sosial dengan dukungan Project Concern International PCI, yaitu sebuah LSM internasional, yang sebelumnya telah berada di Propinsi Riau melalui program Child
Survival dari tahun 1989 sd 1994. Yayasan ini adalah salah satu yayasan yang peduli dengan AIDS dan didirikan
dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat, agar dapat mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata, tanpa
membedakan suku, agama maupun golongan, melalui kegiatan pendampingan dan penjangkauan, tukar menukar informasi dan teknologi, guna meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Sejak tahun 1996, yayasan ini telah mendirikan sebuah sanggar di Lokalisasi
Teleju Pekanbaru. Tujuan didirikannya sanggar ini adalah untuk menjadi pusat informasi tentang PMS dan HIVAIDS, pelayanan kesehatan, serta konseling bagi warga
masyarakat yang ada di lokasi tersebut, khususnya kepada PSK, pelanggan, mucikari dan ojek.
2.6. Landasan Teori Menurut Depkes RI 1997, salah satu cara penularan HIVAIDS adalah melalui
hubungan seksual dan yang sering melakukan aktivitas seksual yang berisiko salah satunya Pekerja Seks Komersial di lokalisasi. Upaya pencegahan HIVAIDS di lokalisasi
adalah memasyarakatkan penggunakan kondom. Menurut teori Green dan Kreuter 2005, ada 3 faktor yang mempengaruhi
individu untuk bertindak; yaitu faktor predisposisi pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai- nilai, kebutuhan yang dirasakan, kemampuan dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam
Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009
diri individu dan masyarakat, faktor pendukung tersedia sarana dan prasarana dan faktor penguat petugas kesehatan, mucikari, teman dan LSM.
Bloom dalam Notoatmodjo 2007 membagi perilaku itu ke dalam 3 domain ranahkawasan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Terbentuknya suatu perilaku
baru, dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan
baru pada subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi, yaitu berupa tindakan action terhadap stimulus atau objek tadi. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang penggunaan kondom
dan manfaatnya dalam mencegah HIVAIDS. Dengan pengetahuan ini diharapkan
muncul sikap berupa kesadaran dan keyakinan untuk menggunakan kondom. Walaupun sikap masih merupakan reaksi yang tertutup namun sikap dapat menjadi potensi
seseorang untuk merubah perilakunya menggunakan kondom. Teori Keyakinan Kesehatan atau Health Belief Model HBM yang dikutip Smet
1994, ada 4 penilaian kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan yaitu; 1.Ancaman
terhadap penyakit;
2.Ketidakkebalan terhadap
penyakit; 3. Mempertimbangkan keuntungan, kerugian dalam menggunakan kondom; 4.Harus
ada kekuatan pemicu yang menjadikan seseorang merasa perlu mengambil tindakan atau keputusan untuk menggunakan kondom. Menurut Teory of Reasoned Action TRA dari
Ajzen dan Fishbein di kutip Smet 1994 bahwa perilaku ditentukan oleh kehendak.
Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009
2.7. Kerangka Konsep