Karakteristik Responden Hasil Penelitian
Hasil penelitian Rosdiana 2013 yang berjudul faktor-faktoryang mempengaruhi terjadinya ruptur perineum pada ibu bersalin normal di
puskesmas pelayanan obstetri neonatal emergency dasar PONED Darul Imarah Aceh Besar diperoleh hasil kunjungan ibu bersalin sejumlah 56 orang
yang menunjukkan bahwa hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian ruptur perineum. Dan dalam penelitian Cut Rosmawar 2009 dengan
judul faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panto Labu menunjukkan bahwa ada
pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan paritas. Menurut Soepardiman 2009 dikatakan bahwa robekan perineum terjadi
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara daripada ibu
dengan paritas lebih sari satu. Hal ini dikarenakan karenajalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineumbelum meregang.
Berdasarkan jarak kelahiran, paling banyak 2-3 tahun yaitu sebanyak 11 responden 32,3 .
Danuatmadja 2005 mengemukakan bahwa jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang lebih aman bagi ibu dan janin. Jarak kelahiran
kurang dari 2 tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan, begitu juga dengan keadaaan jalan lahir yang
mungkin mengalami robekan perineum derajat tiga atau empat sehingga proses pemulihan belum sempurna dan robekan dapat terjadi. Pada jarak kelahiran
kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak
kelahiran yang lebih aman bagi ibu dan janin Depkes,2004.
Penelitian yang dilakukan oleh Dina di Rumah Sakit Haji Medan 2007 menunjukkan bahwa berdasarkan jarak kelahiran juga berpengaruh terhadap
kejadian ruptur perineum. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jarak kelahiran berpengaruh terhadap kejadian ruptur perineum.
Berdasarkan partuspresipitatus ditemukan bahwa paling banyak tidak mengalami sebanyak 25 orang 73,5.
Partus presipitatus adalah persalinan yang terlalu cepat yakni kurang dari 3 jam. Sehingga sering petugas belum siap untuk menolong persalinan dan ibu
mengejan kuat tidak terkontrol, kepala janin terjadi defleksi terlalu cepat. Keadaan ini akan memperbesar kemungkinan terjadi ruptur perineum
Mochtar, 1998. Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan
bahu dilahirkan.Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Partus presipitatus dapat menyebabkan terjadinya
ruptur perineum bahkan robekan serviks yang dapat mengakibatkan perdarahan pascapersalinan Saifuddin,2008.
Kejadian robekan akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali JNPK-KR, 2007. Lama persalinan kala I pada primigravida
maksimal terjadi selama 12 jam dan pada multigravida terjadi maksimal terjadi selama 8 jam, sedangkan lama persalinan kala II pada primi gravida maksimal
terjadi selama 2 jam dan pada multigravida terjadi maksimal terjadi selama 1 jam.
Berdasarkanpartus lama ditemukan bahwa paling banyak tidak mengalami sebanyak 29 orang 85,3.