Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN

TAPANULI SELATAN Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

OLEH

IWAN BAKTI SIREGAR 050921-021

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DEPARTEMEN IlMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Iwan Bakti Siregar

NIM : 050921-021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (Ekstension)

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Medan 5 Nopember 2007 Ketua Departemen Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si Dr. Marlon Sihombing, MA NIP. 131 572 433 NIP. 131 568 391

DEKAN FISIP USU

Prof. Dr.M. Arif Nasution, MA NIP. 131 757 010


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Oleh :

Nama : Iwan Bakti Siregar

NIM : 050921-021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (Ekstension)

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Yang dilaksanakan pada : Hari : Tanggal : Pukul : Tempat :

Tim Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji I : (


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum

Allahumma salli`ala sayyidina Muhammadin an-nabiyyi al-ummiyyi wa`ala alihi wa shahbihii wa sallim. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih yang terdalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

1. Teristimewa untuk Ayahanda (ALM) Machran Sofni Siregar dan Ibunda Iriyanthi Nasution yang sangat penulis sayangi dan cintai. Karena do`a kasih sayang dan pengorbanan tulus yang mereka berikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

2. Bapak Prof. Dr.M Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Marlon Sihombing, MA Selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan tenaga, pikiran, waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah banyak memberikan Ilmu Pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai harganya selama penulis menjalani pendidikan akademik di FISIP USU.

6. Kepada seluruh pegawai pendidikan FISIP USU terutama buat kak Mega dan kak Emi yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

7. Bapak Drs. Irwan Halomoan selaku Camat Barumun Tengah dan M. Raja S.Harahap S.STP selaku Sekretaris Camat Barumun Tengah yang telah


(7)

memberikan izin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada Kecamatan Barumun Tengah.

8. Kepada seluruh pegawai Kecamatan Barumun Tengah yang telah bersedia memberikan waktu dan kesempatan kepada peneliti dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Untuk teman sejatiku (Nia Fenianty Lubis, A.Md) terima kasih atas kasih sayangnya, kesetiaanya, pergorbanan dan semangat darinya.

10. Untuk Abang ( Hendry Syaputra Siregar), (Sahlan Martua Siregar) dan Kakak (Defi Mahrani Siregar, S.Si) dan Adikku (Rahmat Hidayat Siregar) yang selalu menjadi semangat dan teladan buat penulis.

11.Untuk teman terbaikku selama diperkulihaan, Eko, Tanjung, Andi, arie, Fery, Tom, dll, Makasih atas pertemanan kita selama ini dan kenangan yang tak terlupakan di pinggiran danau Toba.

12.Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, demikian pula skripsi ini pasti mempunyai kelemahan dan keterbatasan akan kemampuan penulis. Oleh karena


(8)

itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dikemudian hari.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat sesuai dengan tujuannya kepada semua pihak.

Medan, Oktober 2007


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL………..viii

DAFTAR LAMPIRAN………....xi

ABSTRAK….……….…xii

BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ….………….……….………1

2. Perumusan Masalah .……….………...5

3. Tujuan Penelitian ………….………….………...6

4. Manfaat Peelitian………...6

5. Kerangka Teori……….……….………..……..7

5.1. Kepemimpinan………7

5.2. Disiplin kerja pegawai………..20

5.3. Hubungan kepemimpinan dengan disiplin kerja….………….23

6. Hipotesa………….………...…….………..23


(10)

8. Definisi Operasional.……….………...25

9. Sistematika Penulisan.……….………...27

BAB II. METODE PENELITIAN 1. Jenis/Bentuk Penelitian……….………...29

2. Lokasi Penelitian……….……..………...29

3. Populasi dan Sampel…...……….………....29

4. Teknik Pengumpulan Data…....….………..30

5. Teknik Pengukuran Skor...………..31

6. Teknik Analisa Data………...…………...32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Keadaan dan geografi wilayah... ...35

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi...36

3. Struktur Organisasi Kecamatan...37

BAB IV PENYAJIAN DATA 1. Penyajian Data...47

2. Penyajian Hasil Data...50


(11)

2.2. Disiplin Kerja pegawai...56

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA 1. Klasifikasi Data... ...65

2. Koefisien Korelasi Product Moment...68

3. Uji Signifikansi...70

4. Koefisien Determinant...72

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan...73

2. Saran...75 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi...34

Tabel 2 : Distribusi Responden berdasarkan Umur/Usia...47

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan pendidikan ………...48

Tabel 4 : Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin…………...……….48

Tabel 5 : Distribusi Responden berdasarkan Lama Bekerja...49

Tabel 6 : Jawaban Responden memahami peraturan yang berhubungan ………...50

Tabel 7 : Jawaban memahami tugas/pekerjaan yang diberikan pimpinan...50

Tabel 8 : Jawaban pembinaan tentang tugas secara lengkap dan jelas...51

Tabel 9 : Jawaban mengadakan sosialisasi Peraturan Daerah yang berlaku...51

Tabel 10: Jawaban responden anggaran yang cukup dalam bekerja...52

Tabel 11: Jawaban mengenai memberikan tanggung jawab pekerjaan...52

Tabel 12: Jawaban mengenai laporan berkala tentang penilaian DP3 secara rutin...53

Tabel 13: Jawaban Tentang melakukan Koordinasi Pemerintahan dengan unsur-unsur MUSPIKA...53

Tabel 14: Jawaban Responden Pengawasan melekat pada staf atau Aparatur Kecamatan...54


(13)

Tabel 15: Jawaban Tentang memberikan perhatian atau Evaluasi atas Pekerjaan...54 Tabel 16: Jawaban Tentang memberikan beban kerja yang merata

kepada setiap pegawai...55 Tabel 17: Jawaban responden tentang menerapkan hukuman

pada pegawai yang melanggar...55 Tabel 18: Jawaban responden tentang masuk dan keluar kantor sesuai peraturan...56 Tabel 19: Jawaban responden tentang pentingnya ketepatan waktu

dalam menyelesaikan tugas...56 Tabel 20: Jawaban Responden dalam bekerja menghasilkan

pekerjaan yang berkualitas...57 Tabel 21: Jawaban responden mengenai melakukan tugas pelayanan

secara adil dan merata kepada masyarakat...57 Tabel 22: Jawaban Responden tentang memanfaatkan semua

waktu bekerja yang ada dengan sebaik-baiknya...58 Tabel 23: Jawaban Responden tentang memahami tugas-tugas kedinasan

sesuai TUPOKSI ………...………..58 Tabel 24: Jawaban responden tentang menyikapi tindakan KKN...59


(14)

Tabel 25: Jawaban responden mengenai Disiplin kerja setiap individu

sesuai denganperaturan yang berlaku...59

Tabel 26: Jawaban responden mengenai anggaran yang diberikan sesuai dengan tugas yang diberikan...60

Tabel 27: Jawaban Responden mengenai membuat DP3 dan melaporkan secara berkala...60

Tabel 28: Jawaban responden mengenai hukuman yang diberikan dapat menciptakan disiplin kerja pegawai...61

Tabel 29: Jawaban responden tentang fasilitas–fasilitas yang diberikan dalam bekerja Sudah memadai...61

Tabel 30: Nilai jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan...62

Tabel 31: Nilai jawaban responden terhadap...63

Tabel 32: Distribusi Frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel x...66


(15)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian.

2. Surat permohonan judul penelitian. 3. Surat keterangan dosen pembimbing.

4. Surat undangan seminar proposal penelitian kepada dosen pembimbing. 5. Surat undangan seminar proposal penelitian kepada dosen penguji. 6. Surat judul seminar proposal penelitian.

7. Surat izin penelitian.

8. Surat keterangan di tempat penelitian.

9. Lembaran keputusan Bupati Tapanuli Selatan tentang uraian tugas jabatan Struktural kecamatan dalam daerah kabupaten.

10.Gambar bagan organisasi kecamatan Barumun Tengah.

11.Daftar hadir PNS kantor Camat Kecamatan Barumun Tengah .

12.Lembaran UU nomor 43 tahun 1999 tentang UU nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.

13.Lembaran PERMENDAGRI nomor 6 tahun 2007 tentang petunjuk teknis penyusunan dan penetapan standar pelayanan minimal.


(16)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN

TAPANULI SELATAN Nama : Iwan Bakti Siregar

NIM : 050921-021

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Barumun Tengah kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara.

Kepimimpinan Camat (variabel X) adalah sebagai kepala pemerintahan kecamatan yang mempunyai kedudukan dan kewenangan dalam mewujudkan dan mengarahkan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kemudian disiplin kerja pegawai (variabel Y) yaitu sikap dan kesediaan dan kerelaan seseorang atau pegawai untuk mematuhi dan mentaati semua peaturan-peraturan yang berlaku sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat terwujud secara efektif dan efisien.

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepemimpinan camat terhadap disiplin kerja pegawai. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi antar variabel.

Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya yaitu terdapat pengaruh dan hubungan antara Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.


(17)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN

TAPANULI SELATAN Nama : Iwan Bakti Siregar

NIM : 050921-021

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Barumun Tengah kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara.

Kepimimpinan Camat (variabel X) adalah sebagai kepala pemerintahan kecamatan yang mempunyai kedudukan dan kewenangan dalam mewujudkan dan mengarahkan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kemudian disiplin kerja pegawai (variabel Y) yaitu sikap dan kesediaan dan kerelaan seseorang atau pegawai untuk mematuhi dan mentaati semua peaturan-peraturan yang berlaku sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat terwujud secara efektif dan efisien.

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepemimpinan camat terhadap disiplin kerja pegawai. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi antar variabel.

Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya yaitu terdapat pengaruh dan hubungan antara Kepemimpinan Camat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam menata sistim pemerintahannya agar tercipta pelayanan publik yang efektif, efisiensi, transparansi dan akuntabel serta mendapat partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

Sesuai dengan amanat undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu untuk menekankan pada prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang desentralistik dan demokratis.

Di lingkungan organisasi kerja yang diselenggarakan oleh pemerintah dan kegiatan kerja oleh setiap pegawai negeri sipil terikat oleh berbagai ketentuan yang telah diatur pemerintah sesuai kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil yang merupakan pelaksana pemerintah dalam rangka usaha mencapai tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam mewujudkan hal tersebut peran Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten/kota, Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah


(19)

dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Tugas Camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota sesuai peraturan-peraturan yang berlaku.

Sebagai kepala pemerintahan kecamatan akan sangat berpengaruh untuk mewujudkan, mengarahkan sasaran tujuan agar berjalan secara efektif dan efisien terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Susanto dan Koesnadi (2003 : 6), pemimpin adalah orang yang ditetapkan untuk membawa organisasi mencapai cita-citanya melalui mekanisme yang dirasakan paling efektif dan menurut Kartini Kartono (2005 : 33), pemimpin berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian suatu maksud ataupun tujuan berjalan secara efektif dan efisien.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal bahwa Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada daerah untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar pelayanan minimal yang dimaksud adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal sesuai upaya meningkatkan kemampuan sistim


(20)

atau sarana dan prasarana, kelembagaan, personil, dan keuangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar.

Untuk memastikan proses pencapaian tujuan tersebut, maka terlebih dahulu perlu dipikirkan, diperhitungkan dan dipertimbangkan, dengan kata lain segala sesuatunya perlu direncanakan dengan baik dan dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan organisasi dan dapat memotivasi serta menjaga kualitas hubungan dengan para pegawainya yang salah satunya dapat meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku, peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik pada organisasi tersebut. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja pegawai akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan menumbuhkan disiplin kerja dikalangan pegawai negeri sipil untuk menciptakan keadaan suatu lingkungaan kerja yang tertib, berdaya guna melalui sistem pengaturan yang tepat. Hal ini sejalan dengan sasaran pokok yang dicapai dalam rangka pembinaan pegawai yang dikemukakan oleh Prijodarminto (1999 : 22) ’’Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat dalam kesungguhan dan kegairahan kerja bagi segenap pegawai negeri sipil untuk melaksanakan tugasnya dan mencapai suatu prestasi yang setinggi-tingginya’’.


(21)

Pada hal kita ketahui bersama pegawai negeri sipil adalah abdi negara dan masyarakat, yang dimana dalam pelaksanaan tugas-tugasnya adalah bersifat pelayanan umum atau public service. Untuk itu mereka harus berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat tanpa memikirkan untung ruginya, karena pegawai negeri sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat telah berjanji untuk mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan dan mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi dalam pengabdiannya terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Siagian (1991 : 24), kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berfikir, bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapain tujuan organisasi.

Pendayagunaan aparatur negara berfokus kepada segala sesuatu usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban yang menyangkut kegiatan pemerintahan dengan salah satu menciptakan disiplin kerja pegawai negeri sipil untuk menghasilkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

Permasalahan penerapan disiplin bukanlah hal yang mudah akan tetapi suatu tanggung jawab yang sulit untuk dilaksanakan, karena disiplin berkaitan dengan berbagai segi dan nilai-nilai tingkah laku seseorang yang menyangkut pribadi dan kelompok dalam suatu wadah tertentu. Namun, jika disiplin mampu diterapkan dan dilaksanakan pada pegawai, maka tujuan organisasi dapat dicapai secara baik dan benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.


(22)

Salah satu faktor dalam menerapkan disiplin kerja tersebut adalah dengan memberikan hukuman/sanksi dan hal ini sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik pegawai supaya mentaati semua peraturan organisasi. Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua pegawai, dengan keadilan dan ketegasan sasaran pemberian hukuman akan tercapai. Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman/sanksi yang tegas bagi pelanggarnya bukan menjadi alat pendidik bagi pegawai.

Demikian halnya dengan Pemerintahan Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan yang salah satu tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat secara maksimal dan salah-satu indikator dalam mewujudkannya dengan meningkatkan disiplin kerja pegawai.

Namun pada kenyataannya, disiplin kerja tidak lepas kaitannya dengan bagaimana pimpinan menjalankan perannya sebagai kepala organisasi. Pimpinan dinilai memegang peranan yang penting dan strategis terhadap disiplin kerja pegawai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dari uraian diatas tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“ PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN “.

2. Perumusan masalah.

Dalam usulan dan rancangan penelitian perlu ditegaskan perumusannya sehingga keseluruhan proses penyajian benar-benar terarah. Untuk itu berdasarkan


(23)

latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kepemimpinan Camat di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan?

2. Bagaimana pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan?

3. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan Camat di Kantor Kecamatan Barumun tengah.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan Camat terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

4. Manfaat Penelitian.

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

a. Bagi Universitas Sumatera Utara (USU), Khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) dalam memperkaya referensi karya ilmiah pada Departemen Ilmu Administrasi Negara.

b. Bagi Pemerintahan Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan

sebagai tambahan informasi mengenai kepemimpinan Camat terhadap disiplin kerja pegawai negeri sipil.

c. Bagi penulis sebagai Tambahan informasi ilmiah dalam memperdalam


(24)

kemampuan berfikir penulis melalui penulisan karya ilmiah ini. 5. Kerangka Teori.

Teori diartikan sebagai serangkaian konsep, definisi, proposisi, yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. (Singarimbun, 1989 : 48)

Mengacu pendapat diatas, maka dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa teori yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian.

5.1. Kepemimpinan

a. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama–sama melakukan aktifitas tertentu demi pencapaian suatu sasaran dan tujuan. (Kartono, 2005 : 76).

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati sehingga orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Pengertian pemimpin yang diutarakan Fairchild (dalam kartini kartono, 2005 : 23) yang menyatakan pemimpin dalam pengertian luas seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasi, atau mengontrol usaha atau upaya orang lain melalui kewenangan, kekuasaan atau posisi.


(25)

Dan pengertian kepemimpinan menurut Siagian ( 2002 : 62) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedekian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.

Dari pengertian-pengertian luas diatas dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang melekat pada diri seseorang pemimpin yang bergantung pada bermacam faktor intern dan ekstern serta esensi kepemimpinan itu adalah kepengikutan.

b. Azas dan fungsi Kepemimpinan.

Azas atau dasar kepemimpinan merupakan hal yang prinsip karena sangat menentukan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik tersebut memiliki ciri-ciri, karakteristik, pribadi. Dan pola yang dapat dibedakan dengan tidak baik. Menurut Kartono (2005 : 12) azas kepemimpinan sangat penting karena kepemimpinan akan memproduser hasil yang baik dan bermanfaat atau justru menghasilkan produk yang buruk dalam kaitannya dengan efisiensi organisasi sedangkan fungsi kepemimpinan menjadi penting karena fungsilah yang menjadi indikator apakah kepemimpinan tersebut optimal atau tidak.

Selanjutnya Kartono (2005 : 25) menjelaskan bahwa fungsi kepemimpinan adalah sebagai kegiatan memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi, atau membangun motivasi–motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi organisasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efektif dan membawa para pengikut kepada sasaran yang ingin


(26)

dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Azas-azas kepemimpinan menurut Kartono (2005 : 28) adalah : a. Kemanusiaan.

Mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, yaitu pembimbingan manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan-tujuan tentang manusia.

b. Efisiensi.

Efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber materi dan jumlah manusia, atas prinsip penghematan, adanya nilai-nilai

ekonomis serta azas-azas manajemen modern.

c. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju pada taraf kehidupan

yang lebih tinggi.

Menurut Hendiyat (1998 : 4) fungsi kepemimpinan terbagai atas dua bagian yaitu :

1. Fungsi bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai .

2. Fungsi bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan

menyenangkan sambil memeliharanya.

Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain terdiri dari :

a. Memikirkan, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan


(27)

tujuan itu.

b. Memberi motivasi kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi

dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan

yang dapat memberi harapan yang baik, dan kepemimpinan yang dapat memberi harapan yang baik, dan kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang nyata

karena kepemimpinan yang efektif dalam suatu demokrasi tergantung interaksi dari anggota dalam situasi itu dan juga saran–saran dari anggota akan membantu

pemimpin dalam hal membawa anggota dalam satu tujuan.

c. Membantu anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan–keterangan yang

perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan–pertimbangan yang sehat.

d. Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kepada masing-masing demi kepentingan bersama.

Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat antara lain :

a. Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama di dalam kelompok demi tercapai


(28)

b. Menanamkan dan memupuk perasaan pada masing-masing anggota bahwa

mereka termasuk dalam kelompok adalah bagian dari kelompok dan semangat kelompok dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap usaha- usahanya dan sifat

yang ramah tamah, gembira dari pemimpin akan mempengaruhi anggota-anggota dan mereka pasti akan menirunya.

c. Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan,

fasilitas, maupun situasi.

Menurut Manulang (1995 :23) azas dan fungsi kepemimpinan juga berkaitan

dengan tanggung jawab pemimpin yang dapat disebutkan dalam poin-poin

terperinci, yaitu :

a. Menentukan pelaksanaan kerja yang realistis.

b. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk

menjalankan tugasnya.

c. Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka. d. Memberikan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.

e. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengandungkan partisipasi


(29)

f. Menghilangkan hambata-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.

g. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.

h. Menunjukkan perhatian kepada karyawannya.

c.Teori Kepemimpinan.

Menurut Kartono (2005 : 31) Pada umumnya teori kepemimpinan berusaha

untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa hal, antara lain :

a. Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimpinan dibutuhkan manusia disebabkan karena adanya suatu

keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia. Disatu pihak manusia terbatas kemampuannya dan kesempatan

untuk memimpin, sedangkan dipihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan dan kesempatan untuk memimpin, sedangkan dipihak lain ada

orang yang mempunyai kelebihan untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan kepemimpinan, yaitu sejak adanya kerja sama antar manusia.

b. Sebab munculnya Pemimpin.


(30)

mengemukakan beberapa teori, dimana antara satu dengan lainnya

mempunyai perbedaan. Walaupun demikian terdapat tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan munculnya pemimpin, yaitu :

 Teori Genetis

Menurut teori ini seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia

dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.

 Teori Sosial

Teori ini adalah kebalikan dari teori genetik. Inti dari teori sosial ini

adalah setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Menurut teori ini pemimpin itu

dipersiapkan dan dibentuk sesuai situasi yang berubah-ubah dan kebutuhan sosialnya.

 Teori Ekologis

Teori ini adalah sebagai reaksi dari kedua teori diatas. Inti dari teori ini

adalah seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,


(31)

bakat-bakat ini kemudian dikembangkan melalui pengalaman dan usaha

pendidikan, juga sesuai dengan dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya. (Kartono, 2005 : 32)

d.Gaya dan tipe kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian tersendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai

perilaku dan tipe kepemimpinanya.

Menurut Hadari (2004 : 83) bahwa aktifitas kepemimpinan dipilah-pilah

maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing, gaya kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam membeda-bedakan

atau mengklafikasikan tipe kepemimpinan.

Dari berbagai studi tentang kepemimpinan diketahui ada beberapa gaya

kepemimpinan yang paling umum dikenal, yaitu : a. Gaya dan tipe kepemimpinan otoriter.

Kepemimpinan otoriter itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipatuhi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa


(32)

berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin bergaya dan bertipe otoriter selalu

berdiri jauh dari anggota kelompoknya, dan ia senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal pada kondisi dan situasi yang sikap dan prinsipnya yang kaku. Penonjolan

diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi, hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik. Dalam menentukan dan

menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan menjalankannya dengan sikap yang kaku, pemimpin bergaya dan bertipe ini juga tidak dapat dikritik, bawahannya juga

tidak akan mendapat kesempatan untuk memberikan saran maupun pendapat, kalau pemimpin ini sudah mengambil keputusan yang biasanya keputusan itu berbentuk

perintah dan bawahan hanya melaksanakannya saja. b. Gaya dan Tipe Paternalistik.

Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistik merupakan kepemimpin yang bersifat kebapakan, namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang didambakan.

Seorang pemimpin paternalistik senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang belum

dewasa, ia tidak akan mendorong kemandirian bawahannya karena tidak ingin mereka berbuat kesalahan, terkait dengan itu maka pemimpin paternalistik akan


(33)

bersifat terlalu melindungi, itikadnya mungkin baik tetapi prakteknya akan negatif

karena ia tidak akan mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut akan timbul dampak negatif pada organisasi. Dalam pemgambilan

keputusan pemimpin paternalistik menjadi pusat pengambilan keputusan dimana pelimpahan wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah

dalam organisasi tidak terjadi.

c. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Laissez Faire.

Gaya dan tipe kepemimpinan ini adalah gaya dan tipe kepemimpinan yang “aneh” dimana seorang pemimpin namun pada praktisnya tidak memimpin, ini dapat dilihat

dari gaya kepemimpinan yang santai karena berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak memiliki masalah yang serius dan kalau pun ada selalu dapat

ditemukan penyelesaiannya, juga ia tidak senang mengambil resiko dan lebih cenderung pada mempertahankan status quo. Seorang pemimpin yang bergaya dan

bertipe ini senang melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan dan

keberadaanya dalam organisasi lebih bersifat suportif.


(34)

Gaya dan tipe Kepemimpinan Kharismatik memiliki kekuatan energi, daya

tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya. Terlepas dari apakah ia berfungsi

sebagai pemimpin formal atau informal ia mempunyai daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu biasa menjelaskan apa

penyebab kesediaan itu yang dipengaruhi latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan, dan penampilan mungkin ikut berperan, akan tetapi mungkin juga tidak,

karena ketidakmampuan para ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik

memiliki “kekuatan supranatural” yang tidak dimiliki orang lain.

e. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Demokratis.

Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang berorientasi pada memberikan bimbingan yang efektif kepada para bawahannya.

Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahannya, dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik. Ia rela dan mau melimpahkan wewenang

pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya, dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para


(35)

bawahanya. Pemimpin demokratis bersifat mendidik dan membina, dalam hal

bawahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat menghukum atau mengambil tindakan punitive.

Setelah mengetahui berbagai gaya dan tipe kepemimpinan, maka pertanyaan yang akan timbul adalah : Gaya kepemimpinan yang manakah yang lebih baik? untuk

menjawab pertanyaan ini memang sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi, adakalanya seorang pemimpin akan bergaya otoriter

dalam situasi tertentu walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin yang sering bergaya demokratis. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti tujuan, pengikut (bawahan), organisasi dan situasi yang ada sehingga tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk.

Oleh karena itu dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita hendaknya jangan beranggapan bahwa seseorang pemimpin harus tetap konsisten

untuk mempertahankan gaya kepemimpinannya dalam segala situasi, hal ini justru mungkin akan memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya, tapi sebaliknya

harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya sesuai dengan situasi, kondisi dan individu dalam organisasi yang sedang dihadapi.


(36)

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah suatu fenomena yang timbul disebabkan adanya orang-orang, posisi dalam suatu organisasi dan situasi yang spesifik. Hal-hal inilah

(orang-orang, posisi, dan situasi) yang disebut dengan faktor-faktor pengaruh kepemimpinan. (Manulang 1995 : 21)

a. Faktor orang.

Faktor “orang” dapat mempengaruhi kepemimpinan karena konsentrasi

kepemimpinan seringkali memusatkan perhatian kepada pemimpin ataupun ciri-ciri pribadinya. Dahulu orang berangapan bahwa raja ataupun para kaum

bangsawan memiliki hak mutlak penguasaan dan kepemimpinannya adalah sesuatu sifat yang diwariskan.

Ada beberapa indikasi yang sering dijumpai dalam konteks “orang” di dalam kepemimpinan. Menurut Manullang (1995 : 21) yaitu meliputi indikasi

intelegensi, antusiasme, dominasi, kepercayaan diri, partisipasi sosial, dan keseimbangan.

b. Faktor posisi.


(37)

akan ada peranan yang mengikutinya. Apabila kita mengikuti perkataan

peranan maka kita bermaksud mengatakan apa yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang tertentu. Ada dua macam sumber harapan tentang

peranan yaitu :

1. Harapan pribadi adalah cara-cara orang mengharapkan pemimpin

akan berkelakuan dan bertindak.

2. Harapan organisatoris adalah keinginan organisasi terhadap

perilaku pemimpin yang biasanya berpedoman pada posisi formal yang diatur di dalam pembagian kerja.

5.2. Disiplin kerja pegawai.

Disiplin adalah suatu suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. (Prijodarminto, 1999 : 23)

Menurut Hasibuan (2005 : 193) Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal

ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap pimpinan selalu berusaha agar


(38)

para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Untuk memelihara dan

meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Bagi pegawai Negeri Sipil ada peraturan pemerintah yang secara tegas mengatur larangan dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana yang

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Menurut Prijodarminto (1999 : 23), yang dimana disiplin itu mempunyai tiga aspek, Yaitu :

1. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan

standar yang sedekian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan

pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan; norma, kriteria dan standar yang merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan.

3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk


(39)

Berbicara masalah disiplin berkaitan dengan unsur perilaku, sikap, dan

tingkah laku seseorang. Karena disiplin itu sendiri merupakan wujud dari ketiga bentuk tersebut di dalam tersebut di dalam akvitas yang dilaksanakannya.

Dari definisi tersebut, dapat simpulkan bahwa disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang atau pegawai untuk mematuhi dan mentaati segala

norma peraturan yang berlaku pada sistim organisasi tersebut.

Menurut Hasibuan (2005:194) Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik pegawai supaya mentaati semua peraturan organisasi. Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua pegawai. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai. Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya bukan menjadi alat pendidik bagi pegawai.

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa adanya dukungan disiplin kerja pegawai yang efektif organisasi akan sulit untuk mewujudkan

fokus dan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai produktifitas yang efektif dan efisien.

5.3. Hubungan kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai.

Berjalannya proses penyelenggaraan pemerintahan dalam memberikan


(40)

mewujudkannya, dimana hal ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya

kepemimpinan Camat sebagai kepala pemerintahan kecamatan. Camat sebagai seseorang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan

pemerintahan kecamatan harus mampu berperan dalam mengawasi, membina, mengarahkan terhadap disiplin kerja pegawai yang baik dan benar untuk

mendukung kinerja yang unggul dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien terhadap masyarakat.

Kirannya tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisai tertentu

sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat didalam organisasi yang bersangkutan. Karena kepemimpinan memainkan peranan yang dominan dan

mempunyai kewenangan, kekuasaan dalam keseluruhan upaya untuk menciptakan disiplin kerja pegawai.

6. Hipotesa

Berdasarkan kepada perumusan masalah dan kerangka teori yang dipaparkan terdahulu, maka hipotesa dalam penulisan ini “ Bahwa ada pengaruh positif dan


(41)

Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

7. Definisi konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau

individu tertentu. ( Singarimbun, 1989 : 34)

Adapun tujuan definisi konsep adalah sebagai kerangka berfikir agar tidak

terjadi tumpang tindih atas variabel yang menjadi subyek peneliti. Oleh karena itu yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

 Kepemimpinan Camat adalah perilaku dan tindakan Camat sebagai kepala

pemerintahan kecamatan yang berkedudukan sebagai koordinator Pemerintahan

Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten sesuai Peraturan Daerah No.5 Tahun 2006, Tentang Struktur

Organisasi Kecamatan dan Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi.

 Disiplin pegawai yaitu, bagaimana pegawai mematuhi dan mentaati ketentuan

yang ada dengan baik maupun bersifat peraturan dan undang- undang yang berlaku sebagaimana peraturan disiplin yang ada ditetapkan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.


(42)

8. Definisi Operasional.

Definisi operasional merupakan semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya suatu variabel (Singarimbun, 1989 : 56), bertujuan untuk mempermudah

uraian dari konsep yang ada sudah dirumuskan dalam bentuk indikator–indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian. Definisi operasional data

penelitian ini terdiri dari 2 variabel, Yaitu : a.Variabel bebas (x)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan Camat yaitu kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala wilayah kecamatan sebagai

koordinator penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota, sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006, Tentang Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan,

kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi dalam daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, maka variabel Ini dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

 Memberikan Petunjuk dan memberikan penjelasan tentang pembagian kerja

pada masing-masing satuan unit organisasi.

 Pengawasan, yaitu pengawasan oleh Camat terhadap pekerjaan bawahannya dan


(43)

 Pembinaan, memberikan bimbingan pada bawahan dalam melaksanakan tugas pada masing-masing satuan organisasi.

 Pengelolaan Ketatausahaan, melakukan Administrasi Pemerintahan serta

menyampaikan laporan dan bertangung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

 Partisipasi, yaitu peranan Camat terhadap pembiayaan, sarana dan prasarana

dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi sesuai ketentuan APBD Kabupaten.

b.Variabel Terikat (y)

Kedisiplinan sesuai dengan PP No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas

UU No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian., tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Yang dimaksud dengan Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur tentang kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap Pegawai Negeri Sipil.

Dalam pembahasan tersebut disiplin pegawai ini dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :

 Masuk dan pulang kantor sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan.


(44)

 Menyelenggarakan tugas pemerintahan dengan bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

 Menyelenggarakan pelayanan yang adil dan merata menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa.

 Melaksanakan tugas kedinasan dengan sungguh–sungguh dan bertanggung

jawab.

 Melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan sistim kerja yang ditetapkan.

 Melaksanakan tugas Pemerintahan, Pembangunan dan mewujudkan pelayanan

kepada masyarakat.

 Memberikan laporan terhadap hasil kerja yang diperintahkan pimpinan.

9. Sistimatika Penulisan.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, definisi konsep, definisi operasional, sistematika penulisan.

BAB II : METODELOGI PENELITIAN


(45)

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik

pengukuran skor, teknik analisa data.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan data – data atau karakteristik lokasi penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan penyajian data – data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan untuk di analisis.

BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI

Menganalisa data yang disajikan pada bab sebelumnya untuk

diinterpretasikan selanjutnya.


(46)

BAB II

METODE PENELITIAN

1. Bentuk Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian

eksplanatif (eksplanatory research) yang mengkaji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Sementara teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa

kuantitatif.

2. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Barumun Tengah yang

bertempat di Jln.Ahmad Yani No.16 BINANGA Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara (SUMUT).

3. Populasi dan Sampel.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2002 : 57). Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di kantor kecamatan


(47)

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber penelitian

yang dianggap mewakili dari seluruh populasi. Sedangkan untuk penentuan sampel, penulis akan mengutip pendapat Arikunto (2002 : 112), “ untuk sekedar ancer-ancer

apabila jumlah subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik jumlah populasi diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,

jika jumlah subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Dengan demikian yang menjadi Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi atau Total Sampling yang berjumlah 30 orang.

4. Teknik Pengukuran Data.

Untuk mendapatkan data yang benar dan relevan dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan, yaitu :

Data pimer adalah suatu data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan

kuesioner sesuai daerah tempat penelitian.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

 Observasi yaitu peneliti mengadakan pengamatan langsung di lokasi


(48)

 Questioner yaitu peneliti dengan menyebarkan data pertanyaan kepada responden dengan cara jawaban yang telah tersedia.

 Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan responden yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Data tersebut ditambah dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

berbagai sumber kepustakaan dan lampiran untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari arsip–arsip yang berkenaan dengan penelitian.

5. Teknik Pengukuran Skor.

Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini mempergunakan skala Likert untuk menilai jawaban dari questioner yang disebarkan

kepada responden. Adapun penentuan skor dari setiap pertanyaan dengan alternatif jawaban yang berbeda yaitu :

- Untuk alternatif jawaban a diberi skor 3 - Untuk alternatif jawaban b diberi skor 2

- Untuk alternatif jawaban c diberi skor 1

Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing – masing


(49)

intervalnya dengan cara sebagai berikut :

SKOR TERTINGGI – SKOR TERENDAH BANYAKNYA BILANGAN

Maka diperoleh : 3 – 1 = 0,66 3

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-

masing variabel yaitu :

- Skor untuk kategori tinggi = 2,34 – 3,00

- Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

- Skor untuk kategori rendah = 1,00 – 1,66

6. Teknik Analisa Data

Untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini dipergunakan teknik analisa korelasi dan sesuai dengan data yang diperoleh yaitu data interval maka teknik

korelasi yang dipergunakan adalah teknik korelasi product moment.

Adapun rumus korelasi product moment ( Sugiyono, 2005 : 212) adalah :

r

xy

=

n

xy –

(

x

)(

y

)


(50)

Keterangan :

rxy =Angka indeks korelasi “r” Product moment

n = Populasi

xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

x = Jumlah seluruh skor x

y = Jumlah seluruh skor y

Untuk melihat hubungan atau pengaruh kedua variabel maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

 Nilai r yang positif ( + ) menunjukkan pengaruh atau hubungan kedua variabel

positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti dengan nilai variabel

yang lain.

 Nilai r yang negatif ( - ) menunjukkan hubungan atau pengaruh kedua variabel

negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

 Nilai r yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai

hubungan atau pengaruh, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya

berubah.


(51)

variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau

interpretasi angka sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2005 : 214), yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0, 00-0, 199 0, 20-0, 399 0, 40-0, 599 0, 60-0, 799 0, 80-1, 000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Untuk mengetahui berapa % pengaruh variabel bebas mempengaruhi

variabel terikat maka digunakan teknik koefisien determinant. Perhitungan dilakukan

dengan mengkuadratkan nilai koefisien product moment (rxy2) dan dikalikan dengan

100 % atau dengan rumus : D = (rxy2 ) X 100%

Keterangan :

D = Determinan.


(52)

BAB III

DESKRIPSI PENELITIAN

1. Keadaan dan Geografi Wilayah

Secara geografi wilayah Kecamatan Barumun Tengah terletak pada 01 11` 08,4”` Lintang Utara dan 99 56` 33,9” Bujur Timur seluas + 21.500 Ha yang terdiri

dari 77 desa yang dimana termasuk daerah perkebunan. Secara administrasi wilayah kecamatan Barumun Tengah berada di kabupaten Tapanuli Selatan mempunyai jarak

+ 440 km dari ibukota Propinsi Sumatera Utara (Medan), serta berjarak + 80 km dari

Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Barumun Tengah mempunyai batas-batas wilayah yang berbatasan dengan :

 Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Portibi.

 Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sosopan.

 Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Simangambat.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Lubuk Barumun

2. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi.


(53)

Pokok Dan Fungsi Organisasi Kecamatan, yang dimana Kecamatan adalah Wilayah

Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

Kabupaten.

Dalam penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Camat :

1. Pelaksananaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Kabupaten.

2. Pelayanan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan ;

3. Pengelolaan Ketatausahaan.

Tata kerja dalam rangka melaksanakan tugas setiap satuan organisasi di

lingkungan Kecamatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Kecamatan maupun dengan Instansi di luar

Kecamatan. Tata kerja Kecamatan antara lain :

1. Camat bertanggung jawab memimpin, memberi petunjuk, membimbing dan

mengawasi pekerjaan bawahannya serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Setiap satuan kerja lingkungan Kecamatan wajib mengikuti, mematuhi petunjuk


(54)

laporan berkala tepat pada waktunya.

3. Camat wajib menyampaikan laporan berkala kepada kepala daerah.

4. Bilamana Camat memandang perlu untuk mengadakan perubahan kebijakan yang

telah ditetapkan oleh kepala daerah, maka hal tersebut harus diajukan kepada kepala daerah untuk mendapat keputusan.

3. Struktur Organisasi dan Tata kerja di Kecamatan Barumun Tengah.

Dalam pedoman susunan organisasi dan tata kerja pegawai sesuai dengan

Peraturan Daerah No.5 Tahun 2006, Tentang Susunan Organisasi dan Tugas dan

Fungsi Kecamatan dalam Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, dipimpin oleh

Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah”.

A. Camat.

Adapun yang menjadi tugas dan fungsi Camat adalah :

 Membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan

pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan.

 Melakukan pelayanan administrasi Pemerintahan kepada masyarakat.


(55)

 Membina Persatuan dan Kesatuan, Suku Agama atau paham/golongan untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.

 Menyelesaikan sengketa/permasalahan tanah antar penduduk dan penduduk

dengan perusahaan/perusahaan terbatas yang ada di Kecamatan.

 Membina Aparatur Pemerintahan Kecamatan dan Membina Lembaga-lembaga

Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan pemerintahan Desa/Kelurahan.

 Melaksanakan pengawasan umum terhadap kegiatan pembangunan, dan

pengawasan melekat kepada staf dan aparatur Kecamatan lainnya.

 Mengadakan Sosialisasi Peraturan-peraturan Daaerah dan Peraturan

Perundang-undang yang berlaku.

 Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan

distribusi serta pembinaan sosial budaya dan lingkungan hidup.

 Melakukan Koordinasi Pemerintahan dengan unsur Musyawarah Pimpinan

Kecamatan (MUSPIKA).

 Melakukan Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan

Dinas atau cabang Dinas, Instasi Vertikal dan unit Organisasi Perangkat lainnya, Desa dan Kelurahan.


(56)

 Mengkoordinir pelaksanaan penagihan jenis pendapatan Daerah, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Kecamatan.

 Mengawasi pemeliharaan kebersihan dan pengelolaan Bangunan/Kios pasar

Kecamatan.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati/Sekretaris Daerah Kabupaten.

B. Sekretaris Camat.

Adapun yang menjadi tugas dari Sekretaris Camat adalah unsur pembantu

Camat dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Sedangkan tugas dan fungsi Sekretaris Camat adalah :

 Mengetahui dan memahami Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan

dengan tugasnya ;

 Melaksanakan pembinaan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi Kecamatan dan Kelurahan.

 Mengelola tata usaha, Administrasi Kepegawaian, keuangan, peralatan, Rumah

Tangga dan peyediaan blanko yang dibutuhkan terhadap urusan pelayanan

masyarakat.


(57)

kemasyarakatan.

 Mengadakan penilaian terhadap staf Sekretariat Kecamatan dan Kelurahan

dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahun.

 Membuat laporan tentang keadaan kehadiran pegawai secara berkala.

 Memberikan pelayanan administrasi terhadap urusan masyarakat dan membuat

laporan surat tegoran, panggilan terhadap pegawai yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.

C. Seksi Penyusunan Program dan Evaluasi.

Mempunyai tugas sebagai pembantu Camat yang dalam melaksanakan

tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Adapun yang menjadi tugas :

 Mengkoordinasikan dan menyusun rencana dan program dengan seksi-seksi

dan satuan Organisasi Kecamatan.

 Mengumpulkan data/fakta dari setiap seksi dan satuan Organisasi kecamatan

dalam rangka penyusunan rencana dan program Pemerintahan, Pembangunan

dan kemasyarakatan.


(58)

 Mengevaluasi perencanaan dan program setiap tahun anggaran.

 Mengerti dan memahami pedoman peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan tugasnya.

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Camat atau Sekretaris Camat

sesuai dengan bidang tugasnya.

D. Seksi Pemerintahan.

Seksi Pemerintahan adalah unsur pemabantu Camat yang dalam

melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat mempunyai tugas :

 Menyiapkan bahan-bahan rapat koordinasi Perangkat Kecamatan dan Instansi

vertikal Kecamatan.

 Menyusun jadwal rapat kegiatan Pemerintahan secara berkala.

 Meneliti, Menganalisa dan mengklasifikasikan data kependudukan.

 Memberikan pelayanan administrasi kependudukan.

 Memberikan pelayanan administrasi pertanahan, proses pembuatan, akte jual beli, hibah, ganti rugi dan surat-surat lainnya.


(59)

ke Desa/ Kelurahan

 Mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

 Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas-tugas

Pemerintahan.

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Camat atau Sekretaris Camat

sesuai dengan bidang tugasnya.

E. Seksi Pembangunan

Adapun tugasnya adalah unsur pembantu Camat yang dalam melaksanakan

tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Seksi Pemabangunan mempunyai tugas :

 Mengumpulkan data, menganalisa dan memgklasifikasikan data sebagai bahan

teknis rencana Pembangunan.

 Melakukan rapat koordinasi /konsultasi Pembangunan dengan perangkat daerah

kabupaten.

 Mempersiapkan bahan-bahan rapat kooordinasi rencana pembangunan


(60)

 Membina rencana teknis Administrasi pembangunan Desa/Kelurahan.

 Menyusun dan membuat laporan hasil pelaksanaan Pembangunan Kecamatan

setiap akhir tahun anggaran.

 Memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan IMB, Izin HO,

Izin Pemakaian Jalan.

 Memberikan nilai stafnya kepada Sekretaris Camat dalam rangka

PembuatanDP-3 ;

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Camat atau Sekretaris Camat

sesuai dengan bidang tugasnya.

F. Seksi Kemasyarakatan.

Adapun tugasnya adalah unsur pembantu Camat yang dalam melaksanakan

tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Mempunyai tugas antara lain :

 Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada masyarakat Desa/Kelurahan,

Unit Organisasi kemasyarakatan.

 Mengumpulkan dan menyalurkan bantuan sosial kepada kelompok masyarakat


(61)

 Melakukan koordinasi kegiatan dengan instansi terkait dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

 Melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan masyarakat pada Hari-hari Besar

Nasional dan Keagamaan.

 Melakukan koordinasi kegiatan dengan instansi terkait dalam upaya peningkatan Mutu Kesehatan Keluarga dan Masyarakat.

 Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan secara tertulis/ lisan

kepada Camat/Sekretaris Camat.

G. Seksi Pendapatan.

Adapun tugasnya adalah unsur pembantu Camat yang dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat Melalui

Sekretaris Camat. Mempunyai tugas :

 Menguasai dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Daerah

yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pengelolaan Kios-kios Pasar dan proses perizinan usaha sesuai

dengan kewenangannya.


(62)

Diversifikasi Penagihan kepada wajib Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Daerah lainnya setiap Tahun Anggaran.

 Menyelesaikan proses penyelesaian persyaratan izin-izin usaha yang diajukan

oleh pengusaha/pemohon.

 Membuat dan menyusun Daftar Realisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi.

 Memberikan penyuluhan terhadap Wajib pajak dan Retribusi.

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Camat sesuai dengan bidang

tugasnya.

H. Kelompok Jabatan Fungsional.

 Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang

jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

 Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja dan ditetapkan oleh Camat atas persetujuan Bupati (Kepala Daerah)

 Jenjang jabatan Fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(63)

I. Ketentuan Lainnya.

 Apabila Camat berhalangan menjalankan tugasnya, wajib menunjuk seorang

pejabat Kecamatan yang mewakilinya dengan memperhatikan Daftar Urut

Kepangkatan (DUK), dalam melaksanakan tugas Camat dengan persetujuan Kepala Daerah.

 Segala pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi

Kecamatan dalam Daerah Kabupaten dibebankan kepada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli selatan.


(64)

BAB IV PENYAJIAN DATA

1. Penyajian Data.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka hasil-hasil penelitian akan diuraikan dalam 3 bentuk data yaitu : Pengamatan langsung (Observasi) peneliti,

wawancara dan kuesioner.

Adapun hasil kuesioner sebagai instrumen utama dalam penelitian ini akan

disajikan satu persatu berdasarkan urutan pertanyaan sesuai dengan yang terdapat dalam daftar kuesioner.

1.2. Data Identitas Responden

Data-data yang menyangkut identitas responden yang akan disajikan

meliputi : Umur/Usia, Pendidikan, jabatan/golongan, dan lama bekerja di kantor

Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan. A. Umur/Usia Responden.

Tabel tersebut adalah gambaran tentang jumlah dan persentase responden untuk kelompok umur pegawai yang ada di Kecamatan Barumun Tengah yang


(65)

pemahaman pegawai terhadap karakteristik daerah dan budaya bekerja sudah

dipahami umur dan lama pegawai bekerja.

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur/Usia.

Umur Jumlah Persentase

20 – 29 9 30

30 – 39 16 53.3

40 – 49 5 16.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

B. Pendidikan Responden

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

S1 (Strata Satu) 5 16,7

SLTA 18 60

SLTP 7 23,3

Jumlah 30 100%

Sumber : kusioner Penelitian, Mei 2007

Tabel diatas adalah gambaran tentang jumlah dan persentase untuk jenis pendidikan responden. Hal diatas dapat disimpulkan bahwa rata-tara pendidikan

pegawai masih minim dan terbatas, ini sangat mempengaruhi proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.


(66)

C. Jenis kelamin Responden

Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 21 70

Perempuan 9 30

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa

rata-rata pegawai yang bekerja di kantor Kecamatan Barumun Tengah adalah laki-laki yang sesuai dengan formasi ketentuan yang ditetapkan.

D. Lama Bekerja Pada Kecamatan Barumun Tengah Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja.

Masa Kerja Jumlah Persentase

1-5 Tahun 10 33,3

5-10 Tahun 12 40

10-15 Tahun 5 16,7

> 15 Tahun 3 10

Jumlah 30 100%

Sumer : Kuesioner Penelitian, Mei 2007.

Dari data diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia muda

yaitu antara 30-39 tahun (terbukti dari 16 jawaban responden) atau dibawah umur 40 tahun, kemudian yang memiliki pendidikan yang tinggi yaitu SLTA (terbukti dari 18


(67)

dari 21 responden), dan yang telah bekerja pada kantor kecamatan Barumun Tengah

sebagian besar dalam waktu yang cukup lama yaitu 5-10 tahun (terbukti dari 12 jawaban responden). Dengan tingkat usia yang relatif muda, tingkat pendidikan yang

rendah, dan jenis kelamin serta lama bekerja di kantor Kecamatan Barumun Tengah tentunya secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada disiplin kerja

pegawai.

2. Penyajian Hasil Data

Dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 30 orang responden, dan melakukan wawancara mendalam kepada

informan.

2.1. Kepemimpinan Camat (Variabel X)

Dibawah ini ada beberapa tabel jawaban responden pada, yaitu : Tabel 6 : Jawaban Memahami Peraturan yang berhubungan dengan tugas

Keterangan Jumlah Persentase

Paham 22 73.3

Kurang Paham 8 26.7

Tidak Paham 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007


(68)

memahami peraturan yang berhubungan dengan tugas, akan tetapi pimpinan harus

memberikan koordinasi yang efektif sesuai perubahan ketentuan yang berlaku dalam proses pelayanan masyarakat.

Tabel 7 : Jawaban memahami tugas/pekerjaan yang diberikan pimpinan

Keterangan Jumlah Persentase

Paham 20 66.7

Kurang Paham 10 33.3

Tidak Paham 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden menyatakan

memahami tugas yang diberikan pimpinan dan seorang pimpinan harus memberikan pembinaan teknis dalam melaksanakan proses pelayanan yang efektif kepada

masyarakat sesuai peraturan yang berlaku.

Tabel 8 : Jawaban pembinaan tentang tugas secara lengkap dan jelas

Keterangan Jumlah Persentase

Lengkap dan Jelas 16 53.3

Kadang-kadang 10 33.4

Tidak Lengkap dan Jelas 4 13.3

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden tentang pembinaan


(69)

responden menjawab ragu-ragu dan tidak.

Tabel 9 : Jawaban responden tentang mengadakan sosialisasi Peraturan Daerah

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 8 26.6

Kadang-kadang 12 40

Tidak Pernah 10 33.4

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden tentang pimpinan

mengadakan sosialisasi Peraturan Daerah yang berlaku masih minim karena tata-rata responden menjawab ragu-ragu dan tidak, berarti dapat di simpulkan bahwa pimpinan

masih minim dalam melaksanakan sosialisasi dan koordinasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tabel 10 : Jawaban responden anggararan yang cukup dalam bekerja

Keterangan Jumlah Persentase

Memadai 10 33.4

Kurang Memadai 8 26.6

Tidak Memadai 12 40

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden menjawab bahwa anggaran dalam bekerja masih belum cukup hal ini dapat dilihat bahwa


(70)

pemerintahan.

Tabel 11 : Jawaban Responden mengenai memberikan tanggung jawab pekerjaan

Keterangan Jumlah Persentase

Berani 12 40

Kadang-kadang 10 33.3

Tidak Berani 8 26.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jawaban responden bahwa

pimpinan berani memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada bawahan, akan tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah tidak semua kemampuan pegawai dapat

diberikan tanggung jawab karena pendidikan setiap pegawai tidak sama dan masih terbatas dalam pemahaman tentang peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Tabel 12 : Jawaban Responden mengenai laporan berkala tentang penilaian DP3

secara rutin

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 14 46.7

Kadang-kadang 10 33.3

Tidak Pernah 6 20

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden


(71)

pimpinan karena hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui produktivitas pegawai

dalam bekerja.

Tabel 13 : Jawaban responden Tentang melakukan Koordinasi Pemerintahan dengan unsur-unsur MUSPIKA

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 10 33.3

Kadang-kadang 8 26.7

Tidak pernah 12 40

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan penyajian tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi pemerintahan dengan unsur-unsur MUSPIKA masih terbatas dan hal ini

sangat mempengaruhi proses pelaksanaan pembangunan.

Tabel 14 : Jawaban Responden Pengawasan melekat pada staf atau Aparatur Kecamatan

Keterangan Jumlah Persentase

Sering 10 33.3

Kadang-kadang 8 26.7

Tidak Pernah 12 40

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengawasan pimpinan kepada pegawai masih minim dan ini sangat menghambat proses dalam bekerja karena dapat


(72)

masyarakat.

Tabel 15 : Jawaban Responden tentang memberikan perhatian atau Evaluasi atas pekerjaan

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 12 40

Kadang-kadang 10 33.3

Tidak Pernah 8 26.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pimpinan sering memberikan

perhatian dan evaluasi atas pekerjaan pegawai dan hal ini sangat positif karena dapat mendukung untuk mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien kepada

masyarakat demi menciptakan pembangunan daerah sesuai partisipasi masyarakat. Tabel 16 : Jawaban responden tentang Memberikan Beban Kerja yang Merata

kepada setiap pegawai

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 10 33.3

Kadng-kadang 12 40

Tidak Pernah 8 26.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian beban tugas kepada pegawai belum merata, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah tidak semua


(73)

kemampuan pegawai.

Tabel 17 : Jawaban Responden tentang menerapkan Hukuman pada pegawai yang melanggar

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 6 20

Kadang-kadang 8 26.7

Tidak Pernah 16 53.3

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pimpinan tidak efektif

memberikan hukuman kepada pegawai yang melanggar peraturan yang berlaku, hal ini dapat menimbulkan kurangnya disiplin kerja pegawai dalam memberikan

pelayanan yang ekeftif dan efisien kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku.

2.2. Disiplin Kerja Pegawai (Variabel Y)

Tabel 18 : Jawaban Responden tentang Masuk dan Keluar Kantor sesuai Peraturan

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 14 46.7

Kadang-kadang 11 36.7

Tidak Pernah 5 16.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa responden menjawab rata-rata


(74)

masih banyak pegawai yang melanggar peraturan tersebut dan hal ini sangat

menghambat proses dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Tabel 19 : Jawaban Responden tentang pentingkah ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

Keterangan Jumlah Persentase

Penting 22 73.3

Kurang Penting 7 23.3

Tidak Penting 1 3.3

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden menjawab pentingnya ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas, hal ini sangat

mendukung proses penyelenggaraan pembangunan dalam memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat.

Tabel 20 : Jawaban Responden dalam bekerja menghasilkan pekerjaan yang berkualitas

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 22 73.3

Kadang-kadang 5 16.7

Tidak Pernah 3 10

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan responden menjawab


(75)

dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan.

Tabel 21 : Jawaban Responden mengenai melakukan tugas pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 17 56.7

Kadang-kadang 13 43.3

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden rata-rata

melakukan tugas pelayanan secara adil merata kepada masyarakat, akan tetapi sejauh ini masih ada keluhan-keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan

aparatur kepada masyarakat belum efisien berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tabel 22 : Jawaban Responden tentang memanfaatkan semua waktu bekerja yang ada dengan sebaik-baiknya

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 13 43.3

Kadang-kadang 17 56.7

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden menjawab sanggup


(76)

yang menjawab tidak sanggup memanfaatkan waktu bekerja yang ada dengan

sebaik-baiknya dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Tabel 23 : Jawaban Responden tentang memahami tugas-tugas kedinasan sesuai TUPOKSI

Keterangan Jumlah Persentase

Paham 20 66.7

Kurang Paham 7 23.3

Tidak Paham 3 10

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jawaban responden rata-rata sudah memahami tugas-tugas kedinasan sesuai TUPOKSI yang telah

ditetapkan, dan hal ini sangat mendukung dalam proses penyelanggaran pemerintahan dalam mewujdkan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat.

Tabel 24 : Jawaban Responden tentang menyikapi tindakan KKN

Keterangan Jumlah Persentase

Dianggap melanggar peraturan 26 86.7

Biasa-biasa saja 4 13.3

Tidak melanggar 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden hampir semua menjawab tentang menyikapi tindakan KKN dianggap melanggar peraturan, akan tetapi dalam


(77)

penyelenggaraan pemerintahan.

Tabel 25 : Jawaban Responden mengenai Disiplin kerja setiap individu sesuai dengan peraturan yang berlaku

Keterangan Jumlah Persentase

Sesuai 16 53.3

Kurang Sesuai 6 20

Tidak Sesuai 8 26.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan responden

menjawab disiplin kerja setiap individu sesuai peraturan yang berlaku. Akan tetapi sejauh pengamatan disiplin kerja pegawai masih minim dan hal ini dapat dilihat

masih ada 45% responden menjawab ragu-ragu dan tidak sesuai. Hal ini masih menghambat proses penyenggaraan pemerintahan daerah dalam mewujudkan

pembangunan daerah yang desentralistik.

Tabel 26 : Jawaban Responden mengenai Anggaran yang diberikan sesuai dengan tugas yang diberikan

Keterangan Jumlah Persentase

Sesuai 4 13.3

Kurang Sesuai 0 0

Tidak Sesuai 26 86.7

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata responden (86%) menjawab


(78)

hala ini sangat dibutuhkan perhatian seorang pimpinan dalam memberikan motivasi

kepada pegawai untuk menghasilkan kinerja yang unggul sesuai peraturan yang berlaku.

Tabel 27 : Jawaban Respon mengenai Membuat DP3 dan melaporkan secara berkala

Keterangan Jumlah Persentase

Selalu 22 73.3

Kadang-kadang 5 16.7

Tidak Pernah 3 10

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden rata-rata menjawab

membuat DP3 dan melaporkan secara berkala pada pimpinan kecamatan, hal ini sangat positif dan mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan sesuai ketentuan

yang ditetapkan.

Tabel 28 : Jawaban Responden mengenai Hukuman yang diberikan dapat menciptakan disiplin kerja pegawai

Keterangan Jumlah Persentase

Mampu 18 60

Kurang Mampu 9 30

Tidak Mampu 3 10

Jumlah 30 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian, Mei 2007

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden menjawab kebanyakan


(1)

Dengan mengkolsultasikan

r

yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi diatas, maka dapat dilihat bahwa

r

: 0,45 yang berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599. Jadi tingkat hubungan antara variabel X dan variable Y berada

pada kategori Sedang. Berarti hubungan antara Kepemimpinan Camat (X) dengan Disiplin Kerja (Y) adalah berada pada tingkat yang biasa-biasa saja dalam artian

Sedang. Maksudnya Kepemimpinan Camat sedikit banyaknya dapat berpengaruh terhadap Disiplin kerja pegawai pada Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten

Tapanuli Selatan. (SUMUT). 3. Uji Signifikansi.

Untuk membuktikan dan menguji kebenaran hipotesa akan di uji dengan uji signifikansi korelasi antara variable X dan variabel Y. Rumus yang digunakan

adalah :

t_ hitung = r √ n – 2 √ 1 – r maka : 0,45 √ 30 – 2

√1 – 0,45 0,45 √ 28


(2)

0,45 5,291 0,651

3.042325 0,651 t_ hitung = 0,367

Jika dilihat pada r_ tabel koefisien korelasi product moment dengan taraf signifikan 5% untuk N = 30 diperoleh nilai sebesar 0,367, maka dapat dikatakan

bahwa r_ hitung lebih besar dibandingkan dengan r_ table (0,45 > 0,367). sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara Kepemimpinan

Camat dengan Disiplin kerja Pegawai. Ini berarti semakin tinggi Kepemimpinan Camat maka semakin tinggi Disiplin Kerja. Dengan kata lain apabila salah satu

variabel mengalami peningkatan maka variabel lainnya yang berkolerasi juga terjadi peningkatan. Demikian juga sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada salah satu

variabel lainnya yang berkolerasi juga terjadi penurunan. Berdasarkan hasil-hasil yang dikemukakan di atas, maka hipotesa yang dikemukakan dalam penelitian ini

dapat diterima yaitu terdapat pengaruh yang positif dan sifnifikan antara Kepemimpinan Camat terhadap Disiplin Kerja pegawai di Kantor Kecamatan


(3)

Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.

4. Koefisien Determinant

Teknik analisa ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

antara variable X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas, maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

D = (

r

xy)2 X 100%

Maka :

D = (0,45)2 X 100%

D = 0,2025 X 100%

D = 20,25 %

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh

Kepemimpinan Camat terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Kantor kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebesar 20,25% dan selebihnya


(4)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis

merumuskan kesimpulan sebagai serikut :

1. Kepemimpinan camat yang terdapat di Kecamatan Barumun Tengah sejauh

pengamatan peneliti masih tergolong kategori sedang ini dapat terlihat dari jawaban responden dan informasi yang dilakukan melalui wawancara kepada

semua pegawai kantor kecamatan, yang dimana pimpinan masih terbatas dalam memberikan pengawasan, pembinaan dalam proses pelaksanaan

penyelenggaraan organisasi dalam mewujudkan disiplin kerja pegawai sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Pengaruh kepemimpinan camat terhadap disiplin kerja pegawai di kantor

Kecamatan Barumun Tengah sesuai pengamatan peneliti masih tergolong

sedang sesuai tujuan yang telah ditetapkan, yang dimana masih ada hambatan-hambatan yang diperoleh dalam disiplin kerja pegawai yaitu


(5)

yang berlaku dan terbatasnya anggaran dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya, dalam hal ini sangat diperlukan perhatian dari seorang pimpinan yang merupakan pembimbing, pembina dalam menyelenggarakan dan

mewujudkan ketentuan sesuai peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Dari hasil analisa dengan rumus Koefisien korelasi Product Moment

diperoleh nilai

r

_ 0.367, Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positf antara Kepemimpinan Camat terhadap Disiplin Kerja pegawai di Kantor

Kecamatan Barumun Tengah. Dan hasil analisa Koefisien Determinat antara Variabel X dan Variabel Y adalah 20.25%, ini berarti Pengaruh

Kepemimpinan Camat terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Kantor kecamatan sebesar 20.25% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya,

yaitu : Sistim atau ketegasan dari undang-undang, Anggaran, Lingkungan Negara, dan motivasi-motivasi lainnya.

2. SARAN

Adapun saran-saran sebagai masukan dan perhatian yang dapat penulis kemukakan guna lebih meningkatkan mutu dan manfaat dari penelitian ini khususnya


(6)

1. Hubungan antara pimpinan dan bawahan harus ditingkatkan lagi dengan

memberikan koordinasi yang baik, pembinaan dan sosialisasi yang efektif sehingga dapat menciptakan sinkronisasi dan sienergi dalam mengerjakan

tugas-tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku..

2. Pimpinan harus memberikan hukuman yang tegas dan mengawasi pekerjaan

pegawainya untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan/keahlian masing-masing pegawai sehingga dengan demikian pimpinan dapat

menempatkan pegawai sesuai dengan keahlian masing-masing unitnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Untuk meningkatkan Disiplin Kerja pegawai dalam memberikan pelayanan

publik yang efektif maka sangat dibutuhkan pendidikan dan latihan kerja

yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit dalam organisasi Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan.