c. Banyaknya virus yang terdapat dalam darah atau cairan sekresi mitra seksual yang
terinfeksi
Seseorang yang terinfeksi HIV jelas akan lebih infeksius sejalan dengan perkembangannya menjadi penderita AIDS.
d. Keberadaan penyakit menular seksual lain
Berdasarkan fakta, bahwa keberadaan penyakit menular seksual lain akan dapat meningkatkan resiko penularan HIV.
2. Penularan Parental
Penularan ini terjadi melalui transfusi dengan darah yang terinfeksi HIV atau produk darah atau penggunaan jarum yang terkontaminasi dengan HIV atau peralatan
lain yang melukai kulit. 3.
Penularan Perinatal Penularan dari seorang wanita kepada janin yang dikandungnya atau bayinya.
Penularan ini dapat terjadi sebelum, selama atau beberapa saat setelah bayi dilahirkan. Resiko penularan HIV dalam rahim si ibu atau selama proses kelahiran sebesar 20 – 40
.
c. Perjalanan Infeksi HIVAIDS
Pada saat seseorang terinfeksi HIV maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama
2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai
periode jendela. Sebelum masuk tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV positif ini maka keadaan fisik yang
bersangkutan tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun dan bahkan bisa
Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009
tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini yang bersangkutan sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan
hubungan seks atau menjadi donor darah. Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel
darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan setelah 5- 10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi
berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dan sebagainya. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih
pendek yaitu 7 tahun. Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1
tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.
d. Pencegahan HIVAIDS
Menurut Depkes KPA Nasional, 2005, pada prinsipnya pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus HIV melalui perubahan perilaku
seksual yang terkenal disebut sebagai ”ABC”nya telah terbukti mampu menurunkan percepatan penularan HIV, terutama di Uganda dan beberapa negara Afrika lain. Prinsip
”ABC” ini telah dipakai dan dibakukan secara internasional, sebagai cara yang paling efektif mencegah infeksi HIV lewat hubungan seksual. Prinsip ”ABC” itu adalah:
”A”= Anda jauhi seks sampai anda kawin atau menjalin hubungan jangka panjang dengan pasangan Abstinesia.
Roselly Evianty Silalahi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja..., 2008 USU e-Repository © 2009
”B” = Bersikap saling setia dengan pasangan dalam hubungan perkawinan atau
hubungan tetap jangka panjang Be faithful. ”C” = Cegah dengan memakai kondom secara benar dan konsisten untuk penjaja seks
atau orang yang tidak mampu melaksanakan A dan B Condom. Untuk penularan non-seksual, berlaku prinsip ”D dan E” yaitu:
”D” = Drug; say no to atau katakan tidak pada napzanarkoba ”E” = Equipment: no sharing atau jangan memakai alat suntik secara bergantian.
2.3. Kondom