suatu senyawa, serta mampu untuk menganalisa senyawa organik secara kuantitatif Dachriyanus, 2004.
2.5. Scanning Electron Microscopy SEM
Scanning Electron Microscopy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda yang akan
diuji dapat dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya,
SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder.
SEM menggunakan prinsip scanning yaitu berkas elektron diarahkan pada titik permukaan spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain
pada permukaan spesimen. Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali
dan sebagian lagi diteruskan. Jika permukaan spesimen tidak merata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang, maka tiap bagian permukaan itu akan
memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan kemudian akan ditangkap oleh detektor dan akan diteruskan ke sistem layar. Hasil yang diperoleh
merupakan gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi.
Dalam penelitian morfologi permukaan dengan menggunakan SEM, pemakaiannya sangat terbatastetapi memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai topologi permukaan dengan resolusi sekitar 100 Å Stevens, 2001.
2.6. Vitamin E
Vitamin Etermasuk kedalam zat antioksidan golongan fenolik dan larut dalam lemak Burton and Traber, 1990.Vitamin E didapatkan secara alami yang terdiri
dari tokoferol dan tokotrienol yang disebut dengan kelompok tokokromanol
Universitas Sumatera Utara
Colombo, 2010. Perbedaan struktur molekul antara tokoferol dan tokotrienol menyebabkan perbedaan aktivitas antioksidan keduanya. Tokotrienol memiliki
aktivitas antioksidan yang tinggi. Karena tokotrienol memiliki 3 ikatan rangkap yang menyebabkan lebih cepat teroksidasi dibandingkan tokoferol Suzuki et
al.,1993. Vitamin E melindungi membran sel, terutama di paru-paru dan sel darah
merah terhadap kerusakan yang disebabkan oleh berbagai polutan, peroksida,dan radikal bebas yang terbentuk selama proses metabolisme, dapat bekerja secara
sinergis dengan nutrisi antioksidan lain seperti vitamin C, beta-karoten untuk memuaskan radikal bebas atau peroksida, dan sangat penting untuk saraf dan otot
fungsi sel. Vitamin E bisa sebagai antioksidan Constantinides,2006. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam Suhartono, 2007. Antioksidan berfungsi sebagai inhibitor yang bekerja
menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.Sifat antioksidan dan
kelarutan yang sulit pada vitamin E cenderung tidak stabil, sensitif terhadap faktor lingkungan seperti cahaya, oksigen, dan suhu Evans et al., 2002.Untuk
mengurangi kelemahan tersebut maka vitamin E sebaiknya diinkorporasi kedalam suatu matriks sehingga vitamin E terperangkap kedalam matriks. Secara kimia
Vitamin E dibagi menjadi dua kelas yakni, tokoferol dan tokotrienol, dimana setiap kelas terdiri dari 4 empat senyawa yang larut dalam lipida yang disintesis
oleh tanaman. Keempat senyawa turunan tokoferol dan tokotrienol tersebut di bedakan dengan tanda huruf Yunani yaitu, α, β, γ, dan δ Christie, 2011. Struktur
tokoferol dan tokotrienol dapat dilihat pada gambar 2.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. A. Tokoferol ; B. Tokotrienol Duhem et al., 2014
2.7 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi HPLC