Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa yang Tinjauan Pustaka

16 2. S-P-O Ayahnya Rani membeli mendapat mobil baru hadiah - - - - 3. S-P-Pel. Beliau Pancasila menjadi merupakan - - ketua koperasi dasar negara kita - - 4. S-P-Ket. Kami Kecelakaan itu tinggal terjadi - - - - di Jakarta minggu lalu 5.S-P-O-Pel. Dia Dian mengirimi mengambilkan ibunya adiknya uang air minum - - 6.S-P-O-Ket. Pak Raden Beliau memasukkan memperlakukan uang kami - - ke bank dengan baik

2.2.7 Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa

Kalimat berdasarkan jumlah klausa dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu

predikatnya pun satu, atau dianggap satu karena merupakan predikat majemuk. Misalnya: Dia bekerja di bank. Merupakan kalimat tunggal, karena predikatnya hanya bekerja.

b. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa yang

dapat berdiri sendiri tanpa terikat, apabila dihilangkan salah satu unsur frasanya tidak mempengaruhi frasa yang lain. Kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang Universitas Sumatera Utara 17 tediri atas lebih dari satu proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan satu kesatuan, maka kalimat majemuk terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah jika hubungan antar klausa yang satu dengan klausa yang lain dalam satu kalimat itu menyatakan hubungan koordinatif. Misalnya: Dia pergi dan istrinya mulai menangis. Kalimat majemuk bertingkat adalah jika hubungan subordinatif, yakni yang satu berupa induk, sedangkan yang lain merupakan keterangan tambahan. Misalnya: Dia pergi sebelum istrinya menangis.

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai psikolinguistik bukanlah baru pertama kali ini dilakukan, sudah ada penelitian tentang masalah tersebut. Namun, yang meneliti khusus “Pemerolehan Kalimat Kompleks Bahasa Indonesia dalam Bahasa Lisan Anak Usia 4─5 Tahun” belum pernah dilakukan. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Fauzi 2000 dalam skripsinya yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Anak-Anak Usia 0─5 Tahun: Analisis Psikolinguistik”, membahas tentang tahap-tahap pemerolehan bahasa yang terdiri dari tahap perkembangan prasekolah dan tahap perkembangan kombinatori. Tahap perkembangan prasekolah meliputi tahap merabam, tahap holofrastik, tahap kalimat dua kata, tahap pengembangan tata bahasa, dan tahap Universitas Sumatera Utara 18 kombinasi penuh. Tahap perkembangan kombinatori meliputi perkembangan negatif, perkembangan interogatif, dan perkembangan sistem bunyi. Gustianingsih 2002 dalam tesis yang berjudul “Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Taman Kanak- Kanak” membahas tentang bagaimana kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia diperoleh anak taman kanak-kanak, yaitu jenis konjungsi kalimat koordinatif apa yang diperoleh anak dan berapa jumlah frekuensinya. Anak TK memiliki pola struktur kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia yang berbeda dengan orang dewasa. Jenis kalimat majemuk koordinatif yang sedang, akan dan telah dipahami anak TK ternyata berbeda-beda bagi setiap anak. Anak TK memiliki karakteristik kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia yang berbeda dengan karakteristik bahasa orang dewasa. Marpaung 2006 dalam skripsinya yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1─5 Tahun”, menyimpulkan bahwa tahap-tahap perkembangan pemerolehan bahasa anak, adalah tahap holofrastik tahap linguistik pertama, tahap ucapan-ucapan dua kata, tahap perkembangan tata bahasa, tahap tata bahasa menjelang dewasa dalam bahasa Batak Toba. Rusyani 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Indonesia Anak Usia 2,5 Tahun Studi Kasus Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini ” menyimpulkan bahwa anak yang berusia dua setengah tahun sudah mampu mengucapkan kata-kata yang sesuai dengan lingkungan dan benda-benda yang ada di sekitarnya. Perbendaharaan kata anak juga sudah mulai berkembang karena anak mengambil contoh dari kata-kata yang diucapkan orang tua, teman-teman, saudara- saudaranya dan orang-orang lain yang ada di sekitarnya. Dalam penelitian ini juga Universitas Sumatera Utara 19 ditemukan fakta bahwa anak yang berusia dua setengah tahun sudah mampu menghasilkan kalimat pada tingkat satu kata, dua kata, dan tiga kata yang sudah memiliki makna yang lengkap. Selain itu, anak juga sudah mampu menghasilkan kalimat dalam modus deklaratif, interogatif dan imperatif. Lumbanraja 2011 “Pemerolehan Leksikal Nomina Bahasa Angkola Anak Usia 3─4 Tahun”, Dari data yang diperoleh, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerolehan leksikal nomina bahasa Angkola pada anak usia 3─4 tahun itu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Masukan yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya mempengaruhi jumlah kosa kata yang dapat dikuasai anak- anak usia 3─4 tahun tersebut. Urutan pemerolehan leksikal nomina bahasa Angkola pada anak usi a 3─4 tahun adalah nomina orang, nomina makanan, nomina hewan, nomina buah-buahan, nomina alat dapur, nomina sayur-sayuran, nomina elektronik, dan nomina minuman. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang