Cara Penularan HIVAIDS TINJAUAN PUSTAKA

3 . Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adopsi Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.2. HIVAIDS a. Definisi HIVAIDS

Menurut Departemen Kesehatan yang dikutip KPA Nasional 2005 menjelaskan HIV Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih. Sel-sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. Manusia yang terinfeksi HIV akan berpotensi sebagai pembawa carrier dan penular virus tersebut selama hidupnya. AIDS singkatan Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah merupakan kumpulan gejala penyakit spesifik yang disebabkan oleh rusaknya sistem kekebalan tubuh oleh virus HIV.

b. Cara Penularan HIVAIDS

Menurut Depkes RI 1997, ada 3 cara penularan HIVAIDS yaitu : 1. Penularan Seksual Secara umum dapat dikatakan, hubungan seksual adalah cara penularan HIV yang paling sering terjadi. Virus dapat ditularkan dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra atau pasangan seksualnya, baik itu dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya heterokseks maupun dari laki-laki ke laki-laki atau perempuan ke perempuan Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009 homoseks atau yang mendonorkan semennya kepada orang lain. Hubungan seksual tersebut adalah hubungan seksual dengan penetrasi penis-vagina, penis-anus atau kontak mulut. Resiko terinfeksi HIV melalui hubungan seksual tergantung kepada beberapa hal : a. Kemungkinan bahwa mitra seksual terinfeksi HIV Angka kejadian infeksi HIV pada penduduk seksual aktif sangat bervariasi anatara satu daerah dengan daerah lainnya, juga berbeda antara satu kelompok penduduk dengan kelompok penduduk lainnya dalam satu daerah. Kemungkinan proporsi seseorang terinfeksi HIV melalui hubungan seksual, umumnya dapat dikatakan tergantung jumlah proporsi mitra seksual dalam tahun-tahun terakhir. Di daerah yang cara penularan HIV terbanyak melalui hubungan heterokseksual maka kelompok masyarakat yang beresiko untuk terinfeksi HIV adalah PSK dan laki-laki yang sering kali berhubungan dengan PSK. Sedangkan untuk negara maju, angka kejadian infeksi lebih tinggi dijumpai pada homoseksual, biseksual dan penggunaan obat narkotika suntik. b. Cara melakukan hubungan seksual Semua hubungan seksual mempunyai resiko penularan infeksi HIV, namun resiko tertinggi terjadinya infeksi HIV pada pria dan wanita ialah mereka yang berlaku sebagai penerima dari hubungan seksual anal dengan mitra seksual yang terinfeksi HIV. Hubungan cara vaginal kemungkinan membawa resiko tinggi bagi pria dan wanita heteroseksual dari pada oral-genital. Kontak oral-genital memungkinkan penularan HIV, tapi menurut data yang ada masih terlalu kecil untuk dihitung tingkat resikonya. Masturbasi belum menunjukkan resiko penularan HIV, namun masturbasi bersama akan memungkinkan adanya pacaran semen atau cairan vagina atau cairan vagina atau cairan mulut rahim serviks secara teori dapat menimbulkan resiko penularan HIV. Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009 c. Banyaknya virus yang terdapat dalam darah atau cairan sekresi mitra seksual yang terinfeksi Seseorang yang terinfeksi HIV jelas akan lebih infeksius sejalan dengan perkembangannya menjadi penderita AIDS. d. Keberadaan penyakit menular seksual lain Berdasarkan fakta, bahwa keberadaan penyakit menular seksual lain akan dapat meningkatkan resiko penularan HIV. 2. Penularan Parental Penularan ini terjadi melalui transfusi dengan darah yang terinfeksi HIV atau produk darah atau penggunaan jarum yang terkontaminasi dengan HIV atau peralatan lain yang melukai kulit. 3. Penularan Perinatal Penularan dari seorang wanita kepada janin yang dikandungnya atau bayinya. Penularan ini dapat terjadi sebelum, selama atau beberapa saat setelah bayi dilahirkan. Resiko penularan HIV dalam rahim si ibu atau selama proses kelahiran sebesar 20 – 40 .

c. Perjalanan Infeksi HIVAIDS

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Pendukung dan Faktor Penguat Pekerja Seks Komersil Dengan Pemanfaatan Klinik VCT (Voluntary Conselling Testing)Di Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 47 176

Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dengan Tindakan Penggunaan Kondom pada WPS untuk Pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

2 85 117

Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Kondom Pada Pelanggan Wanita Pekerja Seks Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Menular Seksual Di Belawan Tahun 2005

2 29 133

Pengaruh Faktor Predisposing Dan Reinforcing Terhadap Keterampilan Berkomunikasi Waria Dalam Menawarkan Kondom Di Kota Medan

1 32 135

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Penguat Peserta Askes Sosial Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Dokter Keluarga Pt. Askes (Persero) Kota Medan Tahun 2011

0 37 87

Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (Studi Pendahuluan Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran HIV/AIDS Di Kota Kendari)

0 60 8

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja Seks Komersil (PSK) Dalam Menggunakan Kondom Untuk Pencegahan HIV/AIDS Di Lokalisasi Teleju Kota Pekan Baru Tahun 2008

0 39 132

Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan

0 56 101

Dinamika konflik dan pengambilan keputusan sebelum dan sesudah menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK)

0 12 154

Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam membina masalah Pekerja Seks Komersil (PSK) di Tangerang Selatan

9 74 107