Penentuan Kapasitas Adsorpsi Dengan Variasi Bentuk adsorben

36 dan mulai mongering, dan laju pengeringan II dimulai dari ititik D ketika permukaan sudah kering sempurna [50].

4.3 Penentuan Kapasitas Adsorpsi Dengan Variasi Bentuk adsorben

Bentuk adsorben adalah bulat, ½ bulat, ¼ bulat, 50 mesh dan 70 mesh. Proses adsorpsi dilakukan pada waktu 5 jam dan 24 jam. Penentuan kapasitas adsorpsi dengan variasi bentuk adsorben untuk mengetahui besarnya penjerapan ion logam Cd +2 dan Cu +2 oleh adsorben batang jagung pada berbagai bentuk. Untuk menghitung jumlah ion teradsorpsi dengan adsorben digunakan dengan persamaan beriukut : = − � � 4.1 [5,15,17,23,24] = − � � 4.2 [5] � = − .100 4.3 [5,23] Keterangan: q e = massa logam teradsorpsi pada kesetimbangan mgg q t = massa logam teradsorpsi pada waktu t mgg R = Persentasi penghapusan logam C o = konsentrasi logam awal mgL C t = konsentrasi pada waktu t mgL C e = konsentrasi kesetimbangan mgL V = volume larutan L w = massa adsorben g Data kapasitas adsorpsi adsorben batang jagung berb agai bentuk terhadap logam Cd +2 dapat dilihat pada Tabel A.3 Lampiran A dan pada gambar 4.5 dan 4.6. 37 Gambar 4.5 Hubungan antara Kapasitas Adsorpsi Logam Cd +2 dengan Berbagai Bentuk Adsorben Batang Jagung Gambar 4.6 Persentase Adsorpsi Logam Cd +2 dengan Berbagai Bentuk Adsorben Data kapasitas adsorpsi adsorben batang jagung berbagai bentuk terhadap logam Cu +2 dapat dilihat pada Tabel A.4 Lampiran A dan pada gambar 4.7 dan 4.8. Bulat 12 Bulat 14 Bulat 50 mesh 70 mesh 5 jam 0,497 0,574 0,874 1,412 1,707 24 jam 0,596 0,705 1,061 1,676 2,107 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 q e p p m Kapasitas Adsorpsi Bulat 12 Bulat 14 bulat 50 mesh 70 mesh 5 jam 9,943 11,478 17,470 28,240 34,140 24 jam 11,925 14,100 21,227 33,525 42,138 5 10 15 20 25 30 35 40 45 P er se n tas e A d sor p si Persentase Adsorpsi 38 Gambar 4.7 Hubungan antara Kapasitas Adsorpsi Logam Cu +2 dengan Berbagai Bentuk Adsorben Batang Jagung Gambar 4.8 Persentase Adsorpsi Logam Cu +2 dengan Berbagai Bentuk Adsorben Dari contoh Tabel A.3 pada lampiran A, gambar 4.5 dan 4.6 di atas terlihat bahwa hubungan Kapasitas dan persen adsorpsi logam Cd +2 pada berbagai bentuk adsorben. Pada bentuk adsorben bulat dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,497 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 0,596 mgg. Pada bentuk adsorben ½ bulat dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,574 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 0,705 mgg. Pada bentuk adsorben ¼ bulat dari t Bulat 12 Bulat 14 Bulat 50 mesh 70 mesh 5 jam 0,369 0,387 0,613 1,305 1,557 24 jam 0,443 0,488 0,951 1,738 1,763 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 q e p p m Kapasitas Adsorpsi Bulat 12 Bulat 14 bulat 50 mesh 70 mesh 5 jam 7,385 7,733 12,255 26,095 31,140 24 jam 8,853 9,755 19,028 34,755 35,258 5 10 15 20 25 30 35 40 P er se n tas e A d sorp si Persentase Adsorpsi 39 = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,874 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 1,061 mgg. Pada bentuk adsorben 50 mesh dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 1,412 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 1,676 mgg. Pada bentuk adsorben 70 mesh dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 1,707 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 2,107 mgg. Kemudian persen adsorpsi dari bentuk adsorben bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 9,943 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 11,925 .Pada bentuk adsorben ½ bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 11,478 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 14,1 . Pada bentuk adsorben ¼ bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 17,47 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 21,228 . Pada bentuk adsorben 50 mesh pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 28,24 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 33,525 . Pada bentuk adsorben 70 mesh pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 34,14 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 42,138 . Dari hasil analisa di atas bahwa bentuk 70 mesh memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi pada waktu 5 jam dan 24 jam yaitu sebesar 1,707 mgg dan 2,107 mgg dan persen adsorpsi pada waktu 5 jam dan 24 jam sebesar 34,14 dan 42,138 , sedangkan kapasitas adsorpsi yang paling kecil adalah bentuk bulat dengan kapasitas adsorpsi 0,497 mgg pada waktu 5 jam dan 0,596 mgg pada waktu 24 jam dan persen adsorpsi pada waktu 5 jam dan 24 jam adalah 9,943 dan 11,925 . Hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa bentuk 70 mesh lebih banyak terjadi proses adsorpsi dari pada bentuk yang lain. Penyebab dominan bentuk 70 mesh dibandingkan dengan bentuk lainnya adalah luas permukaan yang lebih besar. 40 Dari contoh Tabel A.4 pada lampiran A, gambar 4.7 dan 4.8 di atas terlihat bahwa hubungan Kapasitas dan persen adsorpsi logam Cu +2 pada berbagai bentuk adsorben. Pada bentuk adsorben bulat dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,369 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 0,443 mgg. Pada bentuk adsorben ½ bulat dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,387 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 0,488 mgg. Pada bentuk adsorben ¼ bulat dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 0,613 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 0,951 mgg. Pada bentuk adsorben 50 mesh dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 1,305 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 1,738 mgg. Pada bentuk adsorben 70 mesh dari t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki q t = 1,557 mgg dan pada t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimal q max adalah 1,763 mgg. Kemudian persen adsorpsi dari bentuk adsorben bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 7,385 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 8,852 . Pada bentuk adsorben ½ bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 7,733 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 9,755 . Pada bentuk adsorben ¼ bulat pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 12,255 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 19,028 . Pada bentuk adsorben 50 mesh pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 26,095 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 34,755 . Pada bentuk adsorben 70 mesh pada saat t = 0 menit hingga t 1 = 5 jam memiliki persen adsorpsi sebesar 31,14 dan pada saat t max = 24 jam memiliki kapasitas adsorpsi maksimalnya q max sebesar 35,258 . Dari hasil analisa di atas bahwa bentuk 70 mesh memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi pada waktu 5 jam dan 24 jam yaitu sebesar 1,557 mgg dan 1,763 mgg dan persen adsorpsi pada waktu 5 jam dan 24 jam sebesar 31,14 dan 35,258 , sedangkan kapasitas adsorpsi yang paling kecil adalah bentuk bulat dengan kapasitas adsorpsi 0,369 mgg pada waktu 5 jam da n 0,443 mgg pada waktu 24 41 jam dan persen adsorpsi pada waktu 5 jam dan 24 jam adalah 7,385 dan 8,852 . Hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa bentuk 70 mesh lebih banyak terjadi proses adsorpsi daripada bentuk lain. Penyebab dominan bentuk 70 mesh dibandingkan dengan bentuk lainnya adalah luas permukaan yang lebih besar. Daya serap adsorpsi ditentukan oleh luas permukaan dari adsorben. Besarnya adsorpsi sebanding dengan luas permukaannya. Semakin kecil bentuk adsorben, maka semakin besar luas permukaannya. Makin besar luas permukaan adsorben, maka semakin besar pula adsorpsi yang terjadi [51]. Proses adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik atom gaya Van de Waals pada permukaan padatan. Oleh karena adanya gaya tarik atom, padatan cenderung menarik molekul- molekul lain yang bersentuhan dengan permukaannya. Akibatnya konsentrasi molekul pada permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam larutan [52]. Ilustrasi dari gaya Var der Walls dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.9 Gaya tarik-menarik atom

4.4 Pengaruh Perubahan Konsentrasi Terhadap Kapasitas Adsorpsi

Dokumen yang terkait

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

1 10 73

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 17

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 2

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 4

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 19

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 2

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 6

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 14

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

2 2 7

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 16