Metode dan Teknik Analisis Data

22 Dalam hal ini, peneliti mendengar, membaca, mempelajari, dan memeriksa data- data yang diperlukan, lalu mencatat bagian-bagian penting agar memperoleh hasil yang akurat.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data digunakan metode agih. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya justru bagian dari bahasa itu. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata kata ingkar, preposisi, adverbia, fungsi sintaksis subjek, objek, predikat, klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain. Sudaryanto, 1993: 15-16 Teknik pada metode agih dapat dibedakan menjadi dua: teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Teknik lanjutan pada metode agih menurut Sudaryanto 1993: 36 setidak-tidaknya ada tujuh macam, yaitu: 1. Pelepasan, delesi, atau teknik lesap; 2. Penggantian, substitusi, replasemen, atau teknik ganti; 3. Perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas; 4. Penyisipan, interupsi, atau teknik sisip; 5. Pembalikan, permutasi, atau teknik balik; 6. Pengubah wujud, parafrasa, atau teknik ubah ujud; dan 7. Pengulangan, repetisi, atau teknik ulang. Universitas Sumatera Utara 23 Berikut contoh proses menganalisis: 1 Indah berumur 5 tahun Peneliti : Indah suka mangga atau semangka ? Indah : Suka durian. Peneliti : Indah suka mangga atau semangka ? bertanya sampai dua kali Indah : Indah tidak suka mangga karena busuk. Pola struktur kalimat kompleks pada data 1 berpola S-P-O Konjungsi PEL. Berdasarkan data 1 jenis kalimat yang diperoleh Indah adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik yang ditandai oleh konjungsi “karena” yaitu terbukti ketika Indah ditanya pada data 1 “Indah suka mangga atau semangka?” dan dijawab “Indah tidak suka mangga karena busuk”. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa Indah menyampaikan bahasa sesuai dengan pikiran karena pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa. Hal tersebut membuktikan bahwa pikiranlah yang membentuk bahasa. 2 Febri berumur 4, 5 tahun Peneliti : Mama Febri ada di mana ? Febri : Pergi. Peneliti : Sama siapa mama pergi ? Febri : Papa. Peneliti : Kemana Mama dan Papa pergi ? Febri : Mama naik kereta dan Papa naik becak. Pola struktur kalimat kompleks pada data 2 berpola S-P-O dan S-P-O terbukti ketika Febri mengatakan “Mama naik kereta dan Papa naik becak” S P O Konjungsi S P O Berdasarkan data 2 jenis kalimat yang diperoleh Febri adalah jenis kalimat kompleks parataktik yang ditandai oleh konjungsi “dan” yaitu terbukti ketika Febri ditanya pada data 2 “Kemana Mama dan papa pergi?” dan dijawab “Mama naik kereta Universitas Sumatera Utara 24 dan Papa naik becak ”. Pada konteks kalimat “Mama naik kereta dan Papa naik becak” diartikan bahwa Febri melihat Mama dan Papanya pergi secara bersamaan tetapi menggunakan kendaraan yang berbeda. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa Febri menyampaikan bahasa sesuai dengan apa yang ada dipikirannya dan dilihatnya saja. Hal itu terbukti karena pikiranlah yang membentuk bahasa. 3 Nayra Sembiring berumur 4 tahun. Peneliti : Nayra sudah siap mandi? Nayra : Sudah. Peneliti : Nayra kenapa cepat sekali mandi? Nayra : Baju cantik, pergi. Pola struktur kalimat kompleks pada data 3 berpola S-P. Berdasarkan data 3 jenis kalimat yang diperoleh Nayra adalah jenis kalimat kompleks hipotaktik karena kata yang merangkainya secara eksternal menciptakan ketergantungan logika pada kalimat secara keseluruhan, meskipun Nayra belum sepenuhnya bisa menggunakan kata penghubung. Hal tersebut terbukti ketika Nayra ditanya pada data 3 “Nayra kenapa cepat sekali mandi?” dan dijawab “baju cantik, pergi”. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Jean Piaget, bahwa anak menggunakan bahasa sesuai dengan tahap perkembangan dan bahasa yang diperolehnya.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Data