Anatomi perineum Ruptur Perineum 1. Pengertian

dapat diminimalkan karena tak jarang perdarahan terjadi karena robekan dan ini menimbulkan akibat ynag fatal seperti terjadinya syok Rukiyah,2012. c. Bila perdarahan berlangsung meski kontraksi uterus baik dan tidak didapatkan adanya retensi plasenta maupun sisa plasenta, kemungkinan telah terjadi perlukaan jalan lahirTaufan 2012.

7. Pencegahan Terjadinya ruptur Perineum

Laserasi spontan pada vagina atauperineum dapat terjadi saatbayi dilahirkan, terutama saat kelahiran kepala dan bahu. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Janin bekerjasama dengan ibu selama persalinan dan gunakan manufer tangan yang tepat untuk mengendalikan kelahiran bayi serta membantu mencegah terjadinya laserasi. Kerjasama ini dibutuhkan terutama saat kepala bayi dengan diameter 5-6 cm telah membuka vulva crowning. Kelahiran kepala yang terkendali dan perlahan memberikan waktu pada jaringan vagina dan perineum untuk melakukan penyesuaian dan akan mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Saat kepala mendorong vulva dengan diameter 5-6 cm bimbing ibu untuk meneran dan berhenti untuk beristirahat atau bernapas dengan cepat.

8. Mempersiapkan Penjahitan

a. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur meja. b. Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu. c. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehinnga perineum padat dilihat jelas. d. Gunakan teknik aseptik pada saatmemeriksa robekanatau episiotomi, memberikan anastesi lokal dan menjahit luka. e. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. f. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril. g. Dengan menggunakan aseptik, persiapkan peralatan dan bahan – bahan disinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan. h. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan panjahitan tanpa kesulitan. i. Gunakan kainkasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam luasnya luka. j. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi sayatan perineum hanya merupakan derajat satu atau lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga atau empat. Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus dengan hati –hati dan angkat jari tersebut perlahan –lahan untuk mengidentifikasi sfinter ani. Raba tonus atau ketegangan sfinger.Jika sfingter terluka, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau empat dan harus segera dirujuk. Ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks. k. Ganti sarung tangan sengan sarungtangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru setelah melakukan pemeriksaaan rektum. l. Berikan anastesi lokal. m. Siapkan jarum pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih dan benang. Gunakan benang kronik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan reaksi jaringan.Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit dan jepit jarum tersebutAPN 2012.