Psikolinguistik Behaviorisme Teori Kognitif Jean Piaget

10 Dardjowidojo, 2003:7 berpendapat bahwa psikolinguistik adalah studi tentang bahasa dan minda. Clark dan Clark 1977:4 yang menyatakan psikolinguistik berkaitan dengan tiga hal utama yaitu komprehensi, produksi dan pemerolehan bahasa. Kemudian, psikolinguistik juga dapat dikatakan sebagai proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan bahasa itu diperoleh oleh manusia Slobin, 1974; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973. Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. Dalam prakteknya psikolinguistik mencoba menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada masalah-masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan kemultibahasaan.

2.2.2 Psikolinguistik Behaviorisme

Psikolinguistik behavioristik melahirkan aliran yang disebut psikolinguistik perilaku. Tujuan utama psikologi perilaku adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku itu. Teori behaviorisme ini diperkenalkan oleh John B. Watson 1878-1958 seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika Chaer 2009: 3. Universitas Sumatera Utara 11 Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Proses perkembangan bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Kaum behavioris berpendapat rangsangan stimulus dari lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai kepada kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian S-R stimulus-respons dan proses peniruan- peniruan Chaer 2009: 222-223.

2.2.3 Teori Kognitif Jean Piaget

Menurut Piaget, yang dikutip Taylor 1990: 231 perkembangan kognitif memengaruhi tahapan-tahapan dalam pemerolehan bahasa dan pada saat yang bersamaan membatasi level pemerolehan bahasa itu sendiri. Piaget, berpendapat justru pikiranlah yang membentuk bahasa. Tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya. Pada periode sensori motor yang dicetuskan Piaget dari lahir sampai umur dua tahun, anak-anak belajar tentang dunianya melalui rasa, melihat dan manipulasi objek Taylor, 1990: 231; ClarkClark, 1977: 300. Piaget 1962 mengemukakan dua hal mengenai hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan pikiran. a. Sumber kegiatan intelek tidak terdapat dalam bahasa, tetapi dalam periode sensomotorik, yakni satu sistem skema, dikembangkan secara penuh, dan membuat lebih Universitas Sumatera Utara 12 dahulu gambaran-gambaran dari aspek-aspek struktur golongan-golongan dan hubungan- hubungan benda-benda dan bentuk-bentuk dasar penyimpanan dan operasi pemakaian kembali. b. Pembentuk pikiran yang tepat dikemukakan dan berbentuk terjadi pada waktu yang bersamaan dengan pemerolehan bahasa. Keduanya milik suatu proses yang lebih umum, yaitu konstitusi fungsi lambang pada umumnya. Fungsi lambang ini mempunyai beberapa aspek. Awal terjadinya fungsi lambang ini ditandai oleh bermacam-macam perilaku yang terjadi serentak dalam perkembangannya. Ucapan-ucapan bahasa pertama yang keluar sangat erat hubungannya dan terjadi serentak dengan permainan lambang, peniruan dan bayangan-bayangan mental. Piaget 1962 menegaskan bahwa kegiatan pemikiran sebenarnya adalah aksi atau perilaku yang telah dinuranikan dan dalam kegiatan-kegiatan sensomotor termasuk juga perilaku bahasa. Yang perlu dingat adalah bahwa dalam jangka waktu sensomotor ini kekekalan benda merupakan perolehan umum.

2.2.4 Sintaksis