Pengaruh kelompok sebaya yang berperilaku negatif

commit to user 87

E. Pengaruh kelompok sebaya yang berperilaku negatif

Siswa hendaknya selalu aktif pada saat pelajaran berlangsung. Menunjukkan sikap yang antusias selama pelajaran dan mengajukan pertanyaan bila merasa kurang paham dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Tingkat konsentrasi penuh pada materi pelajaran sangat diperlukan agar dapat memahami materi yang disampaikan guru. Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada responden, siswa yang membolos kurang berkonsentrasi dalam kelas. Mereka sering tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Seperti yang di ungkapkan oleh Akh berikut : “ kalo di kelas ya sering rame ma temen-temen, pernah disuruh keluar sama bu Guru. Kalau bu guru sedang nerangkan, saya sama temen sering ngobrol sendiri, jadi nggak ngerti apa yang dijelaskan mbak” Wawancara Senin, 10 Mei 2010, Responden Akh Mereka mengobrol dengan teman sebangku, bermain hape, mengganggu teman yang lain, bahkan ada yang tidur saat pelajaran. Dengan perilaku siswa yang demikian, maka guru akan mengambil tindakan pada siswa tersebut. Setiap guru memiliki kebijakan berbeda dalam menangani siswa yang tidak disiplin dalam kelas agar memberi efek jera pada anak. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Ant : “ menegur anak tersebut dahulu, ya si anak di ingatkan secara biasa. Tetapi bila tidak dihiraukan, biasanya saya suruh maju dan berdiri lima menit, nah kalau sudah tertib saya suruh duduk kembali” Wawancara Jumat, 21 Mei 2010, Informan Guru Bahasa Indonesia commit to user 88 Siswa yang membolos ternyata diketahui sering berkelahi dan menganiaya teman. Ren mengaku pernah berkelahi dengan siswa dari sekolah lain, berikut penuturannya : “ Dulu mbah kakung kakek pernah datang ke sekolah karna saya berkelahi sama anak Mbeteng murid SMP 4 Delanggu tapi sebenernya cuma salah paham aja kok mbak ” Wawancara Kamis, 20 Mei 2010, Responden Ren Siswa yang terlibat perkelahian, akan mendapat perhatian khusus oleh pihak sekolah, dalam hal ini BKBimbingan dan Konseling sebagai jembatan antara orang tua atau wali dengan siswa. Orang tua atau wali siswa akan dipanggil untuk datang ke sekolah mendiskusikan keadaan siswa disekolah dan mencari alternatif pemecahan masalah. Selain berkelahi, responden Fer mengaku sering mengompas teman-teman sekelasnya atau adik kelas, hal ini dilakukan untuk menambah uang sakunya yang akan digunakan untuk membolos bersama gangs, berikut penuturannya : “ ya kalo mbolos itu kan perginya ke Janti mbak, itu dapet tambahan uang dari ngompasmemalak itu lho mbak. Biasanya sih ngompas temen-temen perempuan kalo gak ya sama anak-anak kelas satu, lumayan dapet lima ribu kadang bisa sampe sepuluh ribu ” Wawancara Sabtu, 15 Mei 2010, Responden Fer Siswa membolos dalam satu kelompok atau bersama teman-teman dalam satu gang maupun teman-teman di luar gangs. Mereka melakukan aktivitas yang hampir sama saat membolos. Sedangkan tempat yang dituju siswa saat membolos adalah tempat yang tersembunyi agar aman dan tidak diketahui oleh pihak sekolah atau guru. Siswa laki-laki sering membolos di sungai dekat sekolahan. Letak sungai tersebut agak menurun dan curam sehingga aman dan tidak terlihat commit to user 89 dari permukaan atau dari jalan. Kalau ditanya, siswa yang membolos disungai biasanya tidak bisa menjawab. Padahal di sekolah sudah ada fasilitas kamar mandi lengkap dengan WC. Tapi tetap saja mereka beramai-ramai ke sungai. Berbeda dengan responden laki-laki, siswa perempuan sering minta ijin ke belakang ke kamar mandi pada saat pelajaran. Hal ini diakui oleh Dew, dia sering minta ijin ke belakang pada guru yang mengajar saat di kelas. Berikut penuturannya: “ kalo lagi boring di kelas aku ngajak Shil keluar minta ijin alasan ke belakang gitu mbak. Padahal di kamar mandi nggak ngapa-ngapa, cuma cuci muka aja. Lha di kelas suntuk banget sih..kadang juga mampir ke kantin beli jajan” Wawancara Jumat, 21 Mei 2010, Responden Dew Siswa mencari alasan untuk menghilangkan kebosanan di dalam kelas dengan meminta ijin keluar kelas. Sebenarnya mereka melakukan hal yang kurang penting dan tidak seharusnya guru memberikan ijin begitu saja. Atau pada saat pergantian jam pelajaran, saat guru sudah keluar dari kelas. Maka siswa juga ikut keluar kelas, untuk sekedar nongkrong di depan kelas atau mengganggu di kelas lain. Pada siswa dalam masa remaja awal mereka umumnya memilih teman tidak selalu ditentukan oleh tingkat jenjang kelas ataupun satu sekolah mereka. Beberapa kriteria dalam pemilihan teman didasarkan atas kesamaan pola perilaku, minatkesenangan, dan nilai-nilai yang dianut. Pengaruh kuat teman sebaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan pada masa-masa remaja. Teman sebaya memberikan pengaruh dalam memilih cara berpakaian, model rambut, penggunaan bahasa commit to user 90 bahasa slanggaul, hoby, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Sehingga siswa menjadi “budak” dari peraturan kelompok sebayanya. “ ooo…tindhik anting ini bisa dilepas-lepas mbak, tak pake kalo pas istirahat aja, kalo di dalam kelas gak berani, nanti ndak diminta sama guru. Udah lama pakenya mbak, biar kelihatan gaul kayak anak- anak jaman sekarang, he..he..he “ Wawancara Sabtu, 15 Mei 2010, Responden Fer “ sebenernya dulu rambut saya semir hitam mbak, tapi ini udah luntur ya jadi agak merah. Jadi skalian disemir merah, tapi cuma dikit aja di depan ini mbak. Kalo ketahuan bu Guru BP ya digunting langsung “ Wawancara Selasa, 11 Mei 2010, Responden Akh Dari segi penampilan responden, ada beberapa yang terlihat tidak wajar dalam berpakaian, karena mereka berada di lingkungan sekolah maka harus mentaati tata tertib sekolah berkenaan dengan aspek kerapian. Pelanggaran yang dilakukan antara lain atribut sekolah yang tidak lengkap, siswa laki-laki memakai anting atau gelang, dan rambut dicat merah. Meskipun sudah mendapat teguran dari guru, mereka tetap saja terus melanggar peraturan. Mereka melakukan hal tersebut agar dinilai tampil beda dari teman-teman lainnya karena berani melanggar peraturan sekolah. Dan umumnya siswa-siswa yang tergabung dalam gang tersebut adalah siswa-siswa yang sering bermasalah di sekolah. Ada yang sering berkelahi, mengompas memalak teman lain, membuat gaduh di dalam kelas, dan sering tidak megerjakan tugas yang diberikan guru. Sehingga mereka adalah siswa-siswa yang “popular” diantara teman-teman yang lain karena sering bermasalah atau membuat masalah. Anggota gangs commit to user 91 responden adalah teman satu kelas, bisa juga berlainan kelas tetapi ada siswa yang mempunyai gangs dari sekolah lain. “ dulu punya gangs mbak tapi sekarang udah bubar gara-gara Akhir gelut berkelahi sama Agus Prasetyo, masalahnya gara-gara cewek. Dulu satu gang sembilan orang, rico, redy, wahyu, erik, agus cilik, agus gedhe, deky, akhir, saya. Paling kalo mbolos ya cuma gojek bercanda trus ngrokok rame-rame di titipan sepeda itu mbak ” Wawancara Kamis, 20 Mei 2010, Responden Ren “ saya punya gangs tapi dari sekolah lain, anak SMP lain, SMP 1 Polanharjo trus temen-temen yang udah lulus sekolah. Kalo mbolos ketemunya sama temen-temen sekolah lain, gak pernah dari sini “ Wawancara Selasa, 11 Mei 2010, Responden And Dengan demikian teman sebaya dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Namun disisi lain, tidak sedikit siswa yang berperilaku negatif menyimpang karena pengaruh teman sebayanya. Siswa yang mempunyai hubungan baik dengan keluarga orang tua cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif teman sebayanya, dibandingkan dengan siswa yang hubungan dengan orang tuanya kurang baik Pertentangan nilai dan norma yang sering terjadi antara kelompok teman sebaya dan keluarga orang tua. Siswa berusaha untuk tidak melanggar peraturan kelompok mereka karena takut dikucilkan oleh teman-temannya, hal ini yang menyebabkan siswa cenderung memilih untuk tidak patuh pada orang tua. “ aku sebenernya gak mau dibilang punya gangs, tapi mereka semua temen deket aku. Jumlahnya enam orang cewek semua; shilva, anik, ayu, dimas, siti, sama aku. Mereka tempat curhat curahan hati aku kalo lagi ada masalah. Biasanya kita suka maen bareng habis pulang sekolah, waktu mbolos kita juga bareng, biasanya ke Cokro atau Janti, naek motor bonceng-boncengan mbak “ Wawancara Senin, 17 Mei 2010, Responden Dew commit to user 92 Seperti penuturan Dew diatas diketahui siswa akan menjadi korban karena selalu mengikuti kemauan dari kelompoknya. Hampir seluruh responden mengaku memiliki “gang” didalam satu kelas, biasanya berjumlah 5-6 siswa. commit to user 93 Matriks 4 Pengaruh Kelompok Sebaya yang Berperilaku Negatif No Pengaruh kelompok sebaya Keterangan 1. Pengaruh terhadap perilaku siswa a. Memberikan pengaruh pada cara berpenampilan b. Mengganggu teman saat pelajaran c. Mamalak teman, membuat gaduh di kelas, berkelahi dengan teman d. Sering keluar masuk kelas tanpa alasan yang jelas e. Membolos bersama teman anggota gang 2. Pengaruh terhadap hubungan orang tua dan siswa a. Lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain bersama teman b. Komunikasi orang tua dan siswa mejadi berkurang c. Siswa merasa lebih nyaman bersama teman-temannya daripada bersama orang tua d. Siswa menjadi tidak patuh terhadap orang tua commit to user 94

BAB IV PERILAKU MEMBOLOS SISWA