Sistem pakar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap kriminalitas (studi kasus: Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan)
SITI NURROFI’AH
106091002870
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
ii Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta
Oleh : SITI NURROFI’AH
106091002870
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Victor Amrizal, M.Kom Viva Arifin, MMSI
NIP. 150411288 NIP. 19730810 200604 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Informatika,
Yusuf Durachman, M.Sc.,MIT NIP. 19710522 200604 1 002
(3)
iii
diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika
Jakarta, November 2010 Tim Penguji,
Tim Pembimbing,
Mengetahui, Penguji I
Khodijah Huliyah, M.Si NIP. 19730402 200112 2 001
Pembimbing II
Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 200604 2 001
Pembimbing I
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150411288
Penguji II
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 19721223 200720 2 004
Dekan
Fakultas Sains Dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman MIT M.Sc NIP. 19710522 200604 1 002
(4)
iv
oleh Victor Amrizal , M.Kom dan Viva Arifin, MMSI.
Sebagai sebuah sistem, komputer dapat dipakai untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah. Tidak terkecuali kecerdasan buatan yang merupakan bagian dari ilmu komputer, ini dibuktikan dengan semakin luasnya penggunaan system pakar sebagai bagian dari kecerdasan buatan di berbagai bidang. Sistem pakar merupakan perangkat lunak computer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah. Salah satu contoh, pada bidang hukum, yaitu permasalahan hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum. Pembuatan sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas ini bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang awam akan dunia hukum agar memahami fungsi dari KUHP, mengetahui tindak kejahatan-kejahatan, jenis-jenis kejahatan dan ancaman hukumannya. Pada pembuatan sistem ini digunakan PHP versi 5.3.1 sebagai bahasa pemrograman dan MySQl 5.1.41 sebagai basis data. Dalam penelitian ini metode mesin inferensi yang di gunakan adalah forwad chaining dan penelusurannya menggunakan depth first search, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Sistem ini diharapkan dapat mengurangi tindak kejahatan atau kriminalitas dan kesalahan dalam pelaporan tindak pidana. Untuk kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lagi baik dari segi knowledge base atau sistemnya.
Kata Kunci :Sistem Pakar, KUHP, Kriminalitas Jumlah Halaman : 124 halaman
(5)
v
Alhamdulillah penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penyusun mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dana para sahabat-sahabatnya
Skripsi ini penulis buat sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga penulis berharap apa yang penulis teliti, yang dijelaskan di dalam skripsi ini, dapat dipergunakan dengan baik oleh semua pihak yang membutuhkan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih maju dan lulusannya dapat bekerja secara kooperatif dengan semua elemen informatika dari seluruh dunia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini :
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan suatu komitmen, dorongan, dan program pendidikan sesuai kebutuhan mahasiswanya.
2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc,MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Bapak Victor Amrizal, M.Kom dan Ibu Viva Arifin MMSI yang telah rela meluangkan waktunya untuk mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(6)
vi penulisan skripsi ini.
6. Almarhumah ibunda tercinta yang selalu penulis rindukan Hj. Malikhah, terutama ayah tercinta H. Syahroni Yusuf yang selalu memberikan nasihat, motivasi, mengajarkan arti hidup dan senantiasa mencurahkan doa dan dukungannya demi kesuksesan penulis dalam proses kuliah dan kehidupan ini.
7. Kakak penulis, Hikmah S.E.I dan adik-adik penulis Muslikhatud Diniyah, Nana Istanarat Maulidina dan Fahmi Idris yang selalu menjadi cahaya motivasi dalam kehidupan penulis.
8. Trimakasih juga untuk Ferry yang banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini serta Fiena, Deti, Ajeng, dan Sarika serta sahabat-sahabat dan kawan-kawan KKN 15, TI-Networking dan Seluruh kawan-kawan jurusan TI/SI angkatan 2006 yang sama-sama berjuang dalam masa perkuliahan ini. Sukses selalu untuk kita semua.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi.
Jakarta, November 2010
(7)
ix
Halaman Judul ... i
Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Pernyataan ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Lembar Persembahan ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Tabel ... xviii
Daftar Lampiran ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Metodologi Penelitian ... 8
1.7. Sistematika Penulisan ... 11 Halaman
(8)
x
2.2. Sistem Pakar ... 14
2.2.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ... 16
2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar ... 16
2.2.3. Kelemahan Sistem pakar ... 17
2.2.4. Kategori Sistem Pakar ... 18
2.2.5. Struktur Sistem Pakar ... 20
2.2.5.1. Mekanisme Inferensi ... 22
2.2.5.2. Representasi Pengetahuan ... 25
2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar ... 25
2.3. Domain Permasalahan ... 27
2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ... 27
2.3.2. Tujuan Hukum Pidana ... 28
2.4. Konsep Database ... 29
2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base) ... 29
2.4.2. DBMS (Database Management System) ... 31
2.4.3. SQL (structured Query Labguage) ... 34
2.4.4. Elemen-elemen Database ... 34
2.5. PHP ... 38
2.5.1. Kelebihan PHP ... 39
2.6. MySQL ... 40
(9)
xi
2.9. Metode Penelitian ... 47
2.9.1. Metode Pengumpulan Data ... 47
2.10. Penelitian Sebelumnya ... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ... 51
3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi ... 51
3.1.2. Studi Pustaka ... 51
3.1.3. Wawancara ... 52
3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 52
3.2.1. Inisialisasi Kasus ... 53
3.2.2. Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi ... 54
3.2.3. Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi ... 54
3.2.4. Pengembangan Sistem ... 55
3.2.5. Implementasi Sistem ... 56
3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut ... 57
3.3. Kerangka Berfikir... 57
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Inisialisasi Kasus ... 60
(10)
xii
4.3.1. Mekanisme Inferensi ... 67
4.3.2. Representasi Pengetahuan ... 85
4.4. Pengembangan Sistem ... 95
4.4.1. Perancangan Sistem ... 95
4.4.1.1. Arus Data (Flowchart) ... 95
4.4.1.2. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 101
4.4.1.3. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 103
4.4.1.4. Diagram Rinci Sistem Pakar KUHP terhadap Kriminalitas ... 106
4.4.1.5. Spesifikasi Proses yang diusulkan ... 117
4.4.2. Perancangan Database ... 119
4.4.2.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 119
4.4.2.2. Spesifikasi Database ... 120
4.4.2.3. Penerjemahan ERD ke LRS ... 122
4.4.3. Perancangan State Transition Diagram (STD) ... 123
4.4.4. Perancangan User Interface ... 125
4.5. Implementasi Sistem ... 127
4.5.1. Konstruksi Sistem Pakar ... 127
(11)
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 145 5.2. Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA ... 147
(12)
xiv
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Blok Umum Struktur Sistem Pakar ... 20
Gambar 2.2. Depth First Search ... 24
Gambar 2.3. Jenjang dari data ... 30
Gambar 2.4.Cardinality one to one ... 36
Gambar 2.5. Cardinality one to many ... 36
Gambar 2.6. Cardinality many to many ... 36
Gambar 3.1. Fase pengembangan sistem pakar ... 53
Gambar 3.2. Kerangka berfikir (bagian 1) ... 58
Gambar 3.3. Kerangka Berfikir (bagian 2) ... 59
Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ... 65
Gambar 4.2. Pohon Inferensi Sistem Pakar KUHP terhadap kriminalitas ... 67
Gambar 4.3. Penenelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pencurian ... 73
Gambar 4.4. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada kasus pemerasan ... 82
Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Penggelapan ... 83
Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Pasal-pasal Pada Kasus Pengrusakan ... 84
(13)
xv
Gambar 4.10. flowchart buku tamu ... 97
Gambar 4.11. flowchart login ... 98
Gambar 4.12. flowchart halaman utama admin ... 98
Gambar 4.13. flowchart kejahatan ... 99
Gambar 4.14. flowchart pasal ... 99
Gambar 4.15. flowchart manajemen admin ... 100
Gambar 4.16. flowchart halaman informasi ... 100
Gambar 4.17. flowchart halaman buku tamu ... 101
Gambar 4.18. Diagram Konteks Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas 101
Gambar 4.19. Diagram Zero Sistem Pakar KUHP Terhadap Kriminalitas ... 103
Gambar 4.20. Diagram Level 1 Proses ke-1 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 106
Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses ke-2 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 109
Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses ke-3 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 111
Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses ke-4 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 113
Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses ke-5 Sispak KUHP Terhadap Kriminalitas ... 116
(14)
xvi
Gambar 4.28. State Diagram (STD) untuk halaman knowledge enginer ... 124
Gambar 4.29. Contoh code program warning pada proses debugging ... 128
Gambar 4.30. Contoh code program error pada proses debugging ... 128
Gambar 4.31. Contoh code program sukses pada proses debugging ... 129
Gambar 4.32. Tampilan Menu Home ... 132
Gambar 4.33. Tampilan Menu Profil ... 133
Gambar 4.34. Tampilan Menu Petunjuk ... 134
Gambar 4.35. Tampilan Menu Sistem Pakar ... 134
Gambar 4.36. Tampilan Menu Pencarian ... 135
Gambar 4.37. Tampilan Menu Buku Tamu ... 135
Gambar 4.38. Tampilan Menu Login ... 136
Gambar 4.39. Tampilan Menu Home pada admin ... 136
Gambar 4.40. Tampilan awal Menu Kejahatan pada admin ... 137
Gambar 4.41. Tampilan Menu kejahatan di admin ... 138
Gambar 4.42. Tampilan Menu tambah kejahatan ... 138
Gambar 4.43. Tampilan Menu view kejahatan ... 139
Gambar 4.44. Tampilan Menu edit kejahatan ... 139
Gambar 4.45. Tampilan Menu delete kejahatan ... 140
Gambar 4.46. Tampilan Menu Pasal pada admin ... 141
Gambar 4.47. Tampilan Menu Manajemen Admin ... 142
(15)
xvii
(16)
xviii
Halaman
Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar ... 15
Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD ... 35
Tabel 2.3. Simbol Penghubung ... 41
Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart ... 42
Tabel 2.5. Simbol input output flowchart ... 44
Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram ... 45
Tabel 4.1. knowledge base mesin inferensi pada kasus pencurian ... 74
Tabel 4.2. Alur Proses ... 102
Tabel 4.3. Proses Mengolah Modul Kejahatan ... 104
Tabel 4.4. Proses Mengolah Modul Pasal ... 104
Tabel 4.5. Proses Mengolah Modul Manajemen Admin. ... 104
Tabel 4.6. Proses Mengolah Modul Informasi ... 105
Tabel 4.7. Proses mengolah modul buku tamu ... 105
Tabel 4.8. Proses mencari data master kejahatan ... 107
Tabel 4.9. Proses menambah data master kejahatan ... 107
Tabel 4.10. Proses melihat master kejahatan ... 107
Tabel 4.11. Proses mengedit master kejahatan ... 108
Tabel 4.12. Proses menghapus kejahatan ... 108
Tabel 4.13. Proses mencari data master pasal ... 109
(17)
xix
Tabel 4.17. Proses menghapus master data pasal ... 111
Tabel 4.18. Proses menambah master admin ... 112
Tabel 4.19. Proses menghapus master data pasal ... 112
Tabel 4.20. Proses mencari master data informasi ... 113
Tabel 4.21. Proses menambah master data informasi ... 113
Tabel 4.22. Proses mengedit master data pasal ... 113
Tabel 4.23. Proses melihat master data informasi ... 114
Tabel 4.24. Proses menghapus informasi ... 114
Tabel 4.25. Proses menampilkan data master bukutamu ... 116
Tabel 4.26. Proses melihat master bukutamu ... 117
Tabel 4.27. Proses menghapus master bukutamu... 117
Tabel 4.28. Tabel admin ... 120
Tabel 4.29. Tabel kejahatan ... 120
Tabel 4.30. Tabel pasal ... 121
Tabel 4.31. Tabel link ... 121
Tabel 4.32. Tabel informasi ... 121
Tabel 4.33. Tabel bukutamu ... 122
Tabel 4.34. Pengujian Halaman Interface Untuk User ... 129
(18)
xx LAMPIRAN A (Surat Keterangan Izin Riset) LAMPIRAN B (Wawancara)
LAMPIRAN C (Hasil Pengujian dan evaluasi Lapangan) LAMPIRAN D (Source Code Program)
(19)
1
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara hukum, memiliki bermacam-macam peraturan hukum, salah satunya adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang digunakan untuk mengatur berbagai macam tindak pidana. Adapun jenis tindak pidana yang sering terjadi adalah tindak pidana terhadap kriminalitas. Masalah hukum pidana sangat kompleks sehingga sulit bagi orang awam untuk mengerti dan memilah-milah pasal-pasal yang mengatur suatu kasus hukum. Hal ini sering membingungkan bagi orang awam saat terlibat dalam suatu kasus hukum sehingga perlu ada sebuah program komputer untuk membantu memahami dan memilah-milah pasal-pasal yang terlibat dalam suatu kasus hukum (Handojo, dkk, 2006).
Menurut Turban (2005:31) ketika suatu organisasi mengambil suatu keputusan rumit atau memecahkan suatu masalah, organisasi sering melirik para pakar untuk mendapatkan nasihat. Pakar yang dipilih memiliki pengetahuan khusus mengenai sesuatu dan berpengalaman di masalah tersebut.
Indonesia sebagai sebuah Negara hukum sudah memiliki peraturan-peraturan hukum pidana, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang berisi ratusan pasal yang mengatur tentang hukum pidana di Indonesia.
(20)
Masalah hukum pidana sangatlah kompleks, sehingga cukup sulit bagi orang awam untuk dapat mengerti dan mengetahui pasal-pasal yang terdapat dalam buku KUHP yang ada. Belum lagi ditambah ketidakmengertian tentang hukum menyebabkan faktor kebingungan bagi masyarakat awam saat terlibat dalam kasus pidana, baik sebagai tersangka, sebagai korban maupun sebagai pihak keluarga dari tersangka ataupun korban.
Dalam tugas akhir ini penulis mengangkat tema sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas. Pengembangan aplikasi sistem pakar di bidang hukum diharapkan dapat memudahkan bagi masyarakat terutama masyarakat awam (awam dalam dunia hukum) untuk mengetahui, mengerti dan memahami tindak pidana dan ancaman hukumannya seperti yang sudah di atur dalam KUHP. Dari hasil penelitian yang dihasilkan dari wawancara dengan salah satu petugas polisi di bagian Sat reskrim Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan bahwa masih banyak warga yang salah melapor jenis tindak kejahatannya. Mereka hanya mengetahui kejadian tindak kejahatannya tanpa mengetahui dan memahami jenis kejahatan tersebut, sehingga ketika sat reskrim melakukan penyelidikan dan penyidikan ternyata laporan yang diberikan dan hasil dari penyelidikan dan peyidikan tidak sesuai. Terkadang kasus tersebut tidak dapat terselesaikan. Mayoritas pegawai pada pihak sat reskrim tidak hafal dengan pasal-pasal dalam KUHP namun mereka faham dan mengerti akan pasal-pasal yang tercantum dalam KUHP. Pihak kepolisian Metro Jakarta Selatan
(21)
membutuhkan suatu sistem yang diperlukan untuk mensosialisasikan tentang KUHP terhadap masyarakat agar diharapkan masyarakat lebih memiliki sikap tanggung jawab terhadap hukum. Dengan Sistem pakar ini masyarakat dan pihak sat reskrim akan lebih mudah dalam menggunakan KUHP.
Dengan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis mengajukan judul skripsi : “Sistem Pakar Kitab Undang-undang Hukum Pidana Terhadap Kriminalitas (Studi Kasus : Sat Reskrim POLRES Metro Jakarta Selatan)”.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu :
1. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat digunakan sebagai pengganti dalam menggunakan buku KUHP manual.
2. Bagaimana membangun suatu sistem yang interaktif yang bisa membantu user dalam mengenal lebih jauh jenis-jenis tindak kejahatan dan ancaman hukuman pidananya sehingga dapat meminimalisir masyarakat yang buta akan hukum.
3. Bagaimana cara membangun sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas yang terdiri dari banyak kejahatan yang kemudian hasil keluarannya akan di klasifikasikan dalam beberapa jenis kejahatan yaitu kasus pencurian, pemerasan dan pengancaman,
(22)
penggelapan, penghancuran atau perusakkan barang.
4. Bagaimana cara penyajian sistem pakar permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas ini agar dapat diakses secara mudah dan interaktif.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap kriminalitas ini menggunakan xampp versi 1.7.3, php versi 5.3.1 dan database menggunakan MySQL versi 5.1.41 .
2. Analisis dan perancangan database yang akan menampung data-data yang berkaitan dengan sistem pakar untuk sistem pakar kitab undang-undang hukum pidana terhadap kriminalitas.
3. Dalam melakukan perancangan aplikasi penulis menggunakan flowchart DFD, serta perancangan databasenya penulis menggunakan entity relationship diagram serta perancangan state transition diagram (STD). 4. Masyarakat awam disini adalah masyarakat yang awam akan dunia
hukum namun sudah bisa mengoperasikan internet minimal komputer. 5. Dalam sistem ini penulis hanya membahas kejahatan-kejahatan yang
ancaman pidananya berupa pasal-pasal yang berhubungan dengan kriminalitas yaitu berupa jenis kasus pencurian, pemerasan dan
(23)
pengancaman, penggelapan, penghancuran atau pengrusakkan barang yang digunakan sebagai knowledge base.
6. Pembangunan sistem pakar menggunakan mesin inferensi forward chaining (penalaran maju) dan penelusuran depth first search.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pemanfaatan sistem pakar kitab undang-undang hukum
pidana terhadap kriminalitas yang digunakan untuk menyeleksi pasal-pasal KUHP yang terlibat dalam sebuah kasus pidana.
2. Mengetahui sejauh mana sistem pakar dapat membantu dan memberi kemudahan bagi user dan masyarakat dalam menggunakan sistem tersebut.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Penulis
a. Mengetahui lebih mendalam tentang Sistem Pakar atau Expert System (tentang pembuatan, fungsi dan kegunaannya).
b. Mengetahui dan memahami fungsi, kegunaan, dan penerapan dari KUHP.
(24)
c. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Teknik Informatika, Fakultasa Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
d. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan yang diperlukan mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.
1.5.2. Bagi Pihak Kepolisian
a. Turut membantu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat terutama masyarakat yang awam akan hukum dan fungsi dan kandungan KUHP.
b. Dapat membantu dan mempermudah dalam menggunakan KUHP .
c. Dapat membantu agar tidak terjadi lagi masyarakat yang salah melapor jenis kejahatannya sehingga mempermudah pihak kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
d. Sistem pakar yang dibangun ini dapat digunakan sebagai media yang interaktif yang digunakan oleh pihak kepolisian Metro Jakarta Selatan yang difungsikan untuk digunakan oleh user (masyarakat yang awam akan hukum) agar lebih mengerti dan memahami fungsi dari KUHP.
(25)
1.5.3. Bagi Pengguna
a. Memberikan kemudahan dalam mengakses sistem pakar KUHP terutama untuk tindak kejahatan kriminalitas yang ada pada sistem.
b. Memberikan kemudahan dalam melakukan konsultasi tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.
c. Dapat memberi kemudahan dalam memahami isi dan kandungan tindak kejahatan dan ancaman hukumannya yang sudah tertera dalam sistem pakar KUHP.
1.5.4. Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
(26)
1.6. Metodologi Penelitian
1.6.1. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode, yaitu :
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data dan referensi melalui literatur, buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 2. Studi Lapangan
Yaitu dengan mengumpulkan bahan dan data yang berguna dalam penelitian langsung dari tempat penelitian.
3. Wawancara
Wawancara, yakni mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan pihak yang terkait dengan sistem yang bersangkutan.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem
Dengan mengacu pada latar belakang penelitian, perumusan dan pembatasan permasalahan, serta tujuan dan manfaat penelitian yang ada, penulis memutuskan untuk menggunakan model expert system development life cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pengembangan penelitian sistem pakar KUHP
(27)
terhadap kriminalitas dan sistem yang akan di kembangkan merupakan skala menengah. Tahapan-tahapan dalam metode pengembangan sistem pada penelitian tugas akhir ini, yaitu terdiri dari :
1. Identifikasi atau Inisialisasi Kasus
Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan dimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang diidentifikasikan harus dicari solusi, fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut. Apabila proses identifikasi masalah dilakukan dengan benar maka dicapai hasil yang optimal.
2. Konseptualisasi atau Analisis dan Desain Sistem
Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memeperoleh hasil konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan,
(28)
tepat, benar dan sudah sesuai.
3. Formalisasi atau Prototype Dasar Kasus
Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan dibangun, mempertimbangkan beberapa factor pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya.
4. Pengembangan sistem
Pengembangan sistem diperlukan agar sistem yang di bangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangn sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana dapat menjadi tolak ukur pengembangan sistem dimasa mendatang termasuk didalamnya adalah kamus masalah yang diselesaikan
5. Implementasi
Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam modul-modul.
(29)
6. Implementasi Tahap Lanjut
Sistem pakar yang selesai dibangun, perlu untuk dievaluasi untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem. Serta dokumentasi agar dapat menjadi tolok ukur pengembangan sistem di masa mendatang.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, Penulis menerangkan latar belakang pemilihan judul skripsi, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini, Penulis menerangkan dan menjelaskan landasan-landasan teori yang digunakan dan berhubungan
(30)
dengan sistem yang dibangun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, penulis menerangkan tentang metodologi penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menerangkan dan membahas tentang analisis terhadap kebutuhan sistem tersebut. Perancangan sistem serta implementasi pengembangan secara konkrit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang dapat membantu pengembangan sistem ini di masa yang akan datang.
(31)
13
2.1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Artificial Intelligence merupakan subbidang pengetahuan computer yang khusus ditunjukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan demikian, computer bisa membantu manusia memecahkan berbagai masalah yang lebih rumit (Suparman,2005:1).
Aplikasi AI tidak didasarkan pada algoritma, tetapi pada representasi dan manipulasi simbol. Aplikasi AI dapat menarik kesimpulan dari pengalamannya melalui basis pengetahuan. Teknik dasar untuk melakukan hala tersebut adalah pelacakan (search) dan pencocokan pola (pattern matching). Walaupun secara langsung pemecahan masalah AI tidak didasarkan pada algoritma, sebenarnya dalam implementasi proses pelacakan, algoritma tetap digunakan. Program yang didasarkan pada algoritma melaksanakan manipulasi simbolis yang menyebabkan suatu masalah bisa terpecahkan dengan cara yang mendekati cara kerja berfikir manusia.
Kecerdasan tiruan dapat meliputi aplikasi–aplikasi sebagai berikut : a. Sistem Pakar (Expert Sistem).
b. Pengolahan bahasa alami (Natural Language Processing) c. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics & Sensory Systems)
(32)
d. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition) e. Permainan ( Game )
f. Intelligent Computer-aided Instruction g. Computer Vision
2.2. Sistem Pakar
Intelligence (kecerdasan) mencakup berbagai keahlian kognitif yang didalamnya termasuk kemampuan untuk memecahkan permasalahan, belajar dan memahami bahasa. Salah satu dari aplikasi AI (Artificial Intelligence) yaitu sistem Pakar (Expert System) yaitu Program-program AI yang mencapai kemampuan tingkat pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam suatu lingkup tertentu dan menghasilkan suatu pengetahuan tentang masalah yang spesifik atau disebut dengan basis pengetahuan (Knowledge Based).
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang berbasis pada pengetahuan yang terpadu di dalam suatu sistem informasi dasar yang ada, sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah dalam bidang tertentu secara cerdas dan efektif, sebagaimana layaknya seorang pakar (Marimin, 2005:14).
Sistem pakar atau expert system adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di
(33)
beberapa bidang khusus dan biasanya memepersempit area masalah (Turban, 2005:31).
Menurut Oxman sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta dan teknik inferensi untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli (Marimin, 2005:20).
Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya.
Sistem pakar dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam basis pengetahuan, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
1.Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program
1.Basis pengetahuan merupakan bagian terpisah dari mekanisme inferensi
(34)
2.Biasanya tidak bisa menjelaskan mengapa suatu input data itu dibutuhkan atau bagaimana output itu diperoleh
2.Penjelasan adalah bagian terpenting dari sistem pakar
3.Pengubahan program cukup sulit dan membosankan
3.Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah
4.Sistem hanya akan beroperasi jika sistem tersebut sudah lengkap
4.Sistem dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan
5.Eksekusi dilakukan langkah demi langkah
5.Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan
6.Menggunakan data 6.Menggunakan Pengetahuan 7.Tujuan utamanya adalah
efisiensi
7. Tujuan utamanya adalah efektifitas
(Sumber : Kusumadewi, 2003:112)
2.2.1. Ciri – ciri Sistem Pakar
Menurut Desiani dan Arhami (2006:231), dalam pembuatan sistem pakar harus diketahui ciri-ciri dan kategori masalah sistem pakar. Pada umumnya sistem pakar bersifat:
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
(35)
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 4. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.2.2. Keuntungan Sistem Pakar
Beberapa kelebihan dari sistem pakar adalah ;
1. Memungkinkan seorang awam bisa melakukan pekerjaan pakar.
2. Meningkatkan produktifitas kerja dengan cara meningkatkan efisiensi. Karena sistem pakar dapat digunakan setiap hari dan dapat di akses dimanapun.
3. Menghemat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Dapat diberi pengamanan seperti autentifikasi dan otorisasi pengguna .
5. Dapat memperoleh dan menyimpan pengetahuan pakar yang bernilai.
6. Lebih cepat dalam memecahkan masalah.
7. Biaya yang digunakan lebih murah (dengan catatan sistem pakar sudah ada).
2.2.3. Kelemahan Sistem Pakar
Selain mempunyai kelebihan sistem pakar juga mempunyai kelemahan, yaitu : Pengembangan sistem pakar sangat sulit, lebih sulit daripada membuat software konvesional
(36)
1. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar
untuk pengembangan dan pemeliharaanya.
2. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, karena seseorang yang telibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
2.2.4. Kategori Sistem Pakar
Desiani dan Arhami (2006:232-233), Secara umum ada beberapa kategori dan area permasalahan sistem pakar, yaitu :
1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. Termasuk diantaranya pengawasan, analisis citra dan beberapa analisis kecerdasan.
2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat- akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Seperti peramalan, prediksi demografis dan peramalan ekonomi.
3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks berdasakan pada gejala-gejala yang diamati. Seperti diagnodis perangkat lunak, diagnosis pada dunia medis.
4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang
(37)
memenuhi permasalahan-permasalahan tertentu. Seperti layout sirkuit dan perancangan bangunan.
5. Perencanaan, yaitu kemampuan untuk merencanakan sistem yang akan dipakai atau membangun rencana untuk mencapai sasaran. Seperti perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk dan manajemen proyek.
6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu sistem yang diamati dengan tingkah laku yang diharapkan. Seperti Computer Aided Monitoring System.
7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan menginplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Seperti memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan dan memberikan solusi terhadap kerusakan-kerusakan pada salah satu perangakat komputer.
8. Instruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek. Seperti melekukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks seperti control terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring sistem.
10.Seleksi, yaitu mengidentifikasikan pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemugkinan.
(38)
11.Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem .
2.2.5. Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada sistem pakar meliputi: User
Gambar 2.1.diagram blok umum struktur sistem pakar (Sumber: Suparman, 2007:102)
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari
User Interface
Inference Engine
• Rule Interpreter • Control Strategi
Knowledge Base
• Rules
• Frames
• Semantic nets • etc
Data base (working memory)
•System status •Initial states
(39)
fakta yang sudah diketahui. Perencana dapat memilih predikat kalkulus, list, frame, semantic work, script dan kaidah produksi atau lainnya. Di lain pihak, melalui pengalaman yang panjang diperoleh bahwa salah satu metode terbaik representasi pengetahuan untuk sistem pakar adalah kaidah produksi.
2. Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, di mana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.
Basis data menyimpan daftar kaidah yang sudah diakui, sehingga membantu proses tracking. Urutan kaidah bisa diberikan kemudian jika user memerlukan penjelasan tentang proses penalaran.
3. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis
(40)
pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan komputer.
2.2.5.1. Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan
(41)
berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining) (Andi, 2009:15).
Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First Search, dan Best First Search (Andi, 2009:16).
Di dalam proses mekanisme inferensi ini dilakukan dua tahapan yaitu :
a. Forward Chaining
Forward cahining adalah suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya (Arhami, 2005:11).
Pada tahapan forward chaining dilakukan dengan membuat pohon inferensi untuk memudahkan mencari bagian JIKA terlebih dahulu dari pasal-pasal yang berhubungan dengan tindak pidana terhadap kriminalitas, Setelah semua kondisi JIKA dipenuhi, aturan atau rule dipilih untuk mendapatkan kesimpulan. Proses ini akan berlanjut hingga dicapai kesimpulan akhir.
(42)
b. Depth First Search
Depth First Search adalah teknik penelusuran data pada node – node secara vertikal dan sudah terdefinisikan, misalnya dari kiri ke kanan. Keuntungan pencarian data dengan teknik ini adalah bahwa penelusuran masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kepastian suatu solusi yang optimal (Andi, 2009:13).
Pada tahapan depth first search ini dilakukan penelusuran data dari parameter atau kejahatan-kejahatan dan ancaman tindak pidana berupa pasal-pasal pada node – node yang sudah terdefinisikan (pertanyaan), dari semua rangkaian node secara mendalam sampai ditemukannya kesimpulan.
(Sumber: Andi, 2009:17) Gambar 2.2. Depth First Search
(43)
2.2.5.2. Representasi Pengetahuan
Representasi Pengatahuan merupakan kombinasi sistem berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafisiran prosedur, yang akan digunakan pengatahuan dalam menyimpanan struktur data (Arhami, 2006:63).
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
2.2.6. Lingkungan Sistem Pakar
Menurut Turban (dalam arhami dan desiani, 2006:240-241), ada 4 unsur manusia dalam sistem pakar, yaitu :
1. Pakar (The Expert)
Pakar merupakan orang yang menguasai bidang ilmu pengetahuan tertentu, berpengelaman, pengambil keputusan, dan menguasia metode-metode tertentu, serta mamapu memanfaatkan telentanya dalam memeberikan nasehat atau saran terhadap penyelesaian terhadap suatu permasalahan
(44)
2. Perekeyasa Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter example, dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai (User)
Sistem pakar memiliki beberapa kelas pemakai, yaitu:
a. Pemakai bukan pakar, sistem pakar berperan sebagai seorang konsultan atau pemberi nasihat.
b. Siswa yang ingin belajar, sistem pakar berperan sebagai instruktur.
c. Pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis pengetahuan, sistem pakar berperan sebagai rekan kerja atau partner.
d. Pakar, sistem pakar berperan sebagai kolega aau asisten. 4. Unsur lainnya
Unsur lainnya yang termasuk unsure manusia dalam sistem pakar adalah system builder (pembangun sistem) atau system analyst yang membantu mengintegrasikan sebuah sistem pakar dengan sistem terkomputerisasi lainnya. Suatu tool
(45)
builder dapat menyediakan atau membangun tool-tool yang khusus.
2.3. Domain Permasalahan
2.3.1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
Hukum adalah rangkaian kaidah atau norma yang mengatur tingkah laku dan perbuatan manusia dalam hidup bermasyarakat. Menurut W.P.J. Pompe (dalam Hamzah, 2008:78) hukum pidana adalah himpunan peraturan yang menentukan perbuatan apa yang di ancam dengan pidana dan di mana pidana itu menjelma. Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana. Kata pidana berarti hal yang dipidanakan, yaitu oleh instansi yang berkuasa dilimpahkan kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakannya dan juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan (Prodjodikoro, 2003:1).
Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia masih tetap berlaku di Indonesia berdasarkan ketentuan pasal II aturan peralihan UUD 1945. Tetapi karena dalam KUHP itu ada yang tidak sesuai lagi dengan jiwa UUD 1945, maka pada tanggal 24 Februari 1945 diadakan penyesuain, perubahan serta penambahan ketentuan-ketentuan dalam KUHP tersebut agar sejiwa dan searah dengan UUD 1945 (Hawari, 2008:8). KUHP terdiri dari tiga buku, sebagai berikut :
Buku I, yang memuat tentang Ketentuan-ketentuan umum (pasal 1 sampai dengan pasal 103), yakni yang mengatur perihal lingkungan
(46)
kekuasaan berlakunya ketentuan-ketentuan hukum pidana, pengecualian dan pengurangan serta penambahan pidana, percobaan, penyertaan, gabungan, atau pembarengan perbuatan dan lain sebagainya (Hawari, 2008:8).
Buku II, memuat perihal kejahatan (pasal 104 sampai dengan 488) didalamnya antara lain tentang pencurian beserta pidananya, penggelapan beserta ancaman pidananya, pembunuhan dan lain sebagainya.
Buku III, memuat perihal pelanggaran(pasal 489 sampai dengan 570). Bentuknya KUHP merupakan hukum tertulis yang berarti belum atau tidak dikondifikasikan, isi dari hukum tersebut adalah: hukum perintah, hukum larangan, dan sanksi akibat hukum yang diderita oleh seseorang karena orang tersebut melanggar peraturan. Sifatnya adalah mempunyai sifat yang harus ditaati, jika tidak maka diancam sanksi (Hawari, 2008:9).
Tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, untuk masyarakat adalah aman dari ancaman, gangguan, hambatan dan tekanan. Tertib bebas dari pelanggaran kejahatan.
2.3.2. Tujuan Hukum Pidana
Menurut Prodjodikoro (2003:20).Tujuan hukum pidana adalah :
1. Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan kejahatan, baik secara menakut-nakuti orang banyak (general
(47)
preventie) maupun secara menakut-nakuti orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan agar dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi (speciale preventive).
2. Untuk mendidik dan memperbaiki orang-orang yang sudah menandakan suka melakukan kejahatan agar menjadi orang yang baik tabiatnya sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
2.4. Konsep Database
2.4.1. Konsep Basis Data (Data Base)
James F. Courtney Jr. dan David B. Paradice dalam buku “Database System for Management” menjelaskan sistem database adalah sekumpulan database yang dapat dipakai secara bersama-sama, personal-personal yang merancang dan mengelola database, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola database, serta komputer untuk mendukungnya (Sutabri, 2005 : 161).
Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem database mempunyai beberapa elemen penting, yaitu database sebagai inti sistem database, perangkat lunak untuk mengelola database, perangkat keras sebagai pendukung operasi pengolahan data, serta manusia mempunyai peran penting dalam sistem tersebut.
Sampai dengan membentuk database, data mempunyai jenjang yang dapat dilihat dalam gambar 2.3.
(48)
Gambar 2.3. Jenjang dari data (Sumber: Jogianto, 2005)
a. Characters
Characters adalah bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numeric, huruf ataupun karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data atau field.
b. Field
Field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti nama, jenis kelamin, dan lain-lain. Kumpulan dari field membentuk suatu record.
1)Nama field (field name)
Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lain.
Database
File
Record
Data Item atau Field
(49)
2)Representasi dari field (field representation)
Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type) dapat berupa tipe numeric, karakter, tanggal, dan lain-lain. Serta lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data.
3)Nilai dari field (field value)
Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing record.
c. Record
Record adalah kumpulan dari field yang membentuk suatu record. Kumpulan dari record membentuk file. Misalnya file pegawai, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap pegawai.
d. File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file pangkat berisi tentang semua pangkat yang ada.
2.4.2. DBMS (Database Management System)
Inti dari suatu basis data adalah database management system (DBMS), yang membolehkan pembuatan, modifikasi, dan pembaharuan basis data. Database Management System (DBMS) adalah paket perangkat lunak yang komplek digunakan untuk memanipulasi database.
(50)
Lebih lanjut lagi, DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005 : 130).
Beberapa keunggulan DBMS untuk mengelola data (Ramakrishnan & Gehrke, 6: 2004) :
1. Kemandirian data
Program aplikasi idealnya tidak diekspos pada detail representasi dan penyimpanan data. DBMS menyediakan satu pandangan abstrak tentang data yang menyembunyikan detail tersebut.
2. Akses Data Efisien
DBMS memanfaatkan berbagai teknik yang canggih untuk menyimpan dan mengambil data secara efisien.
3. Integritas dan Keamanan Data
Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat memanfaatkan batasan integritas. DBMS dapat memanfaatkan control akses yang menentukan data apa yang boleh dilihat oleh kelas pengguna yang berbeda.
(51)
4. Administrasi Data
Ketika beberapa pengguna berbagi data, pemusatan administrasi data dapat memberikan perbaikan yang signifikan. Para profesional yang berpengalaman yang memahami sifat data yang akan dikelola, dan memahami bagaimana kelompok pengguna yang berbeda menggunakan data tersebut, dapat memegang tanggung jawab untuk mengatur representasi data untuk meminimalkan redudansi dan untuk mengatur penyimpanan data guna melakukan pengambilan data yang efisien.
5. Akses Konkuren dan Crash recovery
DBMS menjadwalkan akses konkuren pada data dalam cara tertentu sehingga pengguna dapat memandang data sebagai data yang diakses oleh hanya satu pengguna pada satu waktu. Lebih lanjut, DBMS memproteksi pengguna dari efek kegagalan sistem (konkurensi).
6. Waktu Pengembangan Aplikasi Terkurangi
DBMS mendukung fungsi penting bagi banyak aplikasi untuk mengakses data dalam DBMS dan memfasilitasi pengembangan aplikasi yang cepat dalam hal ini berkaitan dengan bantuan interface untuk mengatur data.
(52)
2.4.3. SQL (structured Query Labguage)
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Umumnya, setiap software-software RDBMS menyediakan 4 perintah DML dari SQL. DML (Data Manipulation Language) adalah perintah yang digunakan untuk mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Empat perintah DMLtersebut diantaranya:
· select : digunakan untuk mengambil data dari database. · delete: digunakan untuk menghapus data pada database. · insert : menampbahkan data ke database.
· update: memodifikasi data pada database.
2.4.4. Elemen-elemen Database
Elemen – elemen database adalah sebagai berikut :
1. ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD adalah model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005: 142). Elemen- elemen dalam ERD adalah:
(53)
Tabel 2.2. Elemen-elemen ERD
Simbol Nama Keterangan
Entitas
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.
Atribut
Atribut adalah sifat, karakteristik, atau elemen dari tiap entitas maupun Relationship.
Relationship
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.
Link
Menghubungkan antara entitas satu dengan entitas lainnya.
(Sumber: Sutabri, 2005: 164)
a. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi adalah tingkat hubungan yang terjadi antara entity, di dalam sistem. Tiga macam kardinalitas relasi yaitu:
1. One to one
Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengansatu kejadian pada entitas kedua, atau sebaliknya.
(54)
1 1
Gambar 2.4. Cardinality One to One
2. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung pada arah mana hubungan itu dilihat.
1 M
Gambar 2.5. Cardinality One to Many
3. Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya.
Gambar 2.6. Cardinality Many to Many
(55)
2. Kunci (Key)
Kunci atau key adalah atribut unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya dalam suatu himpunan entitas. Tidak ada lebih dari satu entitas memiliki nilai-nilai yang sama untuk semua atributnya. Macam-macam jenis kunci (key) diantaranya :
a. Primary key
Primary key adalah satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik satu kejadian spesifik, tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari entity. Primary key memiliki tiga (3) criteria:
1) Key tersebut lebih natural digunakan sebagai acuan. 2) Key terebut lebih sederhana.
3) Key tersebut terjamin keunikannya. b. Foreign key (Kunci Tamu)
Foreign key merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada Primary Key pada table lain. Foreign Key terjadi pada suatu relasi yang memiliki Cardinality one to many atau many to many.
3. LRS (Logical Record Structure)
LRS dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan dengan kotak empat persegi panjang dengan
(56)
nama yang unik. LRS juga terdiri dari hubungan diantara tipe record. Salah satu metode pembuatan LRS yaitu dimulai dengan membuat ER kemudian dikonversi ke dalam LRS.
2.5. PHP
PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa scriprt sever side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan php memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dahn efisien. PHP merupakan software open source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara bebas dari situs resminya.
Menurut pembuatnya dapat dilihat di home page PHP (http://www.php.net), “And PHP is HTML embedded scripting language. Much of syntax is borrowed from C, Java and PERL with a couple of
unique PHP-specific feature thrown in. The goal of language is to allow
web developers to write dynamically generated pags quickly.” (Husni, 2007:109).
PHP ( PHP : Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman scripting sisi server (server side), bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML secara on-the-fly. PHP merupakan interpreter yang dapat dieksekusi sebagai program CGI untuk server web atau dijadikan modul dari server web. PHP merupakan
(57)
bahasa script selain paling popular di lingkungan pemrogram, pengembang web, di lingkungan server web Apache, kini juga telah menjadi salah satu alternative bahasa script di lingkungan server web windows (Sidik, 2005:323-324).
2.5.1. Kelebihan PHP
PHP memiliki bayak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis. Berikut ini adalah beberapa kelebihan php :
1. Mengurangi waktu untuk mebuat situsweb besar.
2. Dapat membuat halaman web tergantung pengguna berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari mereka.
3. Terdapat ratusan tool dan contoh online yang dapat digunakan langsung kedalam aplikasi yang dibuat.
4. Memungkinkan pembuatan shopping cart untuk web site e-commerce.
5. Dapat melakukan apa saja yang dapat dilakukan CGI, seperti mengunpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies. 6. PHP dapat bekerja pada banyak platform termasuk linux dan varian
Unix lain, Windows dan Mac. Dan juga mendukung banyak web server dan bahkan php dapat bekerja sebagai CGI processor.
(58)
2.6. MySQL
Menurut Sidk (2005:1), MySQL merupakan software sistem manajemen database (database Management System – DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan linux dengan menggunkan script PHP dan Perl.
MySQL merupakan database yang paling popular digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya. Hal itu dimungkinkan karena MySQL mudah untuk digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah kecil.
Database MySQl tersedia secara cuma-cuma dan boleh digunakan oleh setiap orang, dengan lisensi open source GNU General Public License (GPL) atau pun lisensi komersial non GPL. Database MySQL merupakan database yang menjanjikan sebagai alternatif pilihan database yang dapat digunakan untuk sistem database personal atau organisasi (Sidik, 2005:2).
2.7. Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005 : 263).
Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu :
(59)
1. System Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.
2. Program Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program (Ladjamudin, 2005 : 263).
2.7.1. Simbol-Simbol Flowchart
Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur)
Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.3. Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266)
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Symbol arus /flow
Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses
(60)
2. Simbol communication link
Untuk menyatakan bahwa ada suatutransisi suatu data / informasi dari satulokasi kelokasi lainnya
3. Simbol connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang sama
4. Simbol offline connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman / lembar yang berbeda
2. Processing Symbols (Simbol Proses)
Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.4. Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267).
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Simbol Offline Connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya kedalam halaman/lembar yang berbeda
2. Simbol Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh
(61)
3. Simbol Decision/logika
Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak
4. Simbol Predefined Proses
Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk member harga awal
5. Simbol Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program
6. Simbol Keying Operation
Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
7. Simbol off-line storage
Untuk menunjukkan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu
8. Simbol Manual Input
Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard
3. Input-output Symbols
Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output, simbol-simbol tersebut adalah :
(62)
Tabel 2.5. Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268).
No Symbol Nama dan Keterangan
1. Simbol Input-output
Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya
2. Simbol Punched Card
Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3. Simbol Magnetic-tape unit
Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita
4. Simbol Disk Storage
Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk
5. Simbol document
Untuk mencetak laporan ke printer
6. Simbol display Untuk menyatakan
peralatan output yang digunakan berupa layar (video, komputer)
(63)
2.8. DFD (Data Flow Diagram)
DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut:
a. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin, 2005 : 64).
b. Diagram Zero (Overview Diagram)
Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram.
c. Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram zero.
Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6. Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama Keterangan
Kesatuan Luar (External Entity)
Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan masukan ke dalam sistem atau menerima data dari sistem. External entity tidak
(64)
termasuk bagian dari sistem. Arus Data
(Data Flow)
Tempat mengalir informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.
Proses (Proccess)
Apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang dihasilkan. Simpanan Data
(Data Store)
Tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem, yang disimbolkan dengan sepasang garis sejajar dengan sisi samping terbuka.
(65)
2.9. Metode Penelitian
Metode adalah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007:13).
Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah dengan prosedur maupun aturan yang berlaku (Hasibuan, 2007:6).
Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan.
“…Metodologi penelitian itu dapat diartikan sebagai pengkajian atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah” (Hasibuan, 2007:83).
2.9.1. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan
(66)
data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail. (Hasibuan,2007)
Jenis – jenis metode pengumpulan data :
1. Observasi
Metode observasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data. Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail.
2. Wawancara
Wawancara, yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber, baik status narasumber sebagai informan maupun responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan wawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
3. Studi Literatur
Studi Literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam studi literatur ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah.
(67)
2.10.Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya sistem pakar yang diimplementasikan sebagian besar mengankat kasus pada ketegori diagnosis dan instruksi. Untuk dapat dijadikan literature sejenis, dapat di telusuri lebih jauh lagi hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya adalah:
1. Perancangan dan pembuatan aplikasi KUHP digital untuk ponsel (Hawari, 2008)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh hawari dapat di ambil beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut. Kelebihanya adalah sistem dapat di akses melalui handphone, terdapat form searching sehingga memudahkan user dalam proses pencarian.
Kelemahannya aplikasi hanya dapat di akses melalui handphone tertentu, tampilan antara satu handphone dengan handphone lainnya berbeda, masalah yang di angkat hanya beberapa pasal saja sehingga pembahasan kurang meluas.
2. Perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap harta kekayaan (Handojo, dkk : 2006).
Kelemahannya database menggunakan MS. Access 2000, sistem masih berbasis desktop sehingga tidak terlalu tersosialisasi, sistem tersebut di bangun dengan menggunakan Borland Delphi
(68)
6.0, basis pengetahuan hanya di adopsi dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan tidak di adopsi dari pakar sehingga masih membutuhkan pengembangan pada sisi materi hukumnya. Berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya, ada beberapa kelebihan dari sistem yang sekarang ini diantaranya adalah:
1. Sistem berbasi web based sehingga dapat di akses secara online sehingga memberi kemudahan bagi user.
2. Basis pengetahuan diadopsi dari KUHP.
3. Konsultasi dilakukan dengan multiple choice dengan menggunakan radio button.
4. Memberikan fasilitas manajemen user sehingga akan memberikan kemudahan dalam memanage user dan penambahan admin.
5. Sistem di bangun dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk membangun databasenya.
6. Terdapat menu khusus untuk admin sehingga bagian-bagian dalam sistem dapat di perbaharui, di perbaiki dan di hapus sehingga basis pengetahuan akan selalu up todate tanpa membongkar sistem.
(69)
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode, yaitu :
3.1.1. Studi Lapangan atau Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang efektif untuk mempelajari sebuah sistem. Dalam observasi, dilakukan teknik penemuan fakta dimana analisis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem (Whitten, 2004:234).
Observasi yang dilakukan, adalah melakukan tinjauan langsung kelapangan guna mendapatkan informasi dan fakta pendukung dalam penelitian. Penelitian dilakukan di Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan dari tanggal 9 Juli 2010 sampai dengan 11 Agustus 2010.
3.1.2. Studi Pustaka
Studi Pustaka, yakni mengumpulkan data primer dan referensi melalui literatur, buku, artikel maupun secara online menggunakan media internet untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
(70)
3.1.3. Wawancara
Wawancara atau interveiw merupakan teknik penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu - individu melalui interaksi face to face (Whitten, 2004:239).
Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan tujuan untuk mengumpulkan data, dan data yang di peroleh adalah melalui tanya jawab dengan Bapak Ibda. Hari Subeno, SH. Selaku Inspektur Polisi tingkat II di Kabid II Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Hasil wawancara dapat di lihat di lampiran.
3.2. Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat diartikan sebagai sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten, 2004:81).
Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan adalah Expert SystemDevelopment Life Cycle. Pemilihan metode ini dilakukan dengan alasan tahapan yang ada pada model pengembangan sistem ini dapat merepresentasikan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pengembangan penelitian sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas dan sistem yang akan di kembangkan merupakan skala menengah, terdapat enam
(71)
tahap pokok seperti yang dapat terdapat pada gambar 3.1 :
(Sumber: Andi, 2009:21)
Gambar 3.1 Fase Pengembangan Sistem Pakar
3.2.1. Inisialisasi Kasus
Tahapan ini merupakan tahapan penentuan hal - hal penting sebagai dasar permasalahan yang akan dianalisis. Tahapan ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem (Andi, 2009:19).
Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu kitab undang-undang hukum pidana jilid ke dua yaitu perihal kejahatan namun fokus pada kriminalitas yaitu kasus pencurian, pemerasan dan pengancaman, penggelapan, penghancuran atau perusakkan barang. Berangkat dari data
Fase I Inisialisasi Kasus
Fase II Analisis dan Desain Sistem
Fase III Prototipe Dasar Kasus
Fase V Implementasi Sistem
Fase IV Pengembangan Sistem
(72)
hasil observasi kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta fasilitas yang akan dikembangkan.
3.2.2. Analisis dan Desain Sistem / Konseptualisasi
Hasil identifikasi dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memeperoleh hasil konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan, tepat, benar dan sudah sesuai (Andi, 2009:20).
Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan pakar menentukan konsep tindak pidana terhadap kriminalitas yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan jenis-jenis kejahatan yang akan di bahas, kemudian menguraikan kejahatan-kejahatan berdasarkan jenisnya, menguraikan pasal-pasal apa saja yang berkaitan dengan kasus yang akan di bahas dan hukuman-hukuman yang disesuaikan dengan tindakan kriminal tersebut.
(73)
3.2.3. Prototipe Dasar Kasus / Formalisasi
Apabila tahap konseptualisasi telah selesai dilakukan, maka di tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan dibangun, mempertimbangkan beberapa faktor pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya (Andi, 2009:20).
3.2.4. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidenifikasikan dalam analisis sistem (Whitten, 2004:34).
Setelah informasi tindak pidana kejahatan dan ancaman hukumannya diformulasikan secara lengkap, kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini terdiri atas perancangan sistem, perancangan database, dan perancangan antarmuka pemakai (user interface).
Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni: 1. Pada perancangan basis data dan sistem pakar ini menggunakan tools
(1)
masih banyak undang-undang yang ada ancaman hukuman pidananya, seperti undang-undang korupsi, HAKI, KDRT dan undang-undang khusus lainnya. Penulis : Tindak pidana yang seperti apa yang hukumannya dikenakan dari KUHP ?
Pakar : Pencurian, penipuan, pemerkosaan, pemerasan dan pengancaman, penggelapan, penghancuran atau pengrusakkan barang dan semua tindak kejahatan yang telah diatur dalam KUHP
Penulis : Pasal berapa saja yang akan dikenakan untuk pelaku tindak pidana pencurian, penggelapan, pemerasan dan pengancaman, menghancurkan atau merusakkan barang?
Pakar :
1. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan pencurian maka akan masuk dalam jenis kejahatan pencurian yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 362 sampai dengan pasal 367 (ayat 3), pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
2. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan penggelapan maka akan masuk dalam jenis kejahatan penggelapan yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 372 sampai dengan pasal 376, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
3. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis pemerasan dan pengancaman maka akan masuk dalam
(2)
jenis kejahatan pemerasan dan pengancaman yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 368 (ayat 1) sampai dengan pasal 370, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
4. Jika masyarakat melakukan suatu tindak kejahatan yang termasuk dalam jenis kejahatan menghancurkan atau merusakkan barang maka akan masuk dalam jenis kejahatan menghancurkan atau merusakkan barang yang kemungkinan akan dikenai mulai dari pasal 406 (ayat 1) sampai dengan pasal 412, pasal yang akan dikenakan tergantung tindak kejahatan yang di lakukan.
Penulis : Perlukah sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas di bangun? Pakar : Perlu karena di harapkan dengan adanya sistem ini masyarakat dapat lebih mudah dalam mengakses KUHP, bisa dibilang sebagai pengganti KUHP manual meskipun dalam sistem ini pasal-pasal yang dibahas hanya sedikit tapi diharapkan semoga dapat dikembangkan lagi menjadi keseluruhan pasal yang tercantum dalam KUHP.
Penulis : Menurut Anda apakah mayoritas masyarakat umum sudah mengenal dan memahami KUHP?
Pakar : Masih banyak masyarakat yang tidak sadar hukum baik dari pihak yang non pendidikan hingga yang berpendidikan, karena hal tesebut tergantung dari individualnya. Karena masing-masing individu mempunyai tingkat responsibility yang berbeda-beda.
(3)
(4)
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 05 Agustus 2010 Narasumber : Bpk. Ibda Hari Subeno, SH
Lokasi : Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan
Penulis : Apakah Ada sistem yang sedang berjalan sekarang dalam permasalahan KUHP?
Narasumber : Sistem yang saat ini sedang berjalan masih manual belom terkomputerisasi. Prosedur untuk mengetahui hukuman pidana yang sedang berjalan adalah :
1. Masyarakat melaporkan kejadian ke polisi penjaga atau di sebut dengan SPK ( Sentral Pelayanan Kepolisian).
2. SPK mencatat laporan kemudian mendatangi kejadian untuk mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), kemudian pihak SPK memanggil pihak reserse untuk menanganinya. 3. Reserse melakukan penyelidikan dan penyidikan, dimana
penyelidikan dilakukan sebelum penyidikan, penyelidikan berfungsi untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang sesungguhnya telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta laporannya yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan, setelah penyelidikan selesai reserse melakukan penyidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti dan
(5)
menemukan tersangka, jika bukti-bukti dan berkas-berkas sudah terkumpul dan selesai maka berkas-berkas tersebut di serahkan ke pengadilan.
4. Jika menurut pihak pengadilan berkas-berkas tersebut sudah lengkap maka akan di P21 kan dan akan di lanjutkan ke persidangan dan pihak reserse akan menyerahkan bukti-bukti dan tersangka ke pengadilan, namun jika menurut pihak pengadilan berkas-berkas tersebt belum lengkap maka akan di kembalikan untuk di lengkapi.
5. Jika persidangan dilakukan dan telah selesai persidangannya barulah hakim menjatuhkan hukuman kepada tersangka.
Penulis : Apakah anda tahu, hafal dan faham dengan isi-isi yang terkandung dalam KUHP ?
Narasumber : Hanya memahami, tahu isi dan maksudnya dan faham unsur-unsur yang terkandung didalamnya karena untuk menghafal KUHP itu tidak mungkin karena KUHP sendiri terdiri dari 3 buku dan isinya sangatbanyak sekali. Penulis : Menurut Anda KUHP itu seperti apa dan fungsinya seperti apa? Narasumber : KUHP merupakan pidana umum atau general dimana semua ancaman pidana sudah di catat dan diatur didalamnya sedangkan diluar KUHP masih banyak undang-undang yang ada ancaman hukuman pidananya, seperti undang-undang korupsi, HAKI, KDRT dan undang-undang khusus lainnya. Penulis : Kapan KUHP berperan dalam menangani suau kasus?
(6)
Narasumber : Ketika sudah ada laporan dari masyarakat atau ditemukan sendiri oleh petugas tentang adanya suatu tindak pidana terutama yang sudah diatur dalam KUHP. Dan mulai berlakunya setelah dilakukan beberapa proses oleh polisi yaitu proses penyidikan dan penyelidikan.
Penulis : Terhitung dari kapan penjatuhan hukuman pidana tersebut diputuskan?
Narasumber : Kewenangan hakim, setelah ada putusan dari hakim
Penulis : Menurut Anda apakah mayoritas masyarakat umum sudah mengenal dan memahami KUHP?
Narasumber : Seharusnya masyarakat sudah mengerti dan memahami, karena sebenarnya masyarakat wajib tahu tentang hukum, namun hal tersebut tergantung dari tingkat pendidikan dan tergantung pribadi masing-masing manusia menyikapi dan menanggapi peran hukum yang sebenarnya.
Penulis : Tindak pidana yang seperti apa yang hukumannya dikenakan dari KUHP ?
Narasumber : Pencurian, penipuan, pemerkosaan, pemerasan dan pengancaman, penggelapan, penghancuran atau pengrusakkan barang dan semua tindak kejahatan yang telah di atir dalam KUHP
Penulis : Perlukah sistem pakar KUHP terhadap kriminalitas di bangun? Narasumber : Perlu karena di harapkan dengan adanya sistem ini masyarakat mau untuk mengenal lebih jauh tentang fungsi dan keberadaan KUHP sehingga di harapkan dapat meminimalisir tindak kejahatan dan kesalahan dalam pelaporan jenis tindak kejahatan.