17 n memberikan gambaran tentang kelas heterogenitas dalam distribusi pusat energi
dan berhubungan dengan besarnya kekuatan pendorong adsorpsi. Oleh karena itu, nilai n tinggi menunjukkan permukaan adsorben relatif seragam, sedangkan nilai n
yang rendah menunjukkan adsorpsi tinggi pada larutan berkonsentrasi rendah. Selain itu, nilai n rendah menunjukkan adanya bagian yang besar dari situs aktif
permukaan berenergi tinggi [31]. Namun berbeda untuk larutan biner. Bentuk persamaannya akan berubah
karena pada biner terdapat beberapa logam yang akan mempengaruhi kesetimbangan adsorpsinya. Sehingga pers. 4 di atas dapat diturunkan sebagai
berikut:
,
=
, ,
,
1+
, ,
+
, ,
.........................................................7 [28]
Dimana a dan b adalah jenis logam yang digunakan dalam larutan. Pada pers. 7 di atas dapat juga dianalogikan dengan pers. 6, karena pers. 6
digunakan untuk mono-sistem sehingga harus disesuaikan dengan sistem biner.
2.8 Kinetika Adsorpsi
Kinetika adsorpsi merupakan laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam jangka waktu tertentu. Untuk menyelidiki proses adsorpsi logam berat,
model kinetik yang berbeda digunakan untuk menggambarkan tingkat penyerapan adsorbat pada adsorben [41]. Pada berbagai penelitian, data kinetika adsorsi
diperoleh secara empiris dengan menggunakan model persamaan orde satu, persamaan orde dua dan model Elovich [31,41]. Tujuannya untuk mempelajari
kinetika adsorpsi dan menemukan model terbaik yang cocok untuk data eksperimen. Ketiga model ini telah banyak digunakan untuk menggambarkan
kinetika penyerapan logam maupun senyawa organik pada berbagai jenis adsorben yang berbeda [23,31,41].
a. Persamaan Orde Satu
Dalam banyak kasus, model kinetika persamaan orde satu kurang cocok dengan seluruh rentang waktu kontak, dan umumnya berlaku pada tahap awal
proses adsorpsi [41]. Persamaan persamaan orde satu dinyatakan sebagai berikut:
18
1
=
1 1
+
1
1
.................................................................................8 [23]
Dimana q
e
dan q
t
adalah jumlah adsorbat logam berat yang diserap mgg pada keadaan setimbang dan selang waktu tertentu, t min dan k
1
merupakan tetapan laju adsorpsi persamaan orde satu min
-1
. Plot antara
1
vs t akan menghasilkan sebuah garis lurus untuk mendapatkan tingkat
parameter. Parameter tersebut adalah nilai k
1
, kapasitas adsorpsi q
e,cal
dan koefisien korelasi R
2
. b.
Persamaan Orde Dua Seperti yang dapat diamati, persamaan persamaan orde dua tampaknya
memiliki model yang lebih baik dibandingkan dua persamaan lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi R
2
yang didapatkannya cukup besar [31] dan nilai q
e
teoritis yang dihasilkan sangat dekat dengan nilai q
e
eksperimental, hal ini menunjukkan bahwa data adsorpsi sangat cocok dibuat dengan menggunakan persamaan persamaan orde dua [23]. Persamaan
tersebut dapat dilihat di bawah ini : =
1
2 2
+
1
...............................................................................9 [31,41]
Dimana k
2
merupakan tetapan laju adsorpsi persamaan orde dua gmg.min.
2.9 Proses Difusi