BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daerah kecamatan merupakan pembagian wilayah administratif di bawah daerah kabupaten atau kota yang dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya, Camat
dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati atau Walikota melalui sekretaris daerah kabupatenkota. Oleh karena memiliki kedudukan tertinggi di
kantor kecamatan, camat merupakan pemimpin dalam organisasi pemerintah kecamatan. Dengan demikian, camat dituntut dapat mempengaruhi bawahannya agar mampu
bekerjasama demi mencapai tujuan organisasi. Kecamatan Muara terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, dengan jumlah penduduk
13.459 jiwa yang tersebar di 15 desa. Kecamatan muara yang letaknya masih di lingkungan pedesaan membutuhkan kepemimpinan camat yang memiliki tata penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Berdasarkan jurnal Putra Sihombing yaitu “Peran Kepemimpinan Camat Dalam Peningkatan Disiplin Kerja di Kantor Camat Muara Kabupaten Tapanuli
Utara” sebagian pegawai dikantor camat muara memiliki pekerjaan lain diluar pekerjaannya. Hal tersebut dapat terlihat dari disiplin kerja para pegawai yang masih sangat kurang yaitu
pada saat jam kerja, masih banyak pegawai yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan organisasi, mereka merasa enggan untuk menyumbangkan ide pikiran mereka dalam
menunjang kelancaran kegiatan pemerintahan di Kecamatan, serta pada jam masuk dan pulang kerja pegawai tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Camat lebih banyak bekerja sendiri dan kurang menjalin hubungan kerja sama dengan para pegawainya. Pada hari dan jam kerja Kantor Camat Muara terlihat sepi aktivitas dan
pelayanan terhadap masyarakat tidak berjalan. Camat lebih sering beraktivitas dan
Universitas Sumatera Utara
memfokuskan dirinya terhadap pekerjaannya di luar Kantor Camat sehingga camat sering tidak berada di kantor untuk menjalankan tugasnya. Jadi, baik camat maupun pegawainya
sering tidak terlihat di kantor camat melaksanakan pekerjaanya karena memiliki pekerjaan sampingan yang lebih di utamakan dari pekerjaan mereka di kantor camat.
Hal lain yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian adalah dengan jurnal yang lebih dahulu melakukan penelitian di Kantor Camat Muara bahwa terdapatnya
kepemimpinan dan disiplin yang rendah. Disini camat di tuntut untuk dapat menerapkan disiplin kerja kepada pegawainya agar mau bekerja sesuai aturan yang berlaku. Pegawai dan
camat sama-sama membenahi tata kerja agar lebih baik lagi. Dan yang juga sering terjadi jika ada pekerjaan yang harus di selesaikan camat biasanya menyampaikan tugas tersebut di luar
jam kantor atau bahkan tidak saat di kantor kepada pegawainya. Akibatnya pekerjaan yang ada di kantor camat terbengkalai dan tidak selesai tepat waktu. Dalam kepemimpinannya
camat diharapkan memiliki komunikasi yang profesional dengan bawahannya sehingga pegawai kantor camat dengan baik menerima tugas yang diberikan oleh pemimpinya dan
dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Hal tersebut tentunya berimplikasi luas pada timbulnya kesenjangan antara pemimpin
dengan yang dipimpinnya yang berujung pada rusaknya tatanan organisasi di Kantor Kecamatan Muara dan menyebabkan tidak tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditentukan. Oleh sebab itu, dengan memiliki komunikasi yang baik dengan bawahannya Camat Muara dapat menerapkan kedisiplinan kepada pegawainya. Disiplin kerja merupakan
faktor yang penting untuk membenahi kinerja pegawai agar lebih berkualitas lagi. Disiplin kerja dinilai dari seberapa patuhkah pegawai dalam melaksanakan semua peraturan yang
ditetapkan oleh kantor camat. Menurut Saydam 2005: 284 disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma- norma, peraturan yang
berlaku disekitarnya secara bertanggung jawab. Adapun disiplin pada hakikatnya
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja diartikan jika pegawai selalu datang dan pulang tepat pada
waktunya, mengerjakan semua pekerjaanya dengan baik dan tepat waktu, melaksanakan perintah atasan, dan mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan pengamatan penulis di Kantor Camat Muara dengan seiring pergantian camat yang baru telah terjadi perubahan dalam upaya membenahi kedisiplinan kerja pegawai,
Camat melakukan pendekatan dengan mengenal karakter masing-masing pegawainya agar dapat mengetahui dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka, baik itu kebutuhan moril
maupun materil. Kepemimpinan seorang camat selaku pemimpin harus memiliki pikiran, tenaga, dan kepribadian yang dapat memicu timbulnya hubungan kerjasama antara
sekelompok orang di dalam organisasi, serta dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan dapat membawa para bawahannya kepada
sasaran yang ingin dituju sesuai dengan kriteria dan waktu yang telah ditetapkan. Faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting di dalam instansi, karena
pemimpin itulah yang akan meggerakkan dan mengarahkan organisasi atau instansi dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh
kualitas kepemimpinan. Menurut Kartono 2005 Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
mengenai kepemimpinan Camat di Kantor Kecamatan Muara ini. Maka dari itu penulis akan
mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Muara
Kabupaten Tapanuli Utara”
Universitas Sumatera Utara
B. Rumusan Masalah