Spektrofotometer Ultraviolet Visibel UV-Vis Scanning Electron Microscopy SEM

menggunakancampuran garam fosfat Sodium trimetaphosphat STMP dan Sodium tripoliphosphat STPP dibandingkan hanya menggunakan STMP. Hasil penelitian Wattanachant et al., 2002, menunjukkan bahwa campuran garam fosfat 2 STMP dan 5 STPP lebih efisien dalam hidroksipropilasi ikat silang pati sagu dibandingkan dengan menggunakan POCl 3 atau epiklorohidrin. Kabir, et al., 2000 melakukan penelitian guar gum ikat silang dengan trinatrium trimetafosfat mampu mereduksi sifat mengembang sehingga dapat digunakan sebagai pembawa untuk mencapai target yang dituju, kemampuan mengembang gum dalam matriks yang tinggi tidak dapat digunakan sebagai pembawa sehingga dilakukan modifikasi dan mampu dilepas pada bagian yang rusak.

2.4. Spektrofotometer Ultraviolet Visibel UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spekroskopi UV- Vis biasanya digunakan umtuk molekul dan ion anorganik atau kompleks didalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit didalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400nm sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800. pektrofotometer UV-Vis pada umumnya digunakan untuk menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik, digunakan untuk menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum Universitas Sumatera Utara suatu senyawa, serta mampu untuk menganalisa senyawa organik secara kuantitatif Dachriyanus, 2004.

2.5. Scanning Electron Microscopy SEM

Scanning Electron Microscopy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda yang akan diuji dapat dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya, SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder. SEM menggunakan prinsip scanning yaitu berkas elektron diarahkan pada titik permukaan spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada permukaan spesimen. Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi diteruskan. Jika permukaan spesimen tidak merata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang, maka tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan kemudian akan ditangkap oleh detektor dan akan diteruskan ke sistem layar. Hasil yang diperoleh merupakan gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi. Dalam penelitian morfologi permukaan dengan menggunakan SEM, pemakaiannya sangat terbatastetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi permukaan dengan resolusi sekitar 100 Å Stevens, 2001.

2.6. Vitamin E