Skema 2.3. Skala Intensitas Nyeri Visual Analog Scale
Andarmoyo, S. 2013, Konsep Proses Keperawatan Nyeri, Jogjakarta: Ar-Ruzz
2.1.7 Manajemen Penatalaksanaan Nyeri 2.1.7.1. Manajemen Non Farmakologi
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tidakan menurunkan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakolgi.
Dalam melakukan intervensi keperawatankebidanan, manajemen nonfarmakologi merupakan tindakan dalam mengatasi respon nyeri
klien Aziz, F, 2006. Mendengarkan bunyi-bunyian untuk menurunkan ketegangan,
relaksasi dengan menggunakan imajiner imagenery-assisted relakxation
, kompres panas, pijatan di perineum, mandi siram hangat atau mendengarkan musik santai serta cahaya yang tentram Bobak,
2005.
2.1.7.2. Manajemen Farmakologi
Manajemen nyeri farmakologi merupakan metode yang mengunakan obat-obatan dalam praktik penanganannya. Cara dan
Universitas Sumatera Utara
metode ini memerlukan instruksi dari medis. Ada beberapa strategi menggunakan pendekatan farmakologis dengan manajemen nyeri
kanker dengan penggunaan analgesia maupun anastesi. Manajemen nyeri kanker dengan penggunaan analgesia merupakan penggunaan
atau penghilangan sensasi nyeri, penghilangan sensasi nyeri ini tanpa disertai dengan hilangnya perasaan total sehingga seseorang yang
mengkonsumsi analgesik tetap ada dalam keadaan sadar. Manajemen nyeri kanker dengan pengunaan anastesia merupakan menghilangkan
sensasi normal yang di capai dengan memberikan obat-obatan anastesi baik secara regional maupun umum Aziz, F, 2006.
2.2. Karsinoma Nasofaring 2.2.1. Defenisi Karsinoma Nasofaring
Karsinoma Nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia Efiaty, 2010.
2.2.2. Histologi
Mukosa nasofaring dilapisi oleh epitel bersilia respiratory type. Setelah 10 tahun kehidupan, epitel secara lambat laun bertransformasi
menjadi epitel nonkeratinizing squamous, kecuali pada beberapa area transition zone. Mukosa membentuk invaginasi membentuk crypta. Stroma
kaya akan jaringan limfoid dan terkadang dijumpai jaringan limfoid yang reaktif. Epitel permukaan dan kripta sering diinfiltrasi dengan sel radang
limfosit dan terkadang merusak epitel membentuk reticulated pattern.
Universitas Sumatera Utara