Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Tabel: 2.1 Daftar Nama Peneliti Terdahulu dan Hasil Penelitian No NamaTahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Darwanto dan Yustikasari, Yulia 2007 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada pemerintah kabupaten dan kota se Jawa-Bali Variabel independen : PE PAD DAU Variabel dependen : PABM PAD DAU berpengaruh positif signifikan, sedangkan PE tidak signifikan 2. Abdullah, Syukriy dan Halim, Abdul 2006 Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan pada kabupaten dan kota di beberapa Provinsi di pulau Sumatera Variabel Independen: Belanja modal Variabel Dependen: Belanja pemeliharaan Belanja modal berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan . Sumber pendapatan DaPer berpengaruh positif terhadap belanja modal, sedangkan PAD tidak. 3. Adi, Priyo Hari 2006 Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah Studi pada KabupatenKota se Jawa-Bali Variabel independen : PE dan PAD Variabel dependen : Belanja pembangunan belanja modal PE dan PAD berpengaruh positif signifikan pada Belanja pembangunan 4. Christy, Fhino Andrea dan Adi, Priyo Hari 2009 Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal dan Kualitas Pembangunan Manusia pada pemerintah KabupatenKota se-Jawa Tengah Variabel independen : DAU Kualitas pembangunan manusia Variabel dependen : Belanja Modal DAU positif berpengaruh Kualitas pembangunan manusia berpengaruh juga 5. Gani, William dan Kristanto, Septian Bayu 2013 Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Khusus terhadap Belanja Daerah pada KabupatenKota di Pulau Sumatera Variabel independen : DAU dan DAK Variabel dependen : Belanja Daerah DAU dan DAK berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah 6. Harianto, David dan Adi, Priyo Hari 2007 Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan per Kapita pada pemerintah KabupatenKota se Jawa – Bali Variabel independen : DAU PAD Pendapatan Perkapita Variabel dependen : Belanja modal DAU dan DAU berpengaruh positif signifikan Pendapatan perkapita tidak berpengaruh signifikan 7. Haryuli, Oviliza 2014 Pengaruh PAD,DAU,DAK, DBH, Derajat Desentralisasi, dan Derajat Kontribusi BUMD terhadap Alokasi Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi di Kepulauan Riau Variabel independen : PAD, DAU,DAK, DBH, Derajat Desentralisasi, dan Derajat Kontribusi BUMD Variabel dependen : Alokasi Belanja Modal PAD, DAK, DBH, dan kontribusi BUMD berpengaruh signifikan, sedangkan DAU dan derajat desentralisasi tidak berpengaruh signifikan. 8. Wandira, Arbie Gugus 2013 Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se- Indonesia Variabel independen : PAD, DAU, DAK, dan DBH Variabel dependen : Pengalokasian Belanja Modal PAD tidak berpengaruh signifikan DAU, DAK, dan DBH berpengaruh signifikan 9. Sari, Rosy Puspita dan Indrajaya, I Gusti Bagus 2014 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Perimbangan terhadap Alokasi Belanja Daerah Kabupaten Badung Variabel independen : Dana Perimbangan PAD Variabel dependen : Belanja daerah Dana perimbangan dan PAD secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan 10. Indarti, Iin dan Sugiartiana 2012 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi PDRB, Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal di Kota Semarang Periode Tahun 2005-2009 Variabel independen : PDRB PAD DAU Variabel dependen : Pengalokasian Anggaran Belanja Modal PABM Adanya korelasi tinggi PDRB dihapuskan untuk menghilangkan hubungan antar independen. PAD dan DAU tidak berpengaruh signifikan 11. Nuarisa, Sheila Ardhian 2013 Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal studi pada pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah Variabel independen: PAD, DAU, dan DAK Variabel dependen: Pengalokasian Anggaran Belanja Modal PAD, DAU, dan DAK berpengaruh signifikan terhadap PABM 12. Sasana, Hadi 2011 Analisis Determinan Belanja Daerah di Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat dalam Era Otonomi dan Desentralisasi Fiskal Variabel independen: PDRB PAD Dana perimbangan Jumlah penduduk Variabel dependen: Belanja daerah PDRB, dana perimbangan, dan jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan, sedangkan PAD tidak berpengaruh signifikan. 13. Maimunah, Mutiara 2006 Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Daerah pada KabupatenKota di Pulau Sumatera Variabel independen: PAD DAU Variabel dependen: Belanja Daerah Variabel moderasi: Flypaper effect PAD dan DAU berpengaruh positif terhadap belanja daerah dan juga dengan flypaper effect. Flypaper effect berpengaruh terhadap belanja daerah. 14. Setyowati, Lilis dan Suparwati, Yohana Kus 2012 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, DAU, DAK, dan PAD terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal sebagai variabel intervening Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah Variabel independen: PE PAD DAU DAK Variabel dependen: Indeks Pembangunan Manusia Variabel intervening: Pengalokasian Anggaran Belanja Modal DAU, PAD,dan DAK berpengaruh positif terhadap IPM melalui PABM. PE tidak berpengaruh positif terhadap IPM melalui PABM. PABM yang diproksikan BM berpengaruh positif terhadap IPM. 15. Kusnandar dan Siswantoro, Dodik 2012 Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah kabupatenkota seluruh Indonesia Variabel independen: DAU PAD SiLPA Luas Wilayah Variabel dependen: Alokasi Belanja Modal DAU tidak berpengaruh, sedangkan PAD, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh signifikan. 16. Ardiansyah S.E, Vitalis Ari, dan Widyaningsih 2014 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks Pembangunan Manusia KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Variabel independen: DAU PAD DAK Variabel dependen: Indeks Pembangunan Manusia PAD berpengaruh positif signifikan. DAU tidak berpengaruh signifikan. DAK berpengaruh negatif signifikan. 17. Darmayasa, I Nyoman dan Suandi, I Ketut 2014 Faktor Penentu Alokasi Belanja Modal dalam APBD Pemerintah Provinsi pada Pemerintah Daerah Provinsi se-Indonesia Variabel independen: DAU DAK DBH PAD Belanja Pegawai Variabel dependen: Alokasi Belanja Modal dalam APBD DBH dan DAU berpengaruh positif signifikan. PAD, DAK, dan belanja pegawai tidak berpengaruh signifikan.

C. Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh PAD terhadap pengalokasian anggaran belanja modal

Kebijakan desentralisasi fiskal memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan dengan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat setempat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat UU No. 332004. PAD merupakan sumber pendapatan yang penting bagi daerah dalam memenuhi kebutuhan belanjanya. Salah satu tujuan utama desentralisasi fiskal adalah terciptanya kemandirian daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan daerah yang dimilikinya. Kemampuan daerah untuk menyediakan sumber-sumber pendapatan ini yang berasal dari daerah tergantung pada kemampuan merealisasikan potensi ekonomi daerah setempat menjadi bentuk-bentuk kegiatan ekonomi masing-masing daerah, khususnya melalui PAD yang mampu menciptakan penerimaan daerah untuk membiayai pembangunan daerah tersebut melalui alokasi belanja modal yang terdapat pada laporan realisasi APBD. Setiap penyusunan APBD, jika Pemda akan mengalokasikan belanja modal maka harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan PAD yang diterima. Dalam hal ini pengeluaran akan disesuaikan dengan penerimaan atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran. Besar kecilnya belanja modal akan ditentukan dari besar kecilnya PAD yang diterima. Semakin besar PAD yang didapat maka akan mempengaruhi kinerja keuangan daerah yang dapat terpenuhi dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan pelayanan publik serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui alokasi belanja modal. Keberhasilan peningkatan PAD juga diukur dengan perannya sebagai pengatur perekonomian masyarakat di daerah. Jika PAD meningkat, maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula. Dampaknya akan sangat positif bagi daerah untuk menyejahterakan masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka masyarakat merasa nyaman yang akan berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk membuka usaha di daerah tersebut. Oleh karena itu, peranan PAD sangat menentukan kinerja keuangan daerah. Senada dengan Sari dan Indrajaya 2014, kinerja keuangan suatu daerah bisa dinilai melalui tinggi rendahnya Pendapatan Asli Daerah PAD yang dihasilkan oleh daerah. Hal ini menunjukkan suatu indikasi yang kuat, bahwa jika PAD suatu daerah meningkat, maka kemampuan daerah untuk melakukan pengeluaran belanja modal akan mengalami suatu peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Indrajaya 2014, menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah sangat mempengaruhi alokasi anggaran belanja pemerintah daerah. Berbeda dengan hasil penelitian Abdullah dan Halim 2006, Sasana 2011 serta Wandira 2013, menemukan hasil PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian belanja modal. Hasil penelitian lain oleh Adi 2006, Darwanto dan Yustikasari 2007, Siswantoro dan Kusnandar 2012 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara PAD dan belanja modal. Hal ini senada dengan penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Haryuli 2014, yang juga menyatakan PAD berpengaruh signifikan terhadap alokasi belanja modal. Secara keseluruhan Pendapatan Asli Daerah akan berpengaruh terhadap alokasi anggaran belanja modal. Berdasarkan teoritis dan paparan-paparan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut: H 1 : Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh positif terhadap pengalokasian anggaran belanja modal.

2. Pengaruh DAU terhadap pengalokasian anggaran belanja modal

Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pendanaan ini untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat yang ada di daerah UU No.33 tahun 2004. Berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi, dimana pemerintah pusat menyerahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah, menimbulkan konsekuensi pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintah daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal. Dana perimbangan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah itu sendiri dengan pemerataan kemampuan keuangan. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan didalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk digunakan daerah dalam hal yang berkaitan penambahan aset untuk peningkatan pelayanan produktivitas masyarakat. Dalam beberapa tahun berjalan, proporsi DAU terhadap penerimaan daerah masih yang tertinggi dibanding dengan penerimaan daerah yang lain, termasuk PAD Harianto dan Adi, 2007, yang disebabkan karena adanya transfer DAU dari pemerintah pusat maka pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai belanja modal. Setiap transfer DAU yang diterima daerah akan ditunjukkan untuk belanja pemerintah daerah, maka tidak jarang apabila pemerintah daerah menetapkan rencana belanja cenderung optimis supaya transfer DAU yang diterima daerah lebih maksimal digunakan dengan adanya pembangunan infrastruktur memadai. Pemerintah daerah dalam menyikapi dana perimbangan untuk belanja modal seharusnya bisa lebih kecil dibanding PAD jika mampu mengoptimalkan potensi daerah yang dimilikinya untuk menghasilkan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Se- PROPINSI LAMPUNG

1 44 61

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH DI PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG (TAHUN 2001-2012)

0 19 77

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7

PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL (Studi pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Aceh)

0 1 10

1 PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEPALA DAERAH, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI SUMATERA

1 2 28

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL PADA PROVINSI JAWA TENGAH

1 1 13

PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL di D.I YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016

0 9 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA MODAL (STUDI PADA KABUPATENKOTA DI WILAYAH ACEH)

0 1 9

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL Se-Provinsi Sumatera Utara 2007-2010

0 0 12

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SiLPA), DANA ALOKASI UMUM (DAU) dan DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Se-Eks Karesidenan Pati Tahun 2011-2016)

0 0 16