Penentuan Kinetika Difusi HASIL DAN PEMBAHASAN

51 sesuai dengan percobaan, maka mekanisme adsorpsi melibatkan reaksi kimia chemisorption antara adsorbat dan adsorben [23]. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu lapisan, di mana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya sehingga efektifitasnya berkurang [57]. Sifat nonlinier yang ditunjukkan oleh persamaan kinetika adsorpsi mengindikasikan bahwa kompetisi adsorpsi yang terjadi antara logam Cd +2 dan Cu +2 berhubungan dengan sisi aktif adsorben.

4.6 Penentuan Kinetika Difusi

Pada penelitian ini akan dicoba untuk mengaplikasikan model difusi untuk mengevaluasi proses adsorpsi pada adsorben batang jagung. Bisa saja kemungkinan proses adsorpsi Cd +2 dan Cu +2 terjadi hanya pada permukaan luar eksternal adsorben. Oleh karena itu, proses adsorpsi harus dideskripsikan menggunakan pemodelan difusi eksternal. Namun jika difusi kemungkinan terjadi pada permukaan dalam dan pori-pori adsorben, maka proses adsorpsi dapat dideskripsikan menggunakan pemodelan difusi internal. Pemodelan difusi ekstenal dan internal diaplikasikan dan disesuaikan secara teoritis terhadap data kinetika adsorpsi eksperimental, sehingga diperoleh kesimpulan tentang peristiwa difusi yang terjadi. Adapun persamaan yang digunakan dalam mendeskripsikan pemodelan difusi eksternal dan difusi internal berturut-turut yaitu Persamaan 4.6 dan Persamaan 4.7. Difusi eksternal = −�. + 4.6 [23] Difusi internal = � + 4.7 [42] Kedua persamaan di atas akan diaplikasikan untuk data kinetik adsorpsi Cd +2 dan Cu +2 . Parameter dari model difusi eksternal dan internal dapat dilihat pada Gambar 4.20 sampai Gambar 4.25. 52 Gambar 4.20 Pemodelan Kinetika Difusi Internal Logam Cd +2 50 ppm Gambar 4.21 Pemodelan Kinetika Difusi Eksternal Logam Cd +2 50 ppm Gambar 4.22 Pemodelan Kinetika Difusi Internal Logam Cu +2 50 ppm y = 0,108x + 0,113 R² = 0,857 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 5 10 15 20 q t m g g √� min 12 Difusi Internal Cd Linea r Cd y = 0,001x + 0,137 R² = 0,732 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 40 80 120 160 200 240 280 320 ln C t C o t min Difusi Ekternal Cd Linea r Cd y = 0,115x - 0,163 R² = 0,872 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 5 10 15 20 q t m g g √� min 12 Difusi Internal Cu Linea r Cu 53 Gambar 4.23 Pemodelan Kinetika Difusi Eksternal Logam Cu +2 50 ppm Gambar 4.24 Pemodelan Kinetika Difusi Internal Larutan Biner Cd +2 : Cu +2 30:30 ppm y = 0,001x + 0,078 R² = 0,764 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 40 80 120 160 200 240 280 320 ln C t C o t min Difusi Ekternal Cu Linea r Cu y = 0,023x + 0,029 R² = 0,925 y = 0,019x + 0,035 R² = 0,849 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 qt m g g √t min 12 Difusi Internal 30:30 ppm Cd Cu Linea r Cd Linea r Cu 54 Gambar 4.25 Pemodelan Kinetika Difusi Eksternal Larutan Biner Cd +2 : Cu +2 30:30 ppm Hasil plot diagram pada Gambar 4.20 sampai 4.25 salah satu contoh yang menunjukkan bahwa model difusi internal memiliki koefisien korelasi r 2 yang lebih tinggi dibandingkan model difusi eksternal. Rendahnya koefisien korelasi model difusi eksternal dibandingkan model difusi internal, terjadi karena adsorpsi pada permukaan dalam dari difusi ion pada larutan logam lebih dominan dari pada difusi ion pada permukaan. Ketika diplot antara q t mgg dan t menunjukkan bahwa garis plot tidak sesuai dengan garis aslinyagaris operasi. Hal ini mengindikasikan bahwa difusi film dan difusi intra-partikel terjadi secara simultan [56]. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis pemodelan kinetika adsorpsi. Kinetika adsorpsi orde dua menunjukkan bahwa proses difusi yang terjadi adalah difusi internal. Ini berarti bahwa ketika ion logam diadsorpsi secara simultanbersamaan, ion logam tersebut akan terjerap pada permukaan dalam adsorben sitepori. Sehingga, proses adsorpsi ini mempengaruhi proses difusi dari logam berat dan kapasitas adsorpsi akan semakin lebih besar. y = 0,000x + 0,041 R² = 0,748 y = 0,000x + 0,039 R² = 0,637 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 40 80 120 160 200 240 280 320 -l n C t C o t menit Difusi Eksternal 30:30 ppm Cd Cu Linea r Cd Linea r Cu 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

1 10 73

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 17

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 2

Kompetisi Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd2+) dan Tembaga (Cu2+) dalam Larutan Biner Menggunakan Adsorben Batang Jagung (Zea mays)

0 0 4

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 19

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 2

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 6

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 14

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

2 2 7

Kajian Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Kadmium (Cd+2) Dan Tembaga (Cu+2) Serta Kompetisi Larutan Biner Dengan Menggunakan Adsorben Dari Batang Jagung (Zea Mays.)

0 0 16