Pseudomonas tidak tumbuh pada kulit kering, tetapi tumbuh subur pada kulit lembab. Sindrom k uku hijau adalah infeksi paronch ial yang dapat terjadi
pada individu yang tangannya sering terendam air. Infeksi luka sekunder terjadi pada pasien dengan dekubitus, eksim, dan tinea pedis. Infeksi ini mungkin
memiliki karakteristik eksudat biru -hijau dengan bau fruity. Pasien datang dengan pruritus folikular, makulopapular, ves ikuler, atau lesi pustular pada setiap bagian
tubuh yang direndam dalam air. Pseudomonas bakteremia menghasilkan lesi kulit yang khas dikenal sebagai ektima gangrenosum. Pseudomonas juga telah muncul
sebagai sumber penting sepsis luka bakar. Invasif luka b akar didefinisikan sebagai proliferasi bakteri dari 100.000 organisme per gram jaringan, dengan keterlibatan
yg terletak di bawah jaringan yang terbakar Lessnau, 2013 .
2.6. Uji Diagnostik Laboratorium
2.6.1. Spesimen Spesimen biasanya diambil dari lesi kulit, pus, urin, darah, cairan spinal,
sputum. Spesimen tersebut diambil diindikasikan sesuai dengan jenis infeksinya Brooks, 2007.
2.6.2. Biakan Spesimen yang diambil tadi dioleskan pada agar darah dan medium
diferensial. Pseudomonas dapat tumbuh mudah pada sebagian besar medium tersebut. Pseudomonas tidak memfermentasikan laktosa dan dapat dengan mudah
dibedakan dengan bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa. Biakan adalah salah satu uji spesifik untuk menegakkan diagnosis infeksi
Pseudomonas aeruginosaBrooks, 2007.
Pseudomonas membentuk koloni bulat halus dengan warna fluoresensi kehijauan. Bakteri tersebut juga dapat menghasilkan piosinin, pigmen kebiru -
biruan yang tidak berfluoresensi yang berdifusi kedalam agar. Spesies Pseudomonas
yang lain tidak memproduksi pigmen pioverdin yang berfluoresensi, yang memberikan warna kehijauan pada agar. Beberapa strain
menghasilkan pigmen piorubin yang berwarna merah gelap atau pigmen piomelanin yang hitam Brooks, 2007 .
Biakan dari pasien dengan fibrosis kistik sering menghasilkanorganisme Pseudomonas yang membentuk koloni mukoid akibat produksi berlebih dari
alginant. Pada pasien fibrosis kistik tampaknya eksopolisakarida berfungsi menghasilkan matriks sehingga organisme dapat hidup dala m biofilm Brooks,
2007.
Gambar.4 KoloniPseudomonas
Gambar. 5 Gambaran Piosianin
aeruginosapada agar
2.6.3. Uji Biokimia pada Pseudomonas aeruginosa Koloni dan karakteristik Pseudomonas aeruginosa adalah :
1 Pada medium Blood agar :Terlihat p enyebarandatar,tepi bergerigi ,
pertumbuhan konfluen, sering menunjukkanlogamkemilau metallic sheen, dengan pigmentasi hijau-kebiruan, merahatau coklat, kolonitampak adanya
beta-hemolitik, seperti bau anggur atau jagung , koloniberlendirsering terlihat pada pasiendengan fibrosis kistik .
2 Pada Mac-Conkey agar : Tidak memfermentasi laktosa
Kondisi dan waktu inkubasi Pertumbuhan terdeteksi 5 pada agar cokelat, diinkubasi pada 35
C dengan karbon dioksida atau udara, umumnya terjadi dalam waktu 24 hingga 48
jam setelah inokulasi. Pertumbuhan di agar Mac Conkey diinkubasi dalam udara pada suhu 35
C juga terdeteksi dalam waktu yang sama. Media Selektif PC atau
OFPBL digunakan untuk pasien dengan fibrosis kistik mungkin memerlukan inkubasi pada 35
C di udara hingga 72 jam sebelum pertumbuhan terdeteksi Struthers, 2003.
Metode Reaksi Biokimia: 1
Kertas blotting direndam dalam larutan reagen oksidase yaitu tetrametil pienilenediamine dihidroklorida
2 Koloni dioleskan ke kertas blotting dan direndam
3 Kemudian akan muncul dalam 30 detik
Struthers, 2003.
Gambar. 6 Oksidase positif pada tes biokimia
2.7. Uji kepekaan Antimikroba