Transmitter Receiver Relay Modul Driver Motor DC L298N

Sistem komunikasi wireless dengan frekuensi radio terdiri dari perangkat perangkat yang diantaranya adalah : a. Data Input Yang termasuk data pada komunkasi wireless ini bisa berupa video, audio.

b. Modem modulator dan demodulator

Modulasi adalah .proses perubahan varying suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi biasanya berfrekuensi rendah bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi berfrekuensi rendah untuk membentuk sinyal yang termodulasi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal kebalikan dari dari proses modulasi disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem Bery. Erik, 2016. Berikut beberapa tujuan dari Modulasi: 1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran. 2. Menekan derau atau interferensi. 3. Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio. 4. Untuk multiplexing: proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.

c. Transmitter

Transmitter merupakan interface yang memodulasi bit stream digital ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang tepat serta mampu mempropogasikan gelombang tersebut melalui saluran komunikasi. Transmitter adalah bagian dari sistem komunikasi wireless yang berfungi untuk mengirimkan data ke tempat lain berupa gelombang radio.

d. Receiver

Receiver berperan untuk menerima data atau sinyal yang dikirimkan oleh transmitter pemancar. Universitas Sumatera Utara

2.9 RF 433 MHz

RF 433 Mhz modul frekuensi radio adalah perangkat elektronik biasanya kecil yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal radio antara dua perangkat. Modul RF 433Mhz link kit terdiri dari pemancar TX dan penerima RX, yang secara umum digunakan untuk remote kontrol dengan frekuensi sebesar 433Mhz, modulasi ASK, keluaran data penerima tinggi sebesar 12Vcc, keluaran data penerima rendah sebesar 0.7 V. Tegangan masukkan pada Transmiter antara 3 - 12V. Semakin tinggi tegangan masukannya maka semakin jauh dan bagus pengiriman datanya. Sedang kanpada recaiver tegangan masukannya antara 3.3V - 6V semakin tegangan masukannya tinggi maka kekuatan penerimaan juga semakin baik. Pada bagian penerima memiliki lebar pita frekuensi 2 MHz dengan mode pengiriman data secara ASK Gambar 2.11 RF 433 MHz Sensivitas pengiriman dan penerimaan data pada modul RF RX 433 Mhz dan RF TX 433 Mhz ini sangat dipengaruhi oleh panjang pendeknya dan kualitas dari antenna yang digunakan dan juga supply tegangan yang dibutuhkan oleh modul penerima RF TX 433 Mhz. Semakin panjangnya antena pada modul penerima dan pengirim data dan memberikan supply tegangan sampai batas maksimum yang dibutuhkan oleh modul Transmiter dan modul receiver maka sensivitas pengiriman dan penerimaan data akan semakin baik. 2.9.1 Prinsip Kerja RF 433 MHz 2.9.1.1 Recaiver RF 433MHz Modul ini menggunakan modulasi ASK dimana frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk mengirimkan data secara serial ke Universitas Sumatera Utara modul penerima. Data yang diterima dari mikrokontroler ke modul RF Transmiter berupa sinyal digital kemudian di modulasi sehingga menjadi sinyal sinusoidal dan ditumpangkan pada gelombang radio pembawa data, kemudian dipancarkan oleh antena dengan gelombang elektromagnetik.

2.9.1.2 Transmiter RF 433 Mhz

Modul ini sama halnya dengan modul pemancar yang menggunakan modulasi ASK dengan frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk menerima data yang dikirim secara serial dari modul pemancar. Data yang diterima dari antena berupa adalah gelombang elektromagnetik dengan begitu banyak frekuensi yang diterima. Pada modul receiver, frekuensi yang dipilih hanyalah pada pada frekuensi 433Mhz. Sinyal data yang ditumpangkan pada gelombang radio pembawa data kemudian di demodulasi menjadi sinyal digital dan akan diterjemahkan oleh mikrokontroler berupa data digital.

2.10 Relay

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah amatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur nersama akan berubah posisinya dari kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup normally close ke kontak normal-terbuka normally open. Sebuah relay yang tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekitar 10 ms. Sebagian besar relay modern ditempatkan didalam sebuah kemasan yang sepenuhnya tertutup rapat. Kebanyakan diantaranya memiliki kontak-kontak jenis SPDT, namun terdapat juga beberapa versi DDPT. seperti yang diperlihatkan gambar dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12 Relay Relay-relay yang berukuran lebih besar dapat menyambungkan arus hingga 10 A pada tegangan 250 V AC. Tegangan maksimum untuk pensaklaran DC selalu jauh lebih rendah, seringkali bahkan hanya setengah, dari tegangan maksimum untuk AC. Terdapat juga relay-relay miniatur, seperti yang diperlihatkan dibawah, yang cocok untuk ditancapkan pada papan-papan rangkaian Bishop. O, 2004.

2.11 Modul Driver Motor DC L298N

Modul driver L298 merupakan sebuah modul yang sudah terangkai. Pada dasarnya modul ini menggunakan IC L298 yang dapat secara langsung mengontrol dua motor DC dan memiliki internal 5 volt regulator Gambar 2.13 Modul Driver Motor IC L298 L298 adalah IC yang dapat digunakan sebagai driver motor DC. IC ini menggunakan prinsip kerja H-Bridge dengan dua buah rangkaian H-Bridge di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk men-drive dua buah motor DC. Tiap H-Bridge dikontrol menggunakan level tegangan TTL yang berasal dari output mikrokontroler. Universitas Sumatera Utara IC L298 memiliki empat channel masukan yang didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL. Masing-masing channel masukan ini memiliki channel keluaran yang bersesuaian. Dengan memberi tegangan 5 volt pada pin enable A dan enable B, masing-masing channel output akan menghasilkan logika high 1 atau low 0 sesuai dengan input pada channel masukan Rahmansyah. 2014. Pin Enable A dan B berfungsi mengendalikan jalan atau kecepatan motor, pin Input 1 sampai 4 untuk mengendalikan arah putaran. Pin Enable diberi VCC 5 Volt untuk kecepatan penuh dan PWM untuk kecepatan rotasi yang bervariasi tergantung dari level high-nya. Bila switch 1 dan 4 dalam keadaan tertutup dan switch 2 dan 3 dalam keadaan terbuka, maka motor akan berbutar kearah kiri. Sebaliknya, bila switch 2 dan 3 dalam keadaan tertutup dan switch 1 dan 4 dalam keadaan terbuka, maka motor akan berputar kearah kanan. Untuk membuat motor berputar maka ENA dan ENB harus diberi Input 1 dan motor akan berhenti jika ENA dan ENB diberi Input 0. Untuk memutarkan motor ke kiri atau ke kanan input IN1 dan IN2 harus berbeda. L298 dapat mengontrol 2 buah motor DC. Tegangan yang dapat digunakan untuk mengendalikan motor bisa mencapai tegangan 46 VDC dan arus 2 A untuk setiap kanalnya. Namun, dalam penggunaannya, H-Bridge driver motor DC dengan IC L298 dapat digunakan secara paralel, sehingga kemampuan menghantarkan dari H-Bridge driver motor DC L298 arusnya menjadi 4A. Berikut ini bentuk IC L298 yang digunakan sebagai motor driver. Gambar 2.14 IC L298 Berikut deskripsi Pin pada L298 Current sensing A : Pin yang berfungsi sebagai untuk mengontrol keluaran arus yang mengalir pada H-Bridge A. Universitas Sumatera Utara Output 1 : Pin yang digunakan sebagai keluaran H-Bridge A, dan keluaran arus yang mengalir pada pin ini dikontrol oleh pin Current sensing A. Output 2 : Pin yang digunakan sebagai keluaran H-Bridge A, dan keluaran arus yang mengalir pada pin ini dikontrol pin Current sensing A. Supply Voltage Vs : Tegangan yang digunakan sebagai tegangan output H- Bridge A maupun H-Bridge B. Input 1 : Pin ini digunakan sebagai input H-Bridge A dan pin ini mampu menerima sinyal TTL. Enable A : Pin enable A digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan H-Bridge. Input 2 : Pin ini digunakan sebagai input H-Bridge A dan pin ini mampu menerima sinyal TTL. GND : Ground GND pada power supply dihubungkan dengan pin ini. VSS : Pin logic supply voltage digunakan sebagai input power supply untuk logic block. Input 3 : Pin ini digunakan sebagai input H-Bridge B dan pin ini mampu menerima sinyal TTL. Enable B : Pin enable B digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan H-Bridge. Input 4 : Pin ini digunakan sebagai input H-Bridge B dan pin ini mampu menerima sinyal TTL. Output 4 : Pin yang digunakan sebagai keluaran H-Bridge B, dan keluaran arus yang mengalir pada pin ini dikontrol pin Current sensing B. Current sensing B : Pin yang berfungsi sebagai untuk mengontrol keluaran arus yang mengalir pada H-Bridge B. data sheet Pengaturan kecepatan kedua motor dilakukan dengan cara pengontrolan lama pulsa aktif mode PWM yang dikirimkan ke rangkaian driver motor oleh Universitas Sumatera Utara pengendali mikrokontroler basic stamp. Duty cycle PWM yang dikirimkan menentukan kecepatan putar motor DC.

2.12 Motor DC