commit to user
58
BAB III KARAKTERISTIK RESPONDEN
Membolos biasa dilakukan siswa pada saat jam pelajaran, jam terakhir pelajaran, atau pada mata pelajaran tertentu yang kurang disukai oleh siswa, atau
bahkan satu hari penuh. Selain hal tersebut, tidak mengikuti kegiatan sekolah seperti SKJ, Upacara, PRAMUKA dan kegiatan sekolah yang lain juga termasuk
tindakan membolos. Siswa beranggapan bahwa membolos adalah hal yang menyenangkan, bahkan ada yang menganggap sekolah tanpa membolos tidak
menyenangkan dan dianggap kurang gaul. Dampak dari keluarga yang kurang harmonis dan pengaruh teman sebaya yang negatif membuat siswa semakin
terjerumus untuk melakukan tindakan yang melanggar peraturan atau norma yang ada di sekolah. Pada penelitian ini, penulis memfokuskan ke dalam empat pokok
bahasan sesuai rumusan masalah bahasan yaitu latar belakang siswa membolos, dampak yang ditimbulkan dari perilaku membolos, bagaimana pola asuh orang
tua, dan pengaruh kelompok sebaya yang negatif.
A. Profil Responden
Dalam penelitian ini diambil sepuluh responden sebagai sumber data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Karena penelitian ini tentang
perilaku membolos siswa di SMP Negeri 2 Delanggu, Kabupaten Klaten, maka responden tersebut adalah siswa yang sering membolos. Responden dalam
penelitian ini ditentukan bagi mereka yang berusia 13-21 tahun. Mengingat pengertian anak dalam Undang-undang No 4 tahun 1979, anak adalah mereka
yang berumur sampai 21 tahun. Dengan pertimbangan pada usia tersebut, terdapat
commit to user 59
berbagai masalah dan krisis diantaranya; krisis identitas, kecanduan rokok, kenakalan karena tidak dapat menyesuaikan diri di sekolah, konflik mental dan
terlibat perkelahian di sekolah. Sama yang terjadi di SMP Negeri 2 Delanggu. Responden berjumlah sepuluh siswa yang terdiri dari empat orang siswa berusia
13 tahun, lima siswa berusia 14 tahun dan hanya satu responden yang sudah berusia 16 tahun, ini karena siswa tersebut pernah tidak naik kelas sewaktu
sekolah di Sekolah Dasar SD. Responden penelitian ini terdiri dari enam siswa kelas VII tujuh dan empat siswa kelas VIII delapan. Pada penelitian ini,
perbandingan responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 4:1. Dengan demikian diketahui bahwa siswa laki-laki lebih banyak
jumlahnya yang membolos dari pada siswa perempuan. Delapan siswa laki-laki dari kelas VII dan kelas VIII. Dua orang siswa perempuan dari kelas VII. Ada
perbedaan saat melakukan perkenalan antara responden dan peneliti pada wawancara pertama kali. Siswa laki-laki banyak yang pendiam dan dari raut
wajahnya tidak ada kesan bahwa dia anak nakal atau sering membolos. Mereka terlihat sangat lugu dari gaya bicaranya, tapi kadang mereka terlihat agak enggan
atau sungkan untuk menjawab pertanyaan, bukan berarti mereka tidak memahami pertanyaan tetapi memang perlu kesabaran dalam wawancara dengan mereka.
Berbeda dengan siswa perempuan, mereka bisa dikatakan lebih terbuka saat wawancara dan sangat antusias dalam menjawab pertanyaan. Untuk lebih
jelasnya,data responden sebagai berikut :
commit to user 60
1. Akh 13 tahun
Akh adalah siswa kelas VIIC, merupakan anak terakhir dari lima bersaudara. Akh masih tinggal bersama kedua orang tuanya yang berada di
Desa Tegalsari, Delanggu. Tiap harinya Akh berangkat ke sekolah bersama teman-temannya naik sepeda dan di titipkan di belakang sekolah. Dia
termasuk siswa yang sering mendapat masalah disekolah. Menurut penuturan sebagian guru, dia sering membuat gaduh saat pelajaran dan suka
mengganggu teman saat pelajaran berlangsung. Penampilan Akh tidak rapi dengan rambut berwarna kemerahan. Akh sering membolos sejak awal kelas
satu, dia membolos ke tempat penitipan sepeda di belakang sekolah bersama teman-temannya.
2. Dim 13 tahun
Dim adalah siswa kelas VIIA, merupakan siswa yang cenderung pendiam dangan penampilan yang kalem. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Ayah Dim sudah meninggal dunia, sehingga ibunya menjadi
single parent
dan sekaligus tulang punggung keluarga sebagai pekerja serabutan di warung
makan lesehan di malam hari. Setiap harinya Dim berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki yang cukup jauh. Atau kadang dia juga membonceng
teman yang kebetulan bertemu dia di jalan. Dia temasuk siswa yang jarang bermasalah dan orang tuanya jarang dipanggil ke sekolah. Dim mengaku
sering membolos karena sewaktu neneknya sakit, dia yang menjaganya dirumah. Sehingga dia sebenarnya terpaksa membolos karena tidak mendapat
boncengan ke sekolah. Karena jika dia pulang kerumah kembali, akan
commit to user 61
dimarahi oleh ibunya, sehingga dia menghabiskan waktu untuk membolos di rental playstation di dekat SMP Negeri 1 Delanggu.
3. Agu 14 tahun
Agu adalah siswa kelas VIIC, dia teman sekelas dan juga teman se-gangs Akh. Menurut penuturan teman-teman dalam gang, Agu merupakan pimpinan
gangs, atau boss karena sering memberi rokok pada temannya. Tiap hari Agu mendapat uang saku sepuluh ribu rupiah. Separuh uang digunakan untuk
membeli bensin, karena dia naik motor ke sekolah. Agu mengaku sering membolos karena malas ikut pelajaran, dan dia juga mengatakan pernah
dicubit oleh guru saat tidak memperhatikan pelajaran. Agu sering membolos di tempat playstation yang berada di belakang sekolah. Dia membolos
bersama teman-teman satu gang ataupun dengan teman-teman yang berasal dari sekolah lain.
4. Fer 16 tahun
Fer adalah siswa kelas VIIIA, dia merupakan siswa yang kerap membolos dan juga sering membuat masalah di sekolah. Menurut penuturannya sendiri,
dia kerap memalak adik kelasnya, meminta sejumlah uang secara paksa dengan mengancam. Uang tersebut dia gunakan untuk membolos bersama
anggota gangsnya. Dari penampilan fisiknya, Fer terllihat sangat urakan dan tidak rapi. Rambut yang dicat merah dan menggunakan tindik di telinga
kanannya. Dia tidak tinggal bersama orang tuanya, karena orang tuanya sibuk bekerja dan dia tinggal bersama paman dan neneknya. Dia naik motor ke
sekolah bersama temanya dan motor tersebut dititipkan di belakang sekolah.
commit to user 62
5. Dwi 14 tahun
Dwi adalah siswa kelas VIIIA, dia adalah teman sekelas dari Fer. Dwi kerap membolos bersama Fer karena dia merupakan teman satu gang. Dwi
tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakaknya. Dwi berangkat ke sekolah berdua dengan Fer naik sepeda motor, dan sepeda motor tersebut dititipkan
dibelakang sekolah. Setiap hari Dwi mendapat uang saku lima ribu rupiah, dan dia mengaku menghabiskan semua uang sakunya untuk membeli rokok.
Padahal ayah Dwi melarangnya untuk merokok, sehingga bila ketahuan merokok, dia pasti akan dipukuli oleh ayahnya tersebut, begitu penuturan
Dwi. Orang tua Dwi sering mendapat surat panggilan dari sekolah berkenaan dengan kasus membolos tersebut. Karena terlalu sering mendapat masalah
disekolah, Dwi menuturkan bahwa orang tuanya sampai malu datang ke sekolah.
6. Dew 14 tahun
Dew adalah siswi kelas VIIE, dia merupakan salah satu responden perempuan yang paling parah dalam kasus membolos. Karena sudah sangat
melampaui batas maksimal skor pelanggaran, dan semestinya sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Karena sekolah mempertimbangan banyak
hal, maka sekolah masih memberi kesempatan siswi tersebut untuk memperbaiki sikap. Dew tinggal bersama kedua orang tuanya dan seorang
adiknya. Kondisi keluarga yang kurang harmonis yang menjadi penyebab Dew menjadi malas masuk sekolah, karena dia mengaku keluarganya sering
ada masalah. Dia mengaku kalau ayahnya sering marah-marah dan
commit to user 63
memukulinya, sehingga secara tidak langsung akan berakibat pada kondisi psikologinya. Dew membolos bersama teman-teman dekatnya ke tempat
wisata Cokro dan Janti yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Selain kerap mendapat permasalahan karena kebiasaan membolos, Dew juga sering
mendapat masalah berkenaan hubungannya dengan pacarnya, yaitu kasus perkelahian dan pacaran tidak senonoh disekolah. Ini yang menyebabkan Dew
dicap oleh guru-guru sebagai siswi yang berperilaku tidak sewajarnya perempuan. Karena dari segi penampilan, dia juga terlihat urakan dan neko-
neko. 7.
Shil 13 tahun Shil adalah siswi kelas VIIE, dia teman satu kelas dari Dew. Dia juga
merupakan teman dekat dan teman satu gang dari Dew. Shil adalah anak tunggal, dia tidak tinggal bersama kedua orang tuanya, dia tinggal bersama
neneknya. Karena dari kecil, dia sudah dititipkan dirumah neneknya. Dengan alasan yang kurang jelas, neneknya melarang orang tua Shil untuk
mengasuhnya. Ayah dan Ibu Shil tidak tinggal bersama. Sepengetahuan Shil, ayahnya bekerja menjadi calo di terminal dan ibunya bekerja menjadi
karyawan di sebuah perusahaan swasta. Satu minggu sekali dia bertemu dengan kedua orang tuanya, walaupun sebentar dan hanya menitipkan uang
jajan untuknya. Sehingga dia sebenarnya merasa kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Shil sering membolos karena ajakan Dew dan teman-
temanya. Dia biasa membolos ke tempat yang sama dengan Dew. Karena merupakan teman dekat dari Dew, Shil mengaku sering ikut terseret masalah
commit to user 64
yang dialami Dew, yaitu masalah yang berhubungan dengan Dew dan pacarnya. Sebenarnya Shil mempunyai keinginan untuk tidak membolos tapi
pengaruh teman sangatlah kuat. 8.
Ren 13 tahun Ren adalah siswa kelas VIIC, dia teman sekelas Akh dan Agu. Ren tidak
tinggal bersama kedua orang tuanya, dia tinggal bersama nenek dan kakeknya. Kedua orang tuanya bekerja di ibu kota sebagai karyawan di pabrik. Setiap
hari Ren naik sepeda ke sekolah bersama teman-temannya. Ren sering membolos di penitipan sepeda belakang sekolah dan di sungai yang letaknya
juga di belakang sekolah, karena banyak temannya juga membolos ditempat tersebut. Ren membolos dari jam pertama, atau dia sengaja tidak masuk ke
kelas mengikuti pelajaran tetapi dia nongkong di penitipan sepeda belakang sekolah. Teman-teman membolos Ren kebanyakan berasal dari sekolah lain,
ada pula siswa dari SMK atau STM. Selain membolos Ren juga sering melanggar tata tertib sekolah yang berhubungan dengan kelengkapan atribut
pakaian. Ren juga pernah mengalami kasus perkelahian dengan sekolah lain. Sebagai wali murid dari Ren yaitu kakek dan nenek Ren kerap dipanggil ke
sekolah. 9.
And 14 tahun And adalah siswa kelas VIIIB, dari penampilannya And terlihat sangat
tidak rapi, pakaian yang dikenakan sudah lusuh dan tidak bersih. And tidak tinggal bersama kedua orang tuanya, dia tinggal bersama kakek dan neneknya.
Orang tuanya dan kakak laki-lakinya merantau di Batam dan hanya pulang
commit to user 65
setahun sekali. Hal ini yang menyebabkan And kurang mendapat perhatian dari orang tuannya. And membolos ke tempat penitipan sepeda yang sering
disebut ‘candi’, letaknya cukup jauh dari sekolah. Disana And membolos bersama teman-temanya dari sekolah lain dan kebanyakan teman yang sudah
putus sekolah karena dikeluarkan oleh sekolah dan juga beberapa ada yang tidak bekerja atau pengangguran. Dari sini dapat dilihat bahwa And sudah
salah dalam memilih teman dan secara tidak langsung akan membawa pengaruh negatif terhadap dirinya.
10. Wah 14 tahun
Wah adalah siswa kelas VIIIC, merupakan anak tunggal, ayahnya sudah meninggal sehingga ibunya menjadi
single parent
, dia tinggal bersama ibu dan kakeknya. Setiap hari dia berangkat ke sekolah dengan membonceng
temannya naik sepeda motor. Wah sering membolos di tempat persewaan playstation yang terletak di dekat SMP Negeri 1 Delanggu. Selain jauh dari
sekolah, tempat tersebut sudah menjadi langganannya setiap membolos. Karena disana banyak teman-teman dari sekolah lain yang juga sedang
membolos. Wah termasuk siswa pendiam dan sedikit mempunyai teman dekat disekolah, sehingga pada saat membolos dia cenderung membolos
sendirian. Walaupun terlihat pendiam, Wah termasuk ‘nekat’ dalam membolos, yaitu dengan memanjat gerbang sekolah ataupun melompat pagar.
Berdasarkan profil responden diatas dapat diketahui bahwa setiap siswa memiliki
background
kehidupan yang bermacam-macam, dari keluarga yang single parent, keluarga yang memiliki banyak anak, ataupun siswa yang tidak
commit to user 66
tinggal bersama orang tuanya karena orang tua yang bekerja di luar kota. Hal ini secara tidak langsung memberi pengaruh pada perkembangan diri siswa.
Mayoritas responden adalah siswa laki-laki. Siswa laki-laki cenderung mudah terpengaruh oleh pergaulan teman-temannya yang bersifat negatif dalam gang.
B. Latar belakang siswa membolos