Latar Belakang Pengaruh Waktu Terhadap Laju Korosi Logam Fe dan Cr Pada Baja SS 316 Dalam Medium HCl 3M Dengan Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Kopi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan pada anoda dan pertukaran elektron dari logam ke katoda Evans, 1976. Korosi juga sering disebut sebagai proses perkaratan suatu logam, yang mengakibatkan berat logam berkurang, yang lama-kelamaan logam tersebut terurai dari paduannya. Perlu diketahui secara bertahap karakteristik dari korosi dari bahan – bahan yang digunakan dalam industri untuk menentukan kemungkinan terbesar dari kontrol korosi dan strategi pencegahannya Oluwole,et al, 2013. Korosi merupakan bahaya nasional yang nyata yang tingkat kerugiannya lebih besar dari segala bencana alam yang pernah dialami Widharto,2004. Penyebab korosi secara umum ada 2 macam yaitu korosi kimia dan korosi elektrolit. Berkaratnya besi dan baja disebabkan kedua hal di atas yaitu terjadinya proses reaksi antara besi atau baja dengan oksigen yang terdapat dalam atmosfer membentuk lapisan oksida pada permukaan logam Amanto, 2006. Stainless Steelyang digunakan di berbagai bidang adalah untuk pertahanan korosi yang paling kuat. Uap air yang ada pada atmosfer mungkin berkondensasi dan dari tetesan atau penipisan lapisan elektrolit yang mengandung ion-ion klorida ketika temperatur menurun dan relative humidityRH kelembaban rata-rata meningkat. Jadi, faktor lingkungan seperti temperatur, relative humidityRH kelembaban rata-rata, air hujan dan penguapan garam laut merupakan faktor yang sangat penting untuk kejadian dari korosi sumuran pitting corrosion pada Stainless SteelSS. Baja stainless steel dengan type 316 merupakan bagian dari baja tahan karat atau yang disebut sebagai baja tahan karat austenitik yang memiliki komposisi logam Cr 12, logam Ni 8 , logam Fe 61. Logam Mn 2, Carbon 0.08, Posfor 0,03, Sulfur 0,03, Nitrogen 0,1 dan slikon 0,045 Nurfiyanda,2011. Universitas Sumatera Utara Inhibitor korosi adalah suatu bahan kimia yang apabila ditambahkan dalam konsentrasi yang kecilsedikit ke suatu lingkungan korosif akan sangat efektif menurunkan laju korosi Ilim, 2008. Inhibitor korosi umumnya berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik. Senyawa anorganik yang digunakan seperti nitrit, kromat, fosfat, dan urea. Senyawa tersebut merupakan bahan kimia yang berbahaya, mahal, tidak ramah lingkungan, karena sifat racunnya dapat menyebabkan kerusakan sementara atau permanen pada sistem organ tubuh makhluk hidup seperti gangguan pada ginjal, hati dan juga sistem enzim. Sedangkan senyawa organik yang digunakan adalah senyawa yang mengandung atom N, O, P, S dan atom – atom lain yang memiliki pasangan atom bebas sehingga mampu membentuk senyawa kompleks dengan logam. Syarat-syarat inhibitor korosi yang baik harus murah, tidak beracun, aman bagi lingkungan dan tersedia di alam Hamzah, 2006. Salah satu penggunaan inhibitor yang digunakan untuk mengatasi masalah korosi yang terjadi pada logam adalah mengekstrak daun kopi sebagai salah satu bahan organik yang berpotensi sebagai inhibitor korosi. Daun kopi ini memiliki kandungan Kafeinberkisar antara 0,29-0,5 , Fenolik yaitu 10,0120 dan 11,5305 , flavonoid, lignan dan tanin yang baik sehingga memiliki rasa yang agak pahit dan tidak jauh berbeda dengan teh yang berasal dari daun teh. Pemanfaatan daun kopi sebagai teh seduhan yang menghasilkan uji organoleptik terbaik dengan interaksi lama fermentasi 90 menit dan suhu pengeringan 95 ° C Siringo-ringo, 2012. Ludiana 2012 telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun Teh Camelia Sinensis Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B ERW. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun teh dapat digunakan sebagai inhibitor korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B ERW dengan nilai efisiensi inhibisi korosi terhadap laju korosi baja yang paling besar terjadi pada konsentrasi inhibitor 4 baik untuk perendaman 3 hari maupun 6 hari sebesar 74,32 dan 73,41 . Universitas Sumatera Utara Karlina 2015 telah melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak metanol daun lamtoro Leucaena Leucocephala L terhadap laju korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B serta jumlah Fe dan C yang terkorosi dalam natrium klorida NaCl 3 telah dilakukan. Hasilnya memperlihatkan bahwa laju korosi terendah diperoleh pada perendaman baja didalam inhibitor dengan konsentrasi 600 ppm selama 24 jam lalu NaCl 3 selama 7 hari yaitu sebesar 149,4648 mpy. Jumlah Fe terendah diperoleh sebesar 135 ppm pada perendaman baja dalam campuran NaCl 3 dan inhibitor dengan konsentrasi 800 ppm yang diuji dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom, sedangkan jumlah C terendah diperoleh sebesar 0,1. Soltani 2012 telah melakukan penelitian tentang Ekstrak daun Salvia officinalis S. officinalis telah dievaluasi sebagai inhibitor korosi untukstainless steel 304pada 1M HCl dengan cara pengukuran kehilangan berat, polarisasi potensiodinamik,elektrokimia impedansi spektroskopi EIS. Pillai 1982 telah melakukan penelitian tentang Korosi mild steel pada konsentrasi HC1 3M, 1M dan 0,01 M.Urutan reaksi anodik terhadap OH - ion adalah 0,5 ± 0,2. Mekanisme reaksi dengan perantara mengikuti adsorpsi isoterm Temkin untuk menjelaskan parameter kinetik, melalui konsentrasi HCl tersebut sangat baik menjadi media korosi. Firmansyah 2011 telah melakukan penelitian tentang Studi Inhibisi Korosi Baja Karbon dalam larutan asam HCl 1M oleh ekstrak daun sirsak Annona Mucirata yang memiliki efisiensi inhibitor paling efektif mencapai 93,68 dengan konsentrasi 6000 ppm selama 120 jam pada temperatur kamar. Untuk menambah bidang aplikatif dari daun kopi,berdasarkan kandungan senyawa-senyawa seperti tannin, alkaloid, protein dan flavonoid yang terkandung di dalamdaun kopi dan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif inhibitor korosi, terutama dalam pemanfaatannya HCl 3M. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bagaimana pengaruh penambahan inhibitor terhadap laju korosi yang terjadi pada Baja Stainless steel 316, efektifitas daun kopi sebagai inhibitor korosi Baja Stainless steel 316 serta pengaruh inhibitor daun kopi terhadap jumlah Fe, Ni danCr Universitas Sumatera Utara yang terlarut dalam larutan bekas perendaman Baja SS 316. Melalui penelitian ini diharapkan bahwa masyarakat lebih memahami pemanfaatan daun kopi secara luas dan sangat penting bagi berbagai bidang. Secara umum tanaman kopi sangat banyak kegunaannya melalui zat antioksidan dan zat antibakteri yang telah diteliti dalam akar,batang, daun dan biji. Namun pemakaian daun kopi sebagai sumber senyawa kimia yang dapat menghambat laju korosi belum banyak dilakukan. Padahal senyawa tannin dan kandungan nitrogen bebas yang tinggi dalam daun kopi sangat efektif untuk menghambat laju korosi pada bahan – bahan yang mudah teroksidasi dan mengalami korosi perkaratan. Sehingga diharapkan melalui penelitian ini, pemanfaatan daun kopi lebih dikembangkan dan dimaksimalkan untuk perkembangan ilmu pengetahuan kedepannya.

1.2 Perumusan Masalah