungun, Pakpak, dan Toba (Ruhimat et al, 2006).
2.3 Hubungan antara etnis dengan indeks sefalik
Penelitian dengan judul The Study of Cephalic Index in Harvanyi population, yang diteliti oleh Mahesh Kumar dan Patnaik V.V. Gopichand pada tahun 2013, menyatakan bahwa penduduk Harvanyi menunjukkan dominansi pada bentuk
Doliocephalic pada laki-laki maupun perempuan, 85% (laki-laki) dan 69,34% (perempuan). Dengan rata-rata indeks sefalik pada laki-laki yaitu 66,72 dan pada perempuan yaitu 72,25.
(28)
Menurut Golalipur, dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran pada tahun 2006, ialah bahwa rata-rata dan standard deviasi pada indeks sefalik adalah 85±4.5 dan 82.8±3.6 masing-masing untuk kelompok Fars dan kelompok Turkman. Bentuk dominan pada kelompok Fars adalah hyperbrachycephalic
(53.6%) dan doliocephalic (15%), dan pada kelompok Turkman adalah
bracycephalic (58.1%) dan doliocephalic (0.05%). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peran pada faktor etnis terhadap dimensi kepala.
Terdapat juga penelitian tentang indeks sefalik pada pelajar India, yaitu dengan judul penelitian Study of Cephalic Index in Indian Students yang diteliti oleh Valshali Kiran Yagain et al pada tahun 2012. Hasil penelitian tersebut didapat rata-rata indeks sefalik pada laki-laki adalah 77.92 dengan bentuk kepala
Mesocephalic, sedangkan rata-rata indeks sefalik pada perempuan adalah 80.85 dengan bentuk kepala Bracycephalic. Perbandingan di antara keduanya secara statistik adalah signifikan.
Kemudian, penelitian sebelumnya yang juga membandingkan antara kedua etnis telah dilakukan pada tahun 2011 di Medan oleh Sarah H.N.G dengan judul penelitian yaitu Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-siswi kelas X dan kelas XI SMA Swasta Santo Tomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011. Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik pada laki-laki Batak bernilai 67.6, perempuan Batak bernilai 68.6, dan untuk nilai rata-rata total indeks sefalik etnis Batak adalah 67.9. Sedangkan nilai rata-rata-rata-rata indeks sefalik laki-laki Cina adalah 85.9, perempuan Cina 85.1, dan untuk nilai rata-rata total indeks sefalik etnis Cina adalah 85.5. Dari hasil uji t-independen didapatkan P>0.5 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis Batak dan Cina.
(29)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi indeks sefalik, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak teliti Geografis
Indeks Sefalik Ras
Etnis (India dan Batak) Jenis Kelamin
(30)
3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Etnis
Etnis adalah kelompok sosial yang ciri-ciri pengenalannya bisa berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan dan bentuk fisik. Wawancara tertulis adalah cara ukurnya dengan formulir berupa alat ukur. Hasil ukur India atau Batak dengan skala ukur kategorik.
3.2.2 Etnis India
India dalam hal ini adalah yang kedua orang tua kandungnya beretnis India, serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis India. India yang diteliti ialah India yang berasal dari India Selatan (2 generasi India murni). Diukur menggunakan formulir berupa wawancara tertulis.
3.2.3 Etnis Batak
Batak dalam hal ini adalah yang kedua orang tua (ayah dan ibu) kandungnya beretnis batak, serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak adalah Batak (2 generasi Batak murni). Diukur menggunakan formulir berupa wawancara tertulis. 3.2.4 Indeks Sefalik
Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala dengan panjang maksimum kepala. Pengukuran langsung menggunakan spreading calliper. Hasil ukurnya sebagai berikut: <74.9: Doliocephalic, 75-79.9: Mesocephalic, 80-84.9:
Brachicephalic dan85-89.9: Hyperbrachicephalic. Dengan skala ukur numerik.
3.3 Hipotesis
Ada perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
(31)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan studi cross sectional
yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara etnis dengan indeks sefalik, dengan pengumpulan data sekaligus dalam suatu saat. Artinya, pengumpulan data tentang etnis dan pengukuran indeks sefalik hanya dilakukan sekali saja. Pada penelitian ini etnis yang diteliti adalah India dan Batak.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal kegiatan belajar mengajar semester ganjil yaitu bulan September 2014 dan dilanjutkan dengan pengolahan serta analisis data sampai bulan November 2014. Tempat penelitian ini di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang beretnis India dan Batak. Sedangkan sampel adalah perwakilan dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik penarikan sampel adalah total sampling.
(32)
a. Kriteria Inklusi:
1. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang kedua orangtua kandungnya beretnis Batak serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis Batak (2 generasi Batak murni) (Effendy, 2014)
2. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang kedua orangtua kandungnya beretnis India serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis India. India yang masuk dalam kriteria ialah yang berasal dari India Selatan (2 generasi India murni) 3. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
angkatan 2011 yang berumur 18-22 tahun
b. Kriteria Eksklusi:
1. Mahasiswa-mahasiswi yang pernah mengalami trauma kepala dan menyebabkan deformitas pada kepala
2. Mahasiswa-mahasiswi yang sedang menjalani pengobatan trauma kepala (pemakaian bandage)
3. Mahasiswa-mahasiswi yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan melakukan screening sampel yaitu menanyakan etnis kedua orang tua serta etnis kakek dan nenek dari kedua belah pihak, apabila subyek tersebut berasal dari 2 generasi Batak atau India murni, maka selanjutnya akan ditanya kesediaan subyek untuk menjadi sampel. Kemudian melakukan wawancara secara tertulis berupa: nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, etnis ayah, etnis ibu, etnis kakek dan etnis nenek dari kedua belah pihak.
(33)
Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks kepala, berupa lebar maksimum dan panjang maksimum kepala. Lebar maksimum ialah diameter maksimum horizontal kepala, sedangkan panjang maksimum terukur dari puncak glabella sampai inion. Saat pengukuran, subyek dalam posisi duduk dengan pandangan lurus kedepan. Spreading calliper merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lebar dan panjang maksimum dari kepala.
Indeks sefalik dihitung dengan rumus berikut:
Indeks sefalik = Lebar Kepala
Panjang Kepala
x 100
4.5 Pengolahan dan Analisa Data
Tahap dari proses pengolahan data adalah sebagai berikut:
1) Editing
Kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan bisa dilakukan pengambilan data ulang.
2) Coding
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya etnis: 1= India, 2= Batak. Coding atau pemberian kode sangat berguna untuk tahap pengolahan data selanjutnya yaitu
processing atau memasukkan data.
3) Processing
Memasukkan data, yakni jawaban dari masing-masing subyek yang dalam bentuk angka atau huruf ke dalam program atau software
komputer.
4) Cleaning
Pemeriksaan data ulang untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dikoreksi.
(34)
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diduga berkorelasi, yaitu etnis (kategorik) dan indeks sefalik (numerik), maka digunakan analisis bivariat dengan uji t-independen. Program komputer yang digunakan adalah SPSS.
4.6 Etika Penelitian
Proporsal penelitian ini akan dilanjutkan ke lahan penelitian setelah disetujui oleh komisi etik.
(35)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. Mansyoer no. 5, kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan.
Fakultas ini memiliki banyak ruangan yang berbeda fungsi khususnya untuk menunjang pembelajaran para mahasiswa. Pada sebelah barat fakultas ini berbatasan dengan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Universitas Padang Bulan, sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan dan sebelah Selatan berbatasan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berjumlah 524 orang. Terbagi atas empat kelas besar yang setiap kelas terdiri dari 131 orang. Kegiatan pembelajaran pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, praktikum, tutorial, pleno pakar dan skills lab yang disesuaikan dengan jadwal masing-masing.
(36)
5.1.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 188 orang dengan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 5.1. Karakteristik Responden
Variabel Frekuensi Persen
Jenis Kelamin
Laki-laki 54 28,7
Perempuan 134 71,3
Usia
19 3 1,6
20 29 15,4
21 107 56,9
22 49 26,1
Etnis
India 59 31,4
Batak 129 68,6
Berdasarkan tabel 5.1. diperoleh responden terbanyak menurut jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 134 orang (71,3%). Menurut kelompok usia diperoleh responden terbanyak dengan usia rata-rata 21 tahun sebanyak 107 orang (56,9%). Kemudian menurut kelompok etnis responden terbanyak adalah etnis Batak sebanyak 129 orang (68,6%).
(37)
5.1.3 Hasil Analisa Statistik
Tabel 5.2. Nilai Rata-rata Indeks Sefalik
Etnis Rata-rata Indeks Sefalik Std. Deviation
India 81,73 3,99
Batak 84,15 3,92
Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa rata-rata indeks sefalik etnis Batak lebih tinggi (84,15) dari rata-rata indeks sefalik etnis India (81,73).
Tabel 5.3 Klasifikasi Bentuk Indeks Sefalik Berdasarkan Etnis
Etnis
India Batak
Klasifikasi Doliocephalic 0 (0%) 1 (0,77%)
Mesocephalic 17 (28,81%) 19 (14,72%)
Brachicephalic 31 (52,54%) 58 (44,96%)
Hyperbrachicephalic 10 (16,95%) 46 (35,65%)
Ultrabrachicephalic 1 (1,7%) 5 (3,87%)
Total 59 129
Berdasarkan tabel 5.3. diperoleh brachicephalic merupakan bentuk kepala yang dominan pada etnis India (52,54%) maupun etnis Batak (44,96%). Disusul oleh
mesocephalic (28,81%) pada etnis India sedangkan pada etnis Batak disusul oleh
(38)
Tabel 5.4. Uji Normalitas Data
Etnis
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Indeks
sefalik
India ,091 59 ,200* ,966 59 ,103
Batak ,081 129 ,039 ,984 129 ,124
Sebelum dilakukan analisa statistik maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Berdasarkan tabel 5.4. didapati bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu analisa statistik yang digunakan adalah uji non parametrik Mann-Whitney U yang merupakan alternatif dari uji parametrik t independen.
Berdasarkan uji Mann-Whitney U didapati nilai sig.2-tailed adalah 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak.
5.2 Pembahasan
Pengukuran indeks sefalik dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap 59 mahasiswa beretnis India dan 129 mahasiswa beretnis Batak. Pada etnis India didapati nilai rata-rata indeks sefalik sebesar 81,73. Sedangkan pada etnis Batak, didapati nilai rata-rata indeks sefalik sebesar 84,15. Menurut perhitungan statistik terdapat perbedaan nilai indeks sefalik antara kedua etnis.
Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian serupa oleh Golalipur pada wanita berumur 17-20 tahun di wilayah Iran bagian Utara. Penelitian tersebut membandingkan indeks sefalik antara etnis Turkman dan etnis Fars. Didapati nilai indeks sefalik rata-rata etnis Turkman sebesar 82,8±3,6 dan rata-rata etnis Fars sebesar 85±4,5. Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik pada etnis yang berbeda.
(39)
Diperoleh hasil yang sedikit lebih rendah pada rata-rata indeks sefalik etnis India yang dilakukan oleh Patil et al di tahun 2014, yaitu sebesar 80,64 dengan sampel berjumlah 500 yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di India bagian Selatan.
Pada penelitian ini, dominansi bentuk kepala pada etnis India adalah
brachicephalic (52,54%). Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Yagain et al tahun 2012 pada mahasiwa beretnis India dengan sampel berjumlah 100 dimana mencapai persentasi sebesar 33% pada laki-laki dan perempuan. Namun terdapat hasil yang berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Patil et al
tahun 2014 pada mahasiswa beretnis India dengan sampel berjumlah 500, penelitian tersebut mendapatkan mesocephalic (45%) sebagai bentuk dominan kepala disusul dengan brachicephalic (36%). Kemungkinan jumlah dari sampel merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil yang berbeda pada beberapa penelitian.
Didapatkan hasil yang sama pada nilai rata-rata indeks sefalik etnis Batak oleh penelitian yang dilakukan Glinka dan Koesbardiati pada tahun 2007. Rata-rata indeks sefalik etnis Batak pada penelitian tersebut juga sebesar 84,1. Namun terdapat juga perbedaan yang cukup jauh pada penelitian yang dilakukan oleh Sarah H.N.G yang membandingkan nilai indeks sefalik antara etnis Batak dan etnis Cina. Penelitian tersebut memperoleh nilai indeks sefalik etnis Batak sebesar 67,9. Tetapi hasil pada penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik pada kedua etnis tersebut.
Dominansi bentuk kepala etnis Batak yang diperoleh pada penelitian ini adalah
brachicephalic (44,96%). Rata-rata indeks sefalik pada etnis batak juga termasuk dalam bentuk kepala kelompok brachicephalic (84,15). Berbeda jauh dengan hasil penelitian oleh Sarah H.N.G, rata-rata indeks sefalik etnis Batak yang didapat termasuk dalam kelompok doliocephalic (67,9). Disebutkan pada penelitian tersebut, bahwa etnis Batak yang dijadikan sampel terbatas pada etnis Batak yang diturunkan oleh Ibu dan Bapak, kemungkinan hal ini merupakan salah satu faktor
(40)
yang menyebabkan terdapatnya hasil yang berbeda. Karena seperti yang telah dipaparkan pada bab III bahwa kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 2 generasi Batak murni.
Variasi bentuk kepala diakibatkan oleh faktor keturunan ataupun faktor lingkungan. Faktor keturunan merupakan faktor utama dalam terjadinya variasi dari bentuk kepala (Golalipur, 2006). Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa bentuk kepala juga tetap bisa berubah dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Faktor asupan nutrisi juga berperan dalam mempengaruhi bentuk dari kepala (Patil et al, 2014).
Berdasarkan nilai indeks sefalik etnis India yang terlihat meningkat dari penelitian-penelitian serupa terdahulu, menurut Yagain et al (2012), ini menunjukkan bahwa terjadi brachicephalisation, yaitu suatu bukti terjadinya pertumbuhan otak ke arah lateral (Shah dan Jadhav, 2004). Menurut Kouchi (2001) dalam Oladipo et al (2009) bahwa brachicephalisation ini menunjukkan terjadinya perbaikan dalam asupan nutrisi. Tentang hubungan indeks sefalik dengan tingkat intelegensi sampai sekarang belum ditemukan hubungan yang kuat (Rathee et al, 2014).
Pengukuran indeks sefalik dengan etnis sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ini berguna sebagai salah satu acuan para penyelidik, khususnya dalam bidang forensik untuk mengidentifikasi mayat yang bentuk nya sudah tidak utuh. Selain itu pengukuran indeks sefalik berguna juga untuk bidang ilmu kedokteran bedah plastik, bedah mulut, ahli anatomi, antropologis, dan untuk penelitian sejenis berikutnya (Patro S. et al, 2014).
(41)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa statistik dalam penelitian mengenai perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, dapat disimpulkan:
1. Rata-rata indeks sefalik etnis India (59 orang) adalah 81,73 2. Rata-rata indeks sefalik etnis Batak (129 orang) adalah 84,15
3. Dari hasil uji Mann Whitney-U diperoleh nilai sig.2-tailed adalah 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan etnis Batak
4. Klasifikasi bentuk kepala dominan adalah brachicephalic pada etnis India (52,54%) maupun etnis Batak (44,96%)
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada berbagai etnis
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko lain yang dapat mempengaruhi nilai indeks sefalik
(42)
DAFTAR PUSTAKA
American Board of Forensic Anthropology (ABFA), 2008. What is Forensic
Anthropology?. Available from:
[Accessed 22 April 2014]
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kementrian Pendidikan Nasional. Available from:
Effendy, E., 2014. Imunoreaktivitas Neuregulin I Serum dan SNP8NRG433E1006 Gen Neuregulin I Pada Suku Batak Yang Menderita Skizofrenia Paranoid.
Disertasi. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.
Glinka, J. dan Koesbardiati, T., 2007. Morfotipe wajah dan kepala di Indonesia: Suatu usaha identifikasi variasi populasi. Jurnal Anatomi Indonesia 2(1): 41-46.
Golalipour, M. J., 2006. The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran. Int. J. Morphol 24(3): 319-322.
Gujaria, I. J. dan V. M. Salve, 2012. Comparison Of Cephalic Index Of Three States Of India. Int J Pharm Bio Sci 3(4): 1022-1031.
H. N. G. Sarah, 2011. Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011. Skripsi. Program Pendidikan Dokter Umum Universitas Sumatera Utara. Medan.
Idries, A. M. dan A. L. Tjiptomartono, 2011. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyelidikan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Sagung Seto. Jakarta.
(43)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Disaster Victim Identification (DVI). Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan. Available from:
Krishan, K., 2006. Anthropometry in Forensic Medicine and Forensic Science-‘Forensic Anthropometry’. The Internet Journal of Forensic Science 2(1). Kumar, M. dan P. V. V. Gopichand, 2013. The study of Cephalic Index in
Harvanyi Population. Int. J. Pure App. Biosci. 1(3): 1-6.
Murdiyatmoko, J., 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Edisi Pertama. Grafindo Media Pratama. Bandung.
Nair, S.K., Anjankar, V. P., Singh, S., Bindra, M., dan Sapathy, D. K., 2014. The Study of Cephalic Index of Medical Students of Central India. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences 04(28): 48-50.
Nandy, A., 2001. Principles Of Forensic Medicine. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. New Central Book Agency (P) Ltd. India.
Oladipo, G. S., Olotu, J. E., dan Suleiman, Y., 2009. Anthropometric Studies of Cephalic Indices of the Ogonis in Nigeria. Asian Journal of Medical Science
1(2): 15-17.
Panero, J. dan M. Zelnik, 1979. Human Dimension & Interior Space. Whitney Library of Design. US. Kurniawan, D., 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Erlangga. Jakarta.
Patil, G.V., et al, 2014. Anthropometric Study of Cephalic Index In South Indian Students. Journal of Evidence Based Medicine and Healthcare 1(4): 170-174. Patro, S., Sahu, R., dan Rath, S., 2014. Study of cephalic index in Southern
Odisha Population. Journal of Dental and Medical Science (IOSR-JDMS)
(44)
Prawestiningtyas, E. dan A. M. Algozi, 2009. Identifikasi Forensik Berdasarkan Pemeriksaan Primer dan Sekunder Sebagai Penentu Identitas Korban pada Dua Kasus Bencana Massal. Jurnal Kedokteran Brawijaya 25(2): 87-94.
Ruhimat, M., N. Supriatna dan Kosim, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi). Grafindo Media Pratama. Bandung.
Singh, P. dan R. Purkait, 2006. A Cephalometric Study among Sub Caste Groups Dangi and Ahirwar of Khurai Block of Madhya Pradesh. Anthropologist 8(3): 215-217.
Shah G. V., dan Jadhav, H. R., 2004. The Study of Cephalic Index in Students of Gujarat. J. Anat. Soc. India 53 (1): 25-26
Standring, S., 2008. Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. Edisi Ke-39. Elsevier. USA. 1091-1096.
Takari, M., 2013. Mengenal Budaya Masyarakat Tamil Di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara.
Yagain, V. K., S. R. Pai, S. G. Khalthur, Chethan, P dan I. Hemalatha, 2012. Study of Cephalic Index in Indian Students. Int. J. Morphol 30(1): 125-129.
(45)
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Devinqa Adhimah Amanda
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Juli 1994
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Dr. Mansyur Baru I, no. 5A Orang Tua : Ayah = Darwin Sabaruddin
Ibu = Siti Amaniah
Riwayat Pendidikan:
1. Taman Kanak Kuntum Harapan Sorong (1997 - 1999) 2. Sekolah Dasar Yapis Al-Jihad Sorong (1999 - 2002) 3. Sekolah Dasar Negeri 01 Duri Kepa Jakarta (2002 - 2005) 4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 111 Jakarta (2005 - 2008) 5. Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta (2008 - 2011)
6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2011 – Sekarang) Riwayat Organisasi:
1. Sekretaris Divisi Logistik TBM FK USU PEMA FK USU (2013-2014) Riwayat Kepanitiaan:
1. Panitia Pengabdian Masyarakat Langkat FK USU 2012 2. Panitia Porseni FK USU 2013
3. Panitia Basic Life Support & Traumatology 2013 TBM FK USU 4. Panitia Advanced Trauma Life Support 2013 TBM FK USU 5. Panitia Seminar Wilayah PTBMMKI Wilayah 1 2014
(46)
(47)
Lembar Penjelasan Penelitian
“Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011’’ Saya, Devinqa Adhimah Amanda, mahasiswi tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, sehingga diharapkan dapat membantu para pihak penyelidik dan tenaga medis dalam situasi penyelidikan.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara tertulis ini dengan benar dan sejujur-jujurnya dan bersedia menjadi responden untuk dilakukan pengukuran indeks sefalik. Setiap data yang didapat pada saat proses penelitian ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi apapun.
Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan kesediaan dalam berpartisipasi pada penelitian ini.
Medan, 2014 Hormat saya,
(48)
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama :
Tempat/Tgl.Lahir :
Alamat :
Saya telah mendapat penjelasan dengn baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011’’
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden pengukuran indeks sefalik, menjawab pertanyaan melalui wawancara tertulis yang memerlukan waktu sekitar 5 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Medan, 2014 Responden
(49)
FORMULIR
“Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011”
Nama :
Jenis Kelamin : L/P Tempat/Tgl. Lahir :
Etnis Ayah : Batak / India Etnis Kakek dari Ayah : Batak / India Etnis Nenek dari Ayah : Batak / India Etnis Ibu : Batak / India Etnis Kakek dari Ibu : Batak / India Etnis Nenek dari Ibu : Batak / India
Panjang Kepala :
(50)
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
“Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011”
Besar biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar Rp 755.000,- dengan rincian sebagai berikut:
1. Calliper : Rp 350.000,-
2. Biaya fotokopi lembar persetujuan dan penjelasan : Rp 50.000,-
3. Biaya pembuatan proposal : Rp 100.000,-
4. Biaya souvenir : Rp 155.000,-
5. Biaya lain-lain : Rp 100.000,-
Total : Rp 755.000,-
Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.
Peneliti
(51)
DATA SUBJEK PENELITIAN
Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011
No
Inisial Nama
Jenis
Kelamin Etnis
Lebar Kepala
Panjang
Kepala Usia
Indeks
Sefalik Bentuk Kepala 1 pns p batak 14,5 18,5 21 78,378 mesocephalic
2 apt p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
3 yg p india 15 20 21 75 mesocephalic
4 kk p india 15 17 21 88,235 hyperbrachice
5 mlh l batak 16 19,5 20 82,051 brachicephalic
6 arn p batak 16,5 18 21 91,667 ultrabracycephalic
7 rsa l batak 16 18,5 21 86,486 hyperbrachice
8 md l batak 15 18 22 83,333 brachicephalic
9 ms p india 15 18 22 83,333 brachicephalic
10 rtt p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
11 jbrhs l batak 16 19 21 84,211 brachicephalic
12 dsps p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
13 gp p batak 17 19 21 89,474 hyperbrachice
14 mhb p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
15 tn l batak 17 19 21 89,474 hyperbrachice
16 om p batak 16 18,5 20 86,486 hyperbrachice
17 l p india 14 17,5 22 80 brachicephalic
18 bphbmt p batak 16,5 19 20 86,842 hyperbrachice
19 jm p india 15,5 18 22 86,111 hyperbrachice
20 pr l batak 15,5 19,5 22 79,487 mesocephalic
21 mad p batak 17 18 21 94,444 ultrabracycephalic
22 fan l batak 17 19,5 21 87,179 hyperbrachice
23 kr p india 15 18 21 83,333 brachicephalic
24 p p india 14 18 21 77,778 mesocephalic
25 sc p india 15 18 21 83,333 brachicephalic
26 yp p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
27 sgc l india 16 20 21 80 brachicephalic
28 gr p india 15,5 18 21 86,111 hyperbrachice
29 svr p india 16 18 22 88,889 hyperbrachice
(52)
31 sos p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
32 i p batak 15 18,5 19 81,081 brachicephalic
33 aan p batak 16 18 22 88,889 hyperbrachice
34 kn p batak 17 18 19 94,444 ultrabracycephalic
35 pkg p batak 16,5 19 21 86,842 hyperbrachice
36 vr l india 17 19 22 89,474 hyperbrachice
37 nr l india 16,5 20 20 82,5 brachicephalic
38 hn l india 14,5 19 22 76,316 mesocephalic
39 i l india 14,5 19 21 76,316 mesocephalic
40 ms p india 15 19 21 78,947 mesocephalic
41 vv p india 14 18,5 21 75,676 mesocephalic
42 yr p india 16 18,5 20 86,486 hyperbrachice
43 snp l india 15 19 22 78,947 mesocephalic
44 ps p batak 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
45 cp l batak 16 18 22 88,889 hyperbrachice
46 jk l batak 17 20 21 85 hyperbrachice
47 ath p batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic
48 tp p batak 15 18,5 21 81,081 brachicephalic
49 hhms p batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic 50 gt l batak 16,5 19,5 21 84,615 brachicephalic
51 na p batak 15 19,5 21 76,923 mesocephalic
52 nr p batak 16 19,5 20 82,051 brachicephalic
53 ts p batak 15,5 18 21 86,111 hyperbrachice
54 js l batak 16 19 20 84,211 brachicephalic
55 rts l batak 15,5 19,5 20 79,487 mesocephalic 56 tys p batak 14,5 18 21 80,556 brachicephalic 57 mys p batak 15,5 19 20 81,579 brachicephalic
58 syk p batak 16 19 21 84,211 brachicephalic
59 nr p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
60 grh p batak 15 18 20 83,333 brachicephalic
61 lat p batak 15,5 18 21 86,111 hyperbrachice
62 djas p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
63 acas p batak 15,5 18 22 86,111 hyperbrachice
64 tkn l batak 17 20 21 85 hyperbrachice
65 wal p batak 15,5 18 21 86,111 hyperbrachice
(53)
67 rm p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic 68 rmt p batak 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
69 clg l batak 16,5 20 19 82,5 brachicephalic
70 aas p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
71 rotp l batak 16,5 19,5 21 84,615 brachicephalic 72 rlb p batak 15,5 18,5 20 83,784 brachicephalic
73 es p batak 15,5 19 21 81,579 brachicephalic
74 gt l batak 15,5 19 21 81,579 brachicephalic
75 dth l batak 15,5 19 21 81,579 brachicephalic 76 hp l batak 16,5 18,5 21 89,189 hyperbrachice 77 yhng l batak 16,5 20,5 21 80,488 brachicephalic
78 mc p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
79 cs p batak 15 19 22 78,947 mesocephalic
80 lh p batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic
81 wps p batak 15 18 20 83,333 brachicephalic
82 ra p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
83 csh p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
84 rh l batak 15,5 19,5 21 79,487 mesocephalic
85 ahal l batak 16,5 20 21 82,5 brachicephalic
86 ekr p batak 15,5 19 20 81,579 brachicephalic
87 gams p batak 14 17 21 82,353 brachicephalic
88 plls p batak 15 18 22 83,333 brachicephalic
89 ybg l batak 16,5 19,5 22 84,615 brachicephalic
90 pal l batak 15,5 20 21 77,5 mesocephalic
91 ajs l batak 15,5 19,5 22 79,487 mesocephalic 92 pfm p batak 15 18,5 21 81,081 brachicephalic
93 jp p batak 14,5 18,5 20 78,378 mesocephalic
94 ibb p batak 15 18 20 83,333 brachicephalic
95 imbs p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
96 jhs l batak 17,5 20 20 87,5 hyperbrachice
97 nis p batak 14,5 16,5 21 87,879 hyperbrachice
98 ms p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
99 tal p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
100 saes l batak 16,5 20 22 82,5 brachicephalic 101 ppv p batak 14,5 18 20 80,556 brachicephalic 102 eal p batak 15,5 19 20 81,579 brachicephalic
(54)
103 um p batak 14,5 20 20 72,5 doliocephalic
104 nrp p batak 15 17 21 88,235 hyperbrachice
105 bs l batak 16,5 18,5 20 89,189 hyperbrachice
106 ded p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
107 lss p batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic 108 lr p india 14,5 18,5 22 78,378 mesocephalic 109 acs p india 13,5 17,5 21 77,143 mesocephalic
110 dam p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
111 hscs p batak 15,5 18,5 22 83,784 brachicephalic 112 prjd p batak 15 17,5 21 85,714 hyperbrachice
113 js p india 16 18 22 88,889 hyperbrachice
114 sbpsm l batak 17 20 22 85 hyperbrachice
115 p p india 14,5 17,5 22 82,857 brachicephalic 116 ss p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
117 yp p batak 15 18 22 83,333 brachicephalic
118 grp p batak 16 18 20 88,889 hyperbrachice
119 mms p batak 16 19 20 84,211 brachicephalic
120 ng p batak 15,5 17,5 21 88,571 hyperbrachice
121 ma p batak 15,5 18 21 86,111 hyperbrachice
122 lv p india 15 18,5 22 81,081 brachicephalic
123 rs p batak 16 18,5 20 86,486 hyperbrachice
124 ap p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
125 n l india 15,5 19,5 22 79,487 mesocephalic
126 nn p india 14,5 19 21 76,316 mesocephalic
127 ass l batak 16,5 19 21 86,842 hyperbrachice
128 es p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
129 skyl p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
130 lyt p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
131 scs p batak 14,5 18,5 21 78,378 mesocephalic 132 hsap p batak 15,5 18 22 86,111 hyperbrachice
133 la p batak 16 18,5 21 86,486 hyperbrachice
134 sd p batak 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
135 jhs l batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
136 jfk p batak 15,5 17,5 21 88,571 hyperbrachice 137 y p batak 15,5 16,5 21 93,939 ultrabracycephalic
(55)
139 j l india 16 19,5 21 82,051 brachicephalic
140 lss p india 15 19 22 78,947 mesocephalic
141 aml p india 14,5 18 22 80,556 brachicephalic
142 kc p india 13,5 18 22 75 mesocephalic
143 dm l india 16,5 20,5 21 80,488 brachicephalic 144 ars l batak 16,5 19 22 86,842 hyperbrachice 145 anrs p batak 16,5 19 20 86,842 hyperbrachice 146 sss p batak 14,5 16 21 90,625 ultrabracycephalic 147 rg p india 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
148 m l batak 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
149 g l batak 16,5 20 20 82,5 brachicephalic
150 sg p india 15,5 18,5 22 83,784 brachicephalic
151 fga p india 14 18,5 21 75,676 mesocephalic
152 svs p india 13,5 16,5 21 81,818 brachicephalic
153 tk l india 15 18 21 83,333 brachicephalic
154 t p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
155 rg p india 14 17 21 82,353 brachicephalic
156 dk p india 14 16 21 87,5 hyperbrachice
157 sr l india 16 19 21 84,211 brachicephalic
158 sn l india 16 19 22 84,211 brachicephalic
159 sg l india 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
160 br p india 15 19 22 78,947 mesocephalic
161 sas l batak 16,5 19 22 86,842 hyperbrachice
162 hs p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
163 tv p india 14,5 18 22 80,556 brachicephalic
164 sg p batak 14 18 21 77,778 mesocephalic
165 rmt p batak 13,5 18 21 75 mesocephalic
166 yms l batak 16,5 19 21 86,842 hyperbrachice 167 ses l batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic
168 svs p india 14 17,5 21 80 brachicephalic
169 lo p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
170 mmcn p india 14,5 17,5 22 82,857 brachicephalic 171 mfp p batak 15,5 17,5 22 88,571 hyperbrachice
172 s l india 17 18 21 94,444 ultrabracycephalic
173 ms l batak 16,5 19,5 22 84,615 brachicephalic 174 js p batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic
(56)
175 hs p batak 15 19 22 78,947 mesocephalic
176 gds p india 14 18 22 77,778 mesocephalic
177 ban p batak 15,5 18 20 86,111 hyperbrachice
178 rb p india 14 17 22 82,353 brachicephalic
179 jds p batak 15 18,5 20 81,081 brachicephalic
180 ras p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
181 cs p batak 15 17 20 88,235 hyperbrachice
182 yth p batak 14 17 21 82,353 brachicephalic
183 nr p india 14,5 17,5 22 82,857 brachicephalic 184 lg p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic 185 kk l india 15 18,5 22 81,081 brachicephalic
186 ssn p india 14 17,5 21 80 brachicephalic
187 smais p india 14,5 18,5 20 78,378 mesocephalic
188 khk l india 16 19 22 84,21 brachicephalic
Frequencies
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid l 54 28,7 28,7 28,7
p 134 71,3 71,3 100,0
Total 188 100,0 100,0
etnis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid india 59 31,4 31,4 31,4
batak 129 68,6 68,6 100,0
(57)
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 3 1,6 1,6 1,6
20 29 15,4 15,4 17,0
21 107 56,9 56,9 73,9
22 49 26,1 26,1 100,0
Total 188 100,0 100,0
Group Statistics
etnis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
indekssefalik india 59 81,73397 3,995857 ,520216
batak 129 84,15710 3,921738 ,345290
Crosstabs
klasifikasi * etnis Crosstabulation
etnis
Total
india batak
klasifikasi dolioce Count 0 1 1
% within etnis 0,0% 0,8% 0,5%
mesocep Count 17 19 36
% within etnis 28,8% 14,7% 19,1%
brachicep Count 31 58 89
% within etnis 52,5% 45,0% 47,3%
hyperbrachice Count 10 46 56
% within etnis 16,9% 35,7% 29,8%
ultrabracyce Count 1 5 6
% within etnis 1,7% 3,9% 3,2%
Total Count 59 129 188
(58)
Tests of Normality
etnis
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
indekssefalik india ,091 59 ,200* ,966 59 ,103
batak ,081 129 ,039 ,984 129 ,124
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Test Statisticsa
indekssefalik
Mann-Whitney U 2411,500
Wilcoxon W 4181,500
Z -4,032
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
(59)
(60)
(1)
139 j l india 16 19,5 21 82,051 brachicephalic
140 lss p india 15 19 22 78,947 mesocephalic
141 aml p india 14,5 18 22 80,556 brachicephalic
142 kc p india 13,5 18 22 75 mesocephalic
143 dm l india 16,5 20,5 21 80,488 brachicephalic
144 ars l batak 16,5 19 22 86,842 hyperbrachice
145 anrs p batak 16,5 19 20 86,842 hyperbrachice
146 sss p batak 14,5 16 21 90,625 ultrabracycephalic
147 rg p india 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
148 m l batak 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
149 g l batak 16,5 20 20 82,5 brachicephalic
150 sg p india 15,5 18,5 22 83,784 brachicephalic
151 fga p india 14 18,5 21 75,676 mesocephalic
152 svs p india 13,5 16,5 21 81,818 brachicephalic
153 tk l india 15 18 21 83,333 brachicephalic
154 t p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
155 rg p india 14 17 21 82,353 brachicephalic
156 dk p india 14 16 21 87,5 hyperbrachice
157 sr l india 16 19 21 84,211 brachicephalic
158 sn l india 16 19 22 84,211 brachicephalic
159 sg l india 15,5 19 22 81,579 brachicephalic
160 br p india 15 19 22 78,947 mesocephalic
161 sas l batak 16,5 19 22 86,842 hyperbrachice
162 hs p batak 15 19 21 78,947 mesocephalic
163 tv p india 14,5 18 22 80,556 brachicephalic
164 sg p batak 14 18 21 77,778 mesocephalic
165 rmt p batak 13,5 18 21 75 mesocephalic
166 yms l batak 16,5 19 21 86,842 hyperbrachice
167 ses l batak 15,5 18,5 21 83,784 brachicephalic
168 svs p india 14 17,5 21 80 brachicephalic
169 lo p batak 16 18 21 88,889 hyperbrachice
170 mmcn p india 14,5 17,5 22 82,857 brachicephalic 171 mfp p batak 15,5 17,5 22 88,571 hyperbrachice
(2)
175 hs p batak 15 19 22 78,947 mesocephalic
176 gds p india 14 18 22 77,778 mesocephalic
177 ban p batak 15,5 18 20 86,111 hyperbrachice
178 rb p india 14 17 22 82,353 brachicephalic
179 jds p batak 15 18,5 20 81,081 brachicephalic
180 ras p batak 15 18 21 83,333 brachicephalic
181 cs p batak 15 17 20 88,235 hyperbrachice
182 yth p batak 14 17 21 82,353 brachicephalic
183 nr p india 14,5 17,5 22 82,857 brachicephalic
184 lg p india 14,5 18 21 80,556 brachicephalic
185 kk l india 15 18,5 22 81,081 brachicephalic
186 ssn p india 14 17,5 21 80 brachicephalic
187 smais p india 14,5 18,5 20 78,378 mesocephalic
188 khk l india 16 19 22 84,21 brachicephalic
Frequencies
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid l 54 28,7 28,7 28,7
p 134 71,3 71,3 100,0
Total 188 100,0 100,0
etnis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid india 59 31,4 31,4 31,4
batak 129 68,6 68,6 100,0
(3)
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 3 1,6 1,6 1,6
20 29 15,4 15,4 17,0
21 107 56,9 56,9 73,9
22 49 26,1 26,1 100,0
Total 188 100,0 100,0
Group Statistics
etnis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
indekssefalik india 59 81,73397 3,995857 ,520216
batak 129 84,15710 3,921738 ,345290
Crosstabs
klasifikasi * etnis Crosstabulation
etnis
Total
india batak
klasifikasi dolioce Count 0 1 1
% within etnis 0,0% 0,8% 0,5%
mesocep Count 17 19 36
% within etnis 28,8% 14,7% 19,1%
brachicep Count 31 58 89
% within etnis 52,5% 45,0% 47,3%
hyperbrachice Count 10 46 56
% within etnis 16,9% 35,7% 29,8%
(4)
Tests of Normality
etnis
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
indekssefalik india ,091 59 ,200* ,966 59 ,103
batak ,081 129 ,039 ,984 129 ,124
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Test Statisticsa
indekssefalik
Mann-Whitney U 2411,500
Wilcoxon W 4181,500
Z -4,032
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
(5)
(6)