Sejarah Koreika Shakai Bapak dan Ibu dosen, serta Staf Pegawai di Departemen Sastra Jepang

17 memiliki banyak tradisi-tradisi yang sudah melekat sejak lama yang berhubungan dengan aktifitas sehari-hari masyarakat jepang dan membuat mereka memiliki umur yang panjang, seperti contoh tradisi minum teh hijau, lebih memilih untuk berjalan kaki dari pada menggunakan alat transportasi, dan lain-lain. Maka dari itu tidak heran apabila jepang memiliki jumlah lansia yang banyak dan sebagian besar masih bekerja dan mempunyai tingkat produktifitas yang tidak kalah dari para kaum yang masih muda.

2.2 Sejarah Koreika Shakai

Istilah koureisha 高 齢 社 会 yang bermakna usia lanjut secara resmi digunakan oleh pemerintah pada tahun 1996 dalam keputusan “Kourei Shakai Seisaku Taikou” Pokok Kebijakan Masyarakat Lansia sebagai pengganti istilah “chouju” berumur panjang dalam Chouju Shakai Seisaku Taiko Pokok Kebijakan Masyarakat Berumur Panjang yang ditetapkan pada tahun 1986. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah koureika shakai ‘masyarakat lansia’ lebih sering digunakan untuk orang-orang yang berumur panjang dengan nuansa yang lebih kompleks. Kekompleksan makna tersebut meliputi perawatan dan perlindungan untuk mereka serta kekhawatiran akan beratnya beban yang harus ditanggung dalam menjalankan penjagaan dan perlindungan terhadap penduduk lansia di atas 65 tahun yang harus dipikul oleh masyarakat di sekitarnya. Menurut Makizono Kiyoko 1993 : 448 , sebuah negara dapat disebut sebagai koureika shakai apabila persentase penduduk lansianya persentase penduduk usia 65 tahun keatas dari seluruh jumlah penduduk mencapai 7 persen dan indeks penduduk lansia indeks penduduk lansia 65 tahun keatas terhadap 18 penduduk usia produktif di atas 15 tahun di bawah 64 tahun melewati sekitar 12,0. Jepang pada tahun 1970 persentase lansianya adalah 7 persen dan indeks lansianya 12,0 pada tahun 1975. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jepang menjadi koreika shakai sejak tahun 1970. Peningkatan jumlah kaum lansia dapat ditinju dari sudut demografi. Demografi menurut Ida Bagus Mantra 2002 : 2-3 , yang mengutip pendapat Philip M. Hauser dan Dudley Duncan, adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk, serta perubahan-perubahan dan sebab – sebab dari perubahan tersebut, yang biasanya timbul karena natalitas kelahiran, mortalitas kematian , migrasi, dan mobilitas sosial perubahan Status. Komposisi penduduk suatu negara sangat dipengaruhi faktor-faktor di atas. Begitu juga dengan jepang, komposisi penduduk Jepang ditinjau dari sudut demografi berubah dengan cepat. Penyebab terbesar dari bertambah besarnya jumlah penduduk yang menua ditinjau dari sudut demografi disebabkan oleh menurunnya angka kelahiran dan kematian. Menurunnya angka kematian menyebabkan meningkatnya persentase orang yang mencapai usia tua, memperbesar piramida penduduk bagian atas. Dengan sendirinya sedikit tingkat kelahiran dan kematian ini menyebabkan meningkatnya penduduk yang menua. Beberapa ahli demografi membagi usia lanjut ke dalam dua golongan, yaitu golongan usia lanjut pertama yang terdiri atas usia 65-74 tahun, dan usia lanjut kedua terdiri atas usia 75 tahun ke atas. Dalam beberapa buku laporan tahunan tentang lansia Kourei Shakai Hakusho 2004-2006 yang diterbitkan pemerintah Jepang, usia penduduk lansia dibedakan ke dalam 3 kelompok 19 http:www8.cao.go.jpkoureiwhitepaperhtml. Kelompok tersebut adalah lansia berusia 65-74 tahun, usia 75-84 tahun dan usia 85 tahun ke atas. Dari kedua pengelompokkan tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk lanjut usia merujuk pada orang-orang yang berusia di atas 65 tahun. Pasca perang dunia II, penduduk warga Negara Jepang mulai memfokuskan diri pada pembangunan Negara. Dalam masa pembangunan dan pemulihan Negara, kesejahteraan masyarakat dengan sendirinya didapat sejalan dengan majunya Negara Jepang menjadi salah satu Negara dengan perekonomian terkuat nomor dua di Dunia. Kesejahteraan masyarakat salah satunya tercermin dengan meningkatnya usia penduduk yang semakin bertambah seiring naiknya batas usia produktif di jepang yang tadinya 60 tahun dinaikkan menjadi 65 tahun. Seperti telah disebutkan di atas, sejak jepang dikatakan sebagai penduduk koreika shakai muncullah masalah perawatan orang tua. Sejak tahun 1975, usia harapan hidup orang jepang bertambah panjang, tingkat kesehatan yang meningkat, dan jumlah orang tua lanjut usia yang memerlukan perawatan juga meningkat. Masalah perawatan orang tua lanjut usia mulai menjadi wacana dalam masyarakat dan memberikan dampak terhadap keluarga, lingkungan, serta pemerintah. Gambar 2.1 Rata-rata usia harapan hidup penduduk jepang Haryati, 2008 : 2 20 Tabel 2.1 Perubahan Komposisi Penduduk Lansia Katsumi, 1995 : 4 ; Statistik dari Kementrian Kesejahteraan Sosial 21 Tabel 2.2 Perubahan Struktur Penduduk Statistik dari Kementrian Kesejahteraan Sosial Pada tabel diatas kelompok usia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu penduduk usia muda usia 0-19 tahun, penduduk usia produktif usia 20-64 tahun, dan penduduk lansia usia di atas 65 tahun. Dalam tabel terlihat penduduk usia muda mengalami penurunan, sebaliknya penduduk lansia bertambah, dan diperkirakan setelah tahun 2010 penduduk lansia akan melampaui penduduk usia muda. 22 Penduduk usia produktif bertambah sampai tahun 2000 yang berasal dari generasi baby boom yang kedua, yaitu generasi yang lahir dari baby boom setelah perang. Tambah lagi, diantara penduduk usia produktif jumlah yang menua pun mengalami peningkatan penduduk usia 55 Tahun ke atas bertambah. Puncaknya terjadi di tahun 2010, dimana diperkirakan 1 dari 4 penduduk usia produktif akan berusia 55 tahun keatas. Selanjutnya, dengan meningkatnya kaum lansia ini, pada tahun 1990 sebanyak 5,1 penduduk usia produktif menanggung beban satu orang lansia, tahun 2000 dari 3,7 orang usia produktif menanggung beban satu orang, dan tahun 2010 diperkirakan dari 2,7 orang usia produktif akan menanggung beban satu orang, dan tahun 2020 dari 2,1 orang akan menanggung beban satu orang. Dengan kata lain, mulai sekarang perkembangan usia produktif diiringi dengan bertambahnya penduduk yang menua sehingga beban penduduk usia produktif untuk menyokong penduduk lansia menjadi tinggi. Gambar berikut menunjukan bentuk piramid penduduk jepang pada tahun 1998 dan perkiraan bentuk piramid penduduk pada tahun 2025. Pada gambar piramid tersebut terlihat perubahan dimana terjadi perampingan bentuk piramid usia 20-30-an pada tahun 2025, yaitu penduduk usia 20-30-an pada tahun 1998 telah berumur 50-60-an dan pertambahan penduduk usia 50 dan 70 tahun keatas pada tahun 2025 http:wwwl.mhlw.go.jpengliswp_5v-ollp2c5sl.html . 23 Gambar 2.2 Piramida Penduduk Jepang Jumlah penduduk yang berusia di atas 75 tahun meningkat dengan cepat. Pada tahun 2025, ketika generasi baby boom mencapai usia 75 tahun ke atas, rasio penduduk yang berusia 75 tahun ke atas diperkirakan akan melampaui penduduk yang berusia antara 65 dan 75 tahun. Tingkat penuaan lebih cepat terjadi pada wanita dari pada pria. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel populasi penduduk jepang berdasarkan umur dan jenis kelamin di bawah Takako Sodei, 1995 : 214. 24 Tabel 2.3 Populasi Jepang Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

2.3 Penyebab Koreika Shakai