BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri aerob yang dapat tumbuh dengan mudah pada banyak jenis media pembiakan, karena memiliki kebutuhan
nutrisi yang sangat sederhana. Penelitian tingkat laboratorium dapat menggunakan medium paling sederhana untuk pertumbuhannya yang terdiri d ari asam asetat
sumber karbon dan ammonium sulfat sumber nitrogen. Koloni Pseudomonas aeruginosa mengeluarkan bau manis dan menyerupai anggur yang dihasilkan
aminoasetafenon. Beberapa strain dapat menghemolisis dari darah Todar, 2004 .
2.2. Morfologi
Pseudomonas aeruginosa merupakan batang gram -negatif berbentuk batang lurus dan lengkung, berukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Dapat ditemukan satu -
satu, berpasangan dan kadang-kadang berbentuk rantai pendek, tidak mempunyai spora, tidak mempunyai selubung sh eath, serta mempunyai flagel monotrika
flagel tunggal pada kutub sehingga selalu bergerak Todar, 2006 .
Gambar. 1Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa pada biakan dapat membentuk berbagai jenis koloni. Pseudomonas aeruginosa dari jenis koloni yang berbeda, juga dapat
mempunyai aktivitas biokimia dan enzimatik yang berbeda dan pola kerentanan
antimikroba yang berbeda pula. Pseudomonas dapat tumbuh dengan baik pada suhu 37-42
C, pertumbuhannya pada suhu 42 Cmembantu membedakan spesies
ini dari spesies Pseudomonas yang lain dalam kelompok fluoresensi. Bakteri ini dapat bersifat oksidase-positif, dan tidak memfermentasi karbohidrat tetapi
banyak strain yang mengoksidasi glukosa Brooks,2007 .
2.3 Epidemiologi
MenurutPusat Pengendalian danPencegahan Penyakit CDC, prevalensi keseluruhaninfeksiPseudomonas aeruginosa di rumah sakit Amerika Serikatadalah
sekitar4per 1.0000,4. Pseudomonasaeruginosajugaurutan keempatyang paling seringterisolasipatogennosokomial , 10,1 dari semua infeksididapat di rumah
sakit. Hal ini ditemukanpada kulitbeberapaorang sehatdan telahdiisolasi
daritenggorokan dantinjamasing -masing 5 dan 3 dari luar rumah sakit . Pada pasien rawat inapdapat
meningkat menjadi20 dalam waktu 72jam
Lessnau,2013. Kolonisasinosokomialjauh
lebihsering terjadipada
pasien dengan
kondisipredisposisiyang menyebabkangangguan
imunitas , terutamaneutropenia,penggunaanantibiotik
jangka panjang ,
daninfeksi di
lingkungan rumah
sakit. Potensi
sumberinfeksi di lingkungan
rumah sakittermasukterinfeksidari alat endoskopi, larutan infus, kateterintravaskular,
pusaran air, wastafel,saluran air Dockrell, 2001. Penyebaran
Pseudomonas aeruginosa
dapat dikontrol
dengan memperhatikan prosedur isolasi yang tepat, teknik aseptik, pemantauan respirator,
kateter, dan alat-alat yang lainnya. Terapi topikal luka bakar dengan agen antibakteri seperti perak sulfadiazin, ditambah dengan debridement, secara
dramatis mengurangi insiden Pseudomonas aeruginosa sepsis pada pasien luka bakar. Pseudomonas aeruginosa sering resisten terhadap banyak antibiotik yang
umum digunakan. Meskipun banyak strain rentan te rhadap gentamisin, tobramisin, kolistin, dan fluorokuinolon, bentuk resisten telah dikembangkan.
Kombinasi gentamisin dan karbenisilin sering digunakan untuk mengobati infeksi
Pseudomonas parah. Beberapa jenis vaksin sedang diuji, tetapi tidak ada yang tersedia untuk penggunaan umum saat ini Todar,200 4
2.4. Patogenesis