Teori Tentang Kepuasan Kerja

pekerjaannya. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dan setelah menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada tempat penelitian, yaitu di Universitas Muhammadiyah Surabaya, maka dalam penelitian ini faktor-faktor kepuasan kerja dibatasi menjadi 6 enam, antara lain : 1 Kompensasi, yaitu kepuasan atas kesesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan kompensasi yang diterima. 2 Pekerjaan, yaitu kepuasan atas kesesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan kemampuan. 3 Pengawasan, yaitu kepuasan atas kesesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan penilaian atasan. 4 Kesempatan untuk maju, yaitu kepuasan atas kesesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan kesempatan atau peluang untuk mengembangkan diri. 5 Lingkungan kerja, yaitu kepuasan atas kesesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan fasilitas yang diterima terkait dengan kondisilingkungan tempat bekerja.

c. Teori Tentang Kepuasan Kerja

Munandar 2008 menyebutkan beberapa teori yang berkaitan dengan kepuasan kerja, antara lain yaitu: 1 Teori Pertentangan Discrepancy Theory Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap berbagai aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai : 1 pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang diterima, dan 2 pentingnya apa commit to users yang diinginkan bagi individu. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Seseorang individu akan merasa puas atau tidak merupakan sesuatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan- keinginannya dan hasil-keluarannya. 2 Model dari Kepuasan BidangBagian Facet Satisfaction Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams. Menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka misalnya rekan kerja, atasan, gaji jika jumlah bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima. Misalnya persepsi seorang karyawan terhadap jumlah honorarium yang seharusnya ia terima berdasarkan unjuk kerjanya dengan persepsinya tentang honorarium yang secara aktual ia terima. Jika individu mempersepsikan jumlah yang ia terima sebagai lebih besar daripada yang sepatutnya ia terima, ia akan merasa salah dan tidak adil. Sebaliknya jika ia mempersepsikan bahwa yang ia terima kurang dari yang sepatutnya ia terima, ia akan merasa tidak puas. Menurut Lawler, jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai tergantung dari bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, cirri-ciri pekerjaannya dan bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang menjadi pembanding. 3 Teori Proses-Bertentangan Opponent-Process Theory commit to users Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional emotional equilibrium. Teori proses-pertentangan mengamsusikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau ketidakpuasan kerja dengan emosi yang berhubungan memacu mekanise fisiologikal dalam system saraf pusat yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan. Dihipotesiskan bahwa emosi yang berlawanan, mskipun lebih lemah dari emosi yang asli, akan terus ada dalam jangka waktu yang lebih lama. Teori ini menyatakan bahwa jika orang memperoleh ganjaran pada pekerjaan mereka merasa senang, sekaligus ada rasa tidak senang yang lebih lemah. Setelah beberapa saat rasa senang menurun dan dapat menurun sedemikian rupa sehingga orang merasa agak sedih sebelum kembali ke normal. Ini demikian karena emosi tidak-senang emosi yang berlawanan berlangsung lebih lama. Greenberg dan Baron 1997 mengemukakan dua teori yang berkaitan dengan kepuasan kerja, yaitu: 1 Herzberg’s two factor theory Herzberg menemukan dua faktor yang berbeda yang mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Biasanya, ketidakpuasan berhubungan dengan kondisi yang ada dalam pekerjaan seperti kondisi kerja, gaji, keamanan, kualitas pengawasan, hubungan dengan orang lain daripada dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor-faktor ini menimbulkan reaksi negatif, Herzberg menyebutnya commit to users sebagai hygiene factors. Sebaliknya, kepuasan yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri atau dari hasilnya secara langsung, seperti kealamian pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, kesempatan untuk maju dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Oleh karena faktor-faktor ini berhubungan dengan kepuasan kerja tingkat tinggi, Herzberg menyebutnya sebagai motivators. 2 Locke’s value theory Teori pertentangan dari Locke ini menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai yaitu pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang ia terima, dan pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan sesuatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan – keinginannya dan hasil keluarannya.

d. Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja