Teori Pola Pattern Theory Teori Pengontrol Nyeri Theory Gate Control Theory Endogenous Opiat Theory

rangsangan nyeri tersebut diteruskan Alimul, 2009. Teori spesivitas ini tidak menunjukkan karakteristik multidimensi dari nyeri, teori ini hanya melihat nyeri secara sederhana yakni paparan biologis tanpa melihat variasi dari efek psikologis individu Prasetyo, 2010.

2.1.3.2. Teori Pola Pattern Theory

Teori Pola diperkenalkan oleh Goldscheider pada tahun 1989, teori ini menjelaskan bahwa nyeri disebabkan oleh berbagai reseptor sensori yang dirangsang oleh pola tertentu, dimana nyeri ini merupakan akibat dari stimulasi resepror yang menghasilkan pola dari implus saraf Andarmoyo, 2013. Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsalke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang kebagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Peraepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T Alimul, 2009.

2.1.3.3. Teori Pengontrol Nyeri Theory Gate Control Theory

Teori gate control dari Melzack dan Wall 1965, menyatakan bahwa implus nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat, dimana implus nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan implus dihambat saat sebuah pertahanan tertutup Andarmoyo, 2013. Menurut Alimul 2009, nyeri yang terjadi tergantung kerja serat saraf besar dan kecil Universitas Sumatera Utara yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat, rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri.

2.1.3.4. Endogenous Opiat Theory

Teori ini dikembangkan oleh Avron Goldstein, ia mengemukakan bahwa terdapat substansi seperti opiet yang terjadi selama alami didalam tubuh substansi ini disebut endorphine Andarmoyo, 2013. Adanya stimulus pada nociceptor melaui trasmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neorotransmiter yang spesifik Alimul, 2009. Endorphine mempengaruhi trasmisi implus yang diinterpretasikan sebagai nyeri. Endorphine kemugkinan bertindak sebagai neurotrasmiter maupun neoromodulator yang menghambat trasmisi dari pesan nyeri Andarmoyo, 2013. Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Klasifikasi Nyeri 2.1.4.1. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi