24
dan Papa naik becak ”. Pada konteks kalimat “Mama naik kereta dan Papa naik becak”
diartikan bahwa Febri melihat Mama dan Papanya pergi secara bersamaan tetapi menggunakan kendaraan yang berbeda. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean
Piaget, bahwa Febri menyampaikan bahasa sesuai dengan apa yang ada dipikirannya dan dilihatnya saja. Hal itu terbukti karena pikiranlah yang membentuk bahasa.
3 Nayra Sembiring berumur 4 tahun.
Peneliti : Nayra sudah siap mandi?
Nayra : Sudah.
Peneliti : Nayra kenapa cepat sekali mandi?
Nayra : Baju cantik, pergi.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 3 berpola S-P. Berdasarkan data 3 jenis kalimat yang diperoleh Nayra adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik karena kata
yang merangkainya secara eksternal menciptakan ketergantungan logika pada kalimat secara keseluruhan, meskipun Nayra belum sepenuhnya bisa menggunakan kata
penghubung. Hal tersebut terbukti ketika Nayra ditanya pada data 3 “Nayra kenapa
cepat sekali mandi?” dan dijawab “baju cantik, pergi”. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa anak menggunakan bahasa sesuai dengan tahap
perkembangan dan bahasa yang diperolehnya.
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode penyajian informal. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah penyajian hasil
analisis data dengan menggunakan kata-kata yang biasa Sudaryanto 1993:145. Dalam penyajian ini, kaidah-kaidah disampaikan dengan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila
dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pola Strukur
Kalimat Kompleks Bahasa Indonesia Anak Usia 4─5 Tahun 4.1.1 Klausa
Menurut Ramlan 2005:79 klausa ialah S P O PEL KET. Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh
ada, boleh juga tidak ada. Unsur inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering dihilangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan
kalimat jabawan. Misalnya: sedang bermain-main. sebagai jawaban pertanyaan Anak- anak itu sedang mengapa?
Kalimat Sedang bermain-main terdiri dari satu klausa, yaitu sedang bermain- main, yang hanya terdiri dari P. S-nya dihilangkan karena merupakan jawaban dari suatu
pertanyaan. Lengkapnya klausa tersebut berbunyi anak-anak itu sedang bermain-main. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa unsur yang cenderung selalu ada dalam klausa
ialah P. Unsur-unsur lainnya mungkin ada mungkin juga tidak ada. Berikut contoh unsur klausa yang diperoleh anak usia 4─5 tahun:
4 Karoline umur 4,11 tahun
Guru : Siapa yang mau gambar tablet?
Karoline : Aku gambar tablet
S P
O
Universitas Sumatera Utara
26
Kalimat 4 di atas terdiri dari klausa aku gambar tablet, yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur gambar merupakan P, dan unsur tablet
merupakan O, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur gambar menempati fungsi P, dan unsur tablet menempati O.
5 Dian umur 4 tahun
Guru : Kalau gambar radio tulis di bawahnya ya?
Dian : Aku gambar radio.
S P
O
Kalimat 5 di atas terdiri dari klausa aku gambar radio, yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur gambar merupakan P, dan unsur radio
merupakan O, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur gambar menempati fungsi P, dan unsur radio menempati O.
6 Tita umur 4,7 tahun
Guru : Kenapa lama siap, besok minum susu ya?
Tita : Aku minum susu.
S P
O
Kalimat 6 di atas terdiri dari klausa aku minum susu yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur minum merupakan P, dan unsur susu
merupakan O, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur minum menempati fungsi P, dan unsur susu menempati O.
Universitas Sumatera Utara
27
7 Karoline 4,11 tahun
Peneliti : Siapa suka warna pink ?
Karoline : Aku suka warna pink. sambil bercerita ke Hairos
S P
8
Peneliti : Kapan ke Hairos?
Karoline : Hari itu kami ke Hairos.
S P
Kalimat di atas yang diperoleh karoline pada kalimat 7 terdiri dari klausa aku suka warna pink, yang terdiri dari dua unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S,
unsur suka warna pink merupakan P, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur suka warna pink menempati fungsi P.
Kalimat di atas yang diperoleh karoline pada kalimat 8 terdiri dari klausa hari itu kami ke Hairos, yang terdiri dari dua unsur fungsional, yaitu unsur hari itu
merupakan S, unsur kami ke Hairos merupakan P, atau dengan kata lain, unsur hari itu menempati fungsi S, unsur kami ke Hairos menempati fungsi P.
9 Tita umur 4,7 tahun
Peneliti : Nanti pulang sekolah mau kemana ?
Tita : Aku mau kerja kantoran.
S P O
Universitas Sumatera Utara
28
Kalimat 9 di atas terdiri dari klausa aku mau kerja kantoran yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur mau kerja merupakan P, dan unsur
kantoran merupakan O, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur mau kerja menempati fungsi P, dan unsur kantoran menempati O.
10 Kezia umur 4,6 tahun
Peneliti : Ini gambar apa ?
Kezia : Kita cari lagi yang gampang.
S P
O
Kalimat 10 di atas terdiri dari klausa kita cari lagi yang gampang yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur kita merupakan S, unsur cari lagi merupakan P, dan unsur
yang gampang merupakan O, atau dengan kata lain, unsur kita menempati fungsi S, unsur cari lagi menempati fungsi P, dan unsur yang gampang menempati O.
11 Grece 4,8 tahun
Peneliti : Apa itu ?
Grece : Aku punya ini membawa kotak pensil.
S P
Kalimat 11 di atas terdiri dari klausa aku punya ini, yang terdiri dari dua unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur punya ini merupakan P, atau dengan kata
lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur punya ini menempati fungsi P.
Universitas Sumatera Utara
29
12 Lovi 4,8 tahun
Peneliti : Tadi disuruh buat apa sama miss ?
Lovi : Aku buat tablet.
S P O
13 Peneliti
: Apa itu ? menunjuk penghapus Lovi
: Kakak bukalah. S
P
Kalimat di atas yang diperoleh lovi pada kalimat 12 terdiri dari klausa aku buat tablet, yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur aku merupakan S, unsur buat
merupakan P, dan unsur tablet merupakan O, atau dengan kata lain, unsur aku menempati fungsi S, unsur buat menempati fungsi P, dan unsur tablet menempati O.
Kalimat di atas yang diperoleh lovi pada kalimat 13 terdiri dari klausa kakak bukalah, yang terdiri dari dua unsur fungsional, yaitu unsur kakak merupakan S, unsur
bukalah merupakan P, atau dengan kata lain, unsur kakak menempati fungsi S, unsur bukalah menempati fungsi P.
14 Emberina 4,7 tahun
Peneliti : Dian pande menggambar ? mengajak dian berbicara tetapi emberina
yang menjawab Emberina
: Dia pandenya menulis. S
P
Universitas Sumatera Utara
30
15
Peneliti : Emberina suka membaca dan menulis apa ?
Emberina : Ayah membaca koran.
S P O
Kalimat di atas yang diperoleh emberina pada kalimat 14 terdiri dari klausa dia pandenya menulis, yang terdiri dari dua unsur fungsional, yaitu unsur dia merupakan S,
unsur pandenya menulis merupakan P, atau dengan kata lain, unsur dia menempati fungsi S, unsur pandenya menulis menempati fungsi P.
Kalimat di atas yang diperoleh emberina pada kalimat 15 terdiri dari klausa ayah membaca koran, yang terdiri dari tiga unsur fungsional, yaitu unsur ayah
merupakan S, unsur membaca merupakan P, dan unsur koran merupakan O, atau dengan kata lain, unsur ayah menempati fungsi S, unsur membaca menempati fungsi P, dan
unsur koran menempati fungsi O.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa anak-anak sudah dapat menggunakan kalimat dengan unsur klausa yang mereka peroleh yaitu S-P-O. Anak-anak dalam
memperoleh bahasa secara langsung sudah dapat menggunakan kalimat dengan unsur klausa sekurang-kurangnya yang terdiri dari S dan P. Selanjutnya menuju ke rangkaian yang lebih
rumit lagi dengan menggunakan kata penghubung untuk menghubungkan dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu yang disebut sebagai kalimat kompleks.
Universitas Sumatera Utara
31
4.1.2 Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu, yang
hubungan antarklausanya subordinatif; kalimat kompleks KBBI online, 2008. Berikut analisis pola kalimat kompleks bahasa Indonesia yang dilakukan oleh anak usia 4-5
tahun. Analisis Pola Kalimat Tasya:
16 Tasya berumur 5 tahun
Peneliti: Tasya diantar siapa ke sekolah ? Tasya : Diantar karo nenek.
Peneliti: Kapan Tasya pakai sepatu sekolah ? Tasya : Aku pakai sepatu sebelum makan nasi.
Dari data 16 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat kompleks yang diperoleh Tasya berpola S-P-O Konjungsi P-O terbukti ketika Tasya mengatakan,
“Aku pakai sepatu sebelum makan nasi” S P O Konjungsi P O
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Tasya, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = pakai, O = sepatu, kalimat ini dihubungkan oleh
sebuah konjungsi “sebelum” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, P = makan, O = nasi. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang masing-masing kalimat
memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
32
kata penghubung, dalam kalimat di atas kata penghubung yang diperoleh Tasya adalah “sebelum”.
17 Peneliti : Kenapa karo nenek yang antar Tasya ke sekolah?
Tasya : Karo antar karena mama pigi jualan.
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Tasya, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Karo. P = antar, kalimat ini dihubungkan oleh sebuah
konjungsi “karena” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = mama, P = pigi jualan. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang masing-masing kalimat
memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata penghubung yang diperoleh Tasya adalah
“karena”.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa Tasya sudah berkembang dengan baik dibandingkan dengan Zera yang berusia 4,6 tahun hanya mampu menggunakan pola struktur kalimat
kompleks berpola S-P-O, P-O meskipun Zera belum sepenuhnya bisa menggunakan kata penghubung dalam kalimat.
Analisis Pola Kalimat Zera: 18
Zera berumur 4,6 tahun Peneliti
: Zera suka warna apa ? Zera
: Aku suka warna merah, main berbi Barbie.
Universitas Sumatera Utara
33
Dari data 18 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat kompleks yang diperoleh Zera berpola S-P-O, P-O terbukti ketika Zera mengatakan,
“Aku suka warna merah, main berbi Barbie.” S P O , P O
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Zera, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = suka, O = warna merah, dan pada
kalimat kedua, P = main, O = berbi Barbie. Meskipun terkadang sebuah kalimat kompleks hanya dipisahkan oleh tanda baca koma. Hal ini dapat dikatakan bahwa Zera
sudah berkembang dengan baik dalam menggunakan kalimat walaupun Zera hanya bisa mengunakan kata penghubung tanda baca koma dalam kalimat kompleks.
Analisis kalimat Reisya: 19
Reisya berumur 5 tahun Peneliti
: Reisya suka makan buah apa ? Reisya
: Anggur dan Stroberry Peneliti
: Kapan disisir mama rambutnya ? Reisya
: Mama sisir siap aku bangun tidur Sesudah bangun tidur Dari data 19 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat kompleks yang diperoleh
Reisya berpola S – P Konjungsi S – P terbukti ketika Reisya mengatakan,
“Mama sisir siap sesudah aku bangun tidur”. S
P konjungsi S P
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Reisya, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Mama, P = sisir, kalimat ini dihubungkan
oleh sebuah konjungsi “sesudah,” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = aku,
Universitas Sumatera Utara
34
P = bangun tidur. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang masing- masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan
dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata penghubung yang diperoleh Reisya adalah “siap sesudah”. Hal ini membuktikan bahwa Reisya sudah
mampu menggunakan kalimat kompleks dengan baik. Analisis Kalimat Valeri
20 Valeri berumur 5 tahun
Peneliti : Valeri pergi ke sekolah sama siapa ?
Valeri : Sama papa.
Peneliti : Valeri suka main apa ?
Valeri : Aku suka main plosotan karena aku bisa terbang.
Dari data 20 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat kompleks yang diperoleh Valeri berpola S-P-O Konjungsi S-P-O terbukti ketika Valeri mengatakan,
“Aku suka main plosotan karena aku bisa terbang”. S P O Konjungsi S P O
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Valeri, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = suka main, O = plosotan, kalimat ini
dihubungkan oleh sebuah konjungsi “karena” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = Aku, P = bisa, O = terbang. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua
kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata
penghubung yang diperoleh Valeri adalah “karena”.
Universitas Sumatera Utara
35
21
Peneliti : Valeri suka membaca atau menulis?
Valeri : Aku suka baca.
Peneliti : Kenapa Valeri suka baca ?
Valeri : Aku suka baca karena papaku suka baca buku.
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Valeri, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = suka baca, kalimat ini dihubungkan oleh
sebuah konjungsi “karena” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = papaku, P = suka baca, O = buku. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang
masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata
penghubung yang diperoleh Valeri adalah “karena”. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Valeri sudah mampu menggunakan kalimat kompleks dengan baik dibandingkan dengan
Kenan.
Analisis Kalimat Kenan: 22
Kenan berumur 5 tahun Peneliti
: Kenan suka warna apa ? Kenan
: Coklat sama hitam. Peneliti
: Kenapa kenan suka warna itu ? Kenan
: Karena rambutku warna coklat.
Universitas Sumatera Utara
36
Dari data 22 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat yang diperoleh Kenan berpola Konjungsi
– S– P terbukti ketika Kenan mengatakan, “Karena rambutku warna coklat”.
Konjungsi S P
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Kenan, Kenan hanya mampu memperoleh pola kalimat yaitu 1 klausa yang terdiri S dan P dan mampu memperoleh
konjungsi “karena” di awal kalimat. Hal tersebut membuktikan bahwa Kenan berbeda dengan teman lainnya.
Analisis Kalimat Kezia
23 Kezia berumur 4,6 tahun
Peneliti : Kezia suka makan apa ?
Kezia : Makan nasi dan roti.
Peneliti : Papa Kezia di mana ?
Kezia : Kerja.
Peneliti : Kapan Papa pulang kerja ?
Kezia : Papa pulang pas siap kerja ketika.
Dari data 23 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat yang diperoleh Kezia berpola S-P Konjungsi P terbukti ketika Kezia mengatakan,
“Papa pulang pas ketika siap kerja”. S
P Konjungsi P.
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Kezia, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Papa, P = pulang, kalimat ini dihubungkan
oleh sebuah konjungsi “ketika,” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, P = siap
Universitas Sumatera Utara
37
kerja. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, meskipun satu kalusa yaitu
“siap kerja” yang hanya terdiri dari P, S-
nya dihilangkan karena merupakan jawaban dari suatu pertanyaan “Papa pulang pas ketika siap
kerja”, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata penghubung yang diperoleh Kezia adalah
“ketika”. Hal ini membuktikan bahwa Kezia sudah mampu memperoleh kalimat kompleks sesuai tahap perkembangan usianya.
Analisis Kalimat Lovi 24
Lovi berumur 4,8 tahun Peneliti
: Kapan Lovi makan ? Lovi
: Sebelum ke sekolah. Peneliti
: Lovi suka main apa ? Lovi
: masak-masakan. Peneliti
: Kenapa Lovi suka main masak-masakan ? Lovi
: Aku main masakan karena gak ada temanku main.
Dari data 24 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat yang diperoleh Lovi berpola S-P-O Konjungsi S-P terbukti ketika Lovi mengatakan,
“Aku main masakan karena gak ada temanku main”. S P
O Konjungsi S
P
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Lovi, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = main, O = masakan, kalimat ini
dihubungkan oleh sebuah konjungsi “karena” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = gak ada temenku, P = main. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua
kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat
Universitas Sumatera Utara
38
tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat kompleks di atas kata penghubung yang diperoleh Lovi adalah “karena”. Hal ini membuktikan
bahwa Lovi berbeda dengan teman lainnya karena selain kata penghubung “karena” Lovi juga bisa menggunaka
n kata penghubung “sebelum” pada kalimat “sebelum ke sekolah”.
Analisis Kalimat Grece
25 Grece berumur 4,8 tahun
Peneliti : Grece suka main apa ?
Grece : Aku suka main laptop tapi laptop abangku injam pinjam
Dari data 25 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat yang diperoleh Grece berpola S-P-O konjungsi S-P terbukti ketika Grece mengatakan,
“Aku suka main laptop tetapi laptop abangku injam pinjam” S P O Konjungsi O S
P
Berdasarkan pola yang dikemukakan oleh Grece, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku. P = suka main, O = laptop, kalimat ini
dihubungkan oleh sebuah konjungsi “tetapi” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, O = laptop, S = abangku, P = injam pinjam. Dalam sebuah kalimat kompleks
terdapat dua kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam
kalimat kompleks di atas kata penghubung yang diperoleh Grece adalah “tetapi”. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Grece sudah berkembang dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
39
Analisis Kalimat Karoline 26
Karoline berumur 4,11 tahun
Peneliti : Karoline pulang siapa yang jemput ?
Karoline : Dijemput Om Sion.
Peneliti : Kenapa dijemput Om Sion ?
Karoline : Mama gak jemput karena mama sama papa kerja.
Dari data 26 di atas menunjukkan bahwa pola kalimat yang diperoleh Karoline berpola S-P konjungsi S-P terbukti ketika Febri mengatakan,
“Mama gak jemput karena Mama sama Papa kerja” S
P konjungsi S P
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Karoline, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Mama, P = gak jemput, kalimat ini
dihubungkan oleh sebuah konjungsi “karena,” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = Mama sama Papa, P = kerja. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua
kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata
penghubung yang diperoleh Karoline adalah “karena”. Hal ini membuktikan bahwa Karoline sudah mampu menggunakan kalimat kompleks dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
40
27 Peneliti
: Ini ikat rambutnya siapa yang beli? Karoline
: Aku beli sama mama pas ketika jalan-jalan waktu itu.
Berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Karoline, terdapat dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Aku, P = beli, O = sama mama, kalimat ini
dihubungkan oleh sebuah konjungsi “ketika,” untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, P = jalan-jalan, KET = waktu itu. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua
kalimat yang masing-masing kalimat memiliki predikatnya sendiri, meskipun satu kalusa yaitu
“jalan-jalan” yang hanya terdiri dari P, S-nya dihilangkan karena merupakan jawaban dari suatu pertanyaan “Aku beli sama Mama”, kemudian kalimat tersebut
digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam kalimat di atas kata penghubung yang diperoleh Karoline
adalah “ketika”. Hal ini membuktikan bahwa Karoline sudah mampu memperoleh kalimat kompleks sesuai tahap perkembangan
usianya.
4.2 Jenis kalimat kompleks yang paling dominan diperoleh anak usia 4─5 tahun
Menurut jenis kalimat kompleks dibedakan atas : a.
Kalimat kompleks hipotaktik Kalimat kompleks hipotaktik adalah hubungan gramatikal antara kalusa utama
dan terikat; penggabungan kalimat dengan kalimat; klausa dengan klausa; frasa dengan
Universitas Sumatera Utara
41
frasa; atau kata dengan kata, dengan menggunakan kata penghubung KBBI online, 2008.
b. Kalimat kompleks parataktik
Kalimat kompleks parataktik adalah kalimat yang dibentuk dari penggabungan dua klausa atau lebih dengan menggunakan konjungsi. Klausa-klausa tersebut tidak
tergantung antara yang satu dengan yang lain, yaitu klausa yang satu tidak memberikan tambahan informasi kepada klausa yang lain Indriastuti dalam buku pintar tenses, 2009:
108 .
Analisis Pola Kalimat Tasya: 28
Tasya berumur 5 tahun Peneliti
: Tasya diantar siapa ke sekolah ? Tasya
: Diantar Karo Nenek Peneliti
: Kapan Tasya pakai sepatu sekolah ? Tasya
: Aku pakai sepatu sebelum makan nasi.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 28 berpola S-P-O konjungsi P-O terbukti ketika Tasya mengatakan “Aku pakai sepatu sebelum makan nasi”
S P O Konjungsi P O
Berdasarkan data 28 jenis kalimat yang diperoleh Tasya adalah jenis kalimat kompleks Hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “sebelum” yaitu terbukti ketika Tasya
ditanya pada data 28 “Kapan Tasya pakai sepatu sekolah?” dan dijawab “Aku pakai
sepatu sebelum makan nasi”. Pada konteks kalimat “Aku pakai sepatu sebelum makan
Universitas Sumatera Utara
42
nasi ” diartikan bahwa Tasya ingin menyampaikan, setelah dia pakai sepatu lalu dia
makan nasi. Hal ini dibuktikan bahwa kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh Tasya diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya dan bila dihubungkan dengan
psikolinguistik Piaget bahwa Tasya menyampaikan bahasa sesuai dengan kegiatan pemikiran sebenarnya.
29 Reisya berumur 5 tahun
Peneliti : Reisya suka makan buah apa ?
Reisya : Anggur dan stroberry.
Peneliti : Kapan disisir mama rambutnya ?
Reisya : Mama sisir siap aku bangun tidur Sesudah bangun tidur
Pola struktur kalimat kompleks pada data 29 berpola S-P Konjungsi S-P terbukti ketika Reisya mengatakan “Mama sisir siap sesudah aku bangun tidur”.
S P konjungsi S P
Berdasarkan data 29 jenis kalimat yang diperoleh Reisya adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “sesudah” yaitu terbukti ketika Reisya
ditanya pada data 29 “Kapan disisir mama rambutnya?” dan dijawab “Siap bangun
tidur”. Pada konteks kalimat “Mama sisir siap sesudah aku bangun tidur” diartikan bahwa Reisya ingin menyampaikan bahwa rambutnya disisir sesudah dia bangun tidur
oleh mamanya. Hal ini terbukti bahwa pemerolehan bahasa dan kemampuan berbicara Reisya diperoleh melalui rangsangan lingkungannya. Karena proses perkembangan
bahasa ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Bila
Universitas Sumatera Utara
43
dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa anak menggunakan bahasa sesuai dengan apa yang dipikirkan dari bahasa yang diperolehnya.
30 Valeri berumur 5 tahun
Peneliti : Valeri pergi ke sekolah sama siapa ?
Valeri : Sama papa.
Peneliti : Valeri suka main apa ?
Valeri : Aku suka main plosotan karena aku bisa terbang.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 30 berpola S-P-O konjungsi S-P-O. Berdasarkan data 30 jenis kalimat yang diperoleh Valeri adalah jenis kalimat kompleks
hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “karena” yaitu terbukti ketika Valeri ditanya pada data 30
“Valeri suka main apa?” dan dijawab “Aku suka main plosotan karena aku bisa terbang”. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa Valeri
menyampaikan bahasa sesuai dengan pikiran karena pikiranlah yang menentukan aspek- aspek sintaksis dan leksikon bahasa. Hal tersebut membuktikan bahwa pikiranlah yang
membentuk bahasa.
31 Kenan berumur 5 tahun
Peneliti : Kenan suka warna apa ?
Kenan : Coklat sama hitam.
Peneliti : Kenapa kenana suka warna itu ?
Kenan : Karena rambutku warna coklat.
Universitas Sumatera Utara
44
Pola struktur kalimat kompleks pada data 31 berpola Konjungsi – S–P terbukti
ketika Kenan mengatakan “Karena rambutku warna coklat”. Konjungsi S P
Berdasarkan data 31 jenis kalimat yang diperoleh Kenan adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “karena” yaitu terbukti ketika Kenan
ditanya pada data 31 “Kenapa kenana suka warna itu?” dan dijawab “Karena rambutku
warna coklat”. Pada konteks kalimat “Karena rambutku warna coklat” diartikan bahwa Kenan ingin menyampaikan bahwa dia menyukai warna coklat karena sesuai dengan
warna rambutnya. Hal ini terbukti bila dihubungkan dengan psikolinguistik Piaget bahwa Kenan menyampaikan bahasa sesuai dengan kegiatan pemikiran sebenarnya.
32 Kezia berumur 4,6 tahun
Peneliti : Kezia suka makan apa ?
Kezia : Makan nasi dan roti.
Peneliti : Papa Kezia di mana ?
Kezia : Kerja.
Peneliti : Kapan Papa pulang kerja ?
Kezia : Papa pulang pas siap kerja ketika.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 32 berpola S-P konjungsi P terbukti ketika Kezia mengatakan “Papa pulang pas ketika siap kerja”
S P Konjungsi P
Berdasarkan data 32 jenis kalimat yang diperoleh Kezia adalah jenis kalimat kompleks Hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “ketika” yaitu terbukti pada saat
Kezia ditanya pada data 32 “Kapan Papa pulang kerja?” dan dijawab “Papa pulang pas
Universitas Sumatera Utara
45
siap kerja”. Pada konteks kalimat “Papa pulang pas siap kerja” diartikan bahwa Kezia ingin menyampaikan bahwa Papanya pulang ketika selesai kerja. Hal ini dibuktikan
bahwa kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh Kezia diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya dan bila dihubungkan dengan psikolinguistik Piaget
bahwa Kezia menyampaikan bahasa sesuai dengan kegiatan pemikiran dan bahasa yang diperoleh.
33 Lovi berumur 4,8 tahun
Peneliti : Kapan Lovi makan ?
Lovi : Sebelum ke sekolah.
Peneliti : Lovi suka main apa ?
Lovi : masak-masakan.
Peneliti : Kenapa Lovi suka main masak-masakan ?
Lovi : Aku main masakan karena gak ada temanku main.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 33 berpola S-P-O konjungsi S-P terbukti ketika Lovi mengatakan “Aku main masakan karena gak ada temanku main ”.
S P O konjungsi S P
Berdasarkan data 33 jenis kalimat yang diperoleh Lovi adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “karena” yaitu terbukti ketika Lovi
ditanya pada data 33 “Kenapa Lovi suka main masak-masakan?” dan dijawab “Aku
main masakan karena gak ada temanku main”. Pada konteks kalimat “Aku main masakan karena gak ada temanku main
” diartikan bahwa Lovi ingin menyampaikan bahwa dia menyukai permainan masak-masakan karena Lovi tidak mempunyai teman diajak main.
Hal ini terbukti bila dihubungkan dengan psikolinguistik Piaget bahwa Kenan menyampaikan bahasa sesuai dengan kegiatan pemikiran sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
46
34 Grece berumur 4,8 tahun
Peneliti : Grece suka main apa ?
Grece : Aku suka main laptop tapi laptop abangku injam pinjam.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 34 berpola S-P-O konjungsi S-P terbukti ketika Tasya mengatakan
“Aku suka main laptop tetapi laptop abangku injam pinjam” S P O konjungsi O S
P Berdasarkan data 34 jenis kalimat yang diperoleh Grece adalah jenis kalimat
kompleks Paratakti k yang ditandai oleh konjungsi “tetapi” yaitu terbukti ketika Grece
ditanya pada data 34 “Grece suka main apa?” dan dijawab “Aku suka main laptop tapi
laptop abangku injam pinjam”. Pada konteks kalimat “Aku suka main laptop tapi laptop abangku injam pinjam
” diartikan bahwa Grece ingin menyampaikan, bahwa Grece suka main laptop yang dipinjam dari abangnya. Hal ini dibuktikan bahwa kemampuan
berbicara dan memahami bahasa oleh Grece diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya dan bila dihubungkan dengan psikolinguistik Piaget bahwa Grece
menyampaikan bahasa sesuai dengan kegiatan pemikiran sebenarnya.
35 Zera berumur 4,6 tahun
Peneliti : Zera suka warna apa ?
Zera : Aku suka warna merah, main berbi Barbie.
Universitas Sumatera Utara
47
Pola struktur kalimat kompleks pada data 35 berpola S-P-O, P-O. Berdasarkan data 35 jenis kalimat yang diperoleh Zera adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik
karena kata yang merangkainya secara eksternal menciptakan ketergantungan logika pada kalimat secara keseluruhan dengan maksud Zera suka warna merah karena boneka
barbienya berwarna merah, meskipun Zera belum sepenuhnya bisa menggunakan kata penghubung. Hal tersebut terbukti ketika Zera ditanya pada data 35
“Zera suka warna apa?” dan dijawab “aku suka warna merah, main berbi Barbie ”. Bila dihubungkan
dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa Zera menggunakan bahasa yang berasal dari pemikirannya sesuai dengan tahap perkembangan dan bahasa yang diperolehnya.
36 Karoline berumur 4,11 tahun
Peneliti : Karoline pulang siapa yang jemput ?
Karoline : Dijemput Om Sion.
Peneliti : Kenapa dijemput Om Sion ?
Karoline : Mama gak jemput karena Mama sama Papa kerja.
Pola struktur kalimat kompleks pada data 36 berpola S-P konjungsi S-P terbukti ketika Febri mengatakan “Mama gak jemput karena mama sama papa kerja”
S P Konjungsi S P
Berdasarkan data 36 jenis kalimat yang diperoleh Karoline adalah jenis kalimat kompleks Hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “karena” yaitu terbukti ketika
Karoline ditanya pada data 36 “Kenapa dijemput Om Sion?” dan dijawab “Mama gak
jemput karena mama sama p apa kerja”. Pada konteks kalimat “Mama gak jemput karena
mama sama p apa kerja” diartikan bahwa Karoline melihat mama dan papanya pergi
Universitas Sumatera Utara
48
kerja. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa Karoline menyampaikan bahasa sesuai dengan apa yang ada dipikirannya dan dilihatnya saja. Hal
itu terbukti karena pikiranlah yang membentuk bahasa.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan