Kesimpulan Bapak dan Ibu dosen, serta Staf Pegawai di Departemen Sastra Jepang

50 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari uraian- uraian yang telah dipaparkan diatas maka kita dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Koreika Shakai adalah masyarakat berumur panjangmenua. Peningkatan usia hidup di Jepang merupakan gambaran keberhasilan negara Jepang. Akan tetapi di satu sisi, muncul efek negatif dari keberhasilan tersebut. Semakin tingginya usia harapan hidup di Jepang maka tingkat kematian semakin rendah dan ditambah lagi tingkat kelahiran juga rendah. Sehingga negara Jepang menjadi Koreika Shakai. Sebuah negara dapat disebut sebagai Koreika Shakai apabila persentase penduduk lansianya adalah 7 persen dari total penduduk. Negara Jepang pada tahun 1970 persentase lansianya adalah 7 persen dari total penduduk. Dengan demikian, Jepang menjadi Koreika Shakai sejak tahun 1970. 2. Beberapa penyebab timbulnya Koreika Shakai adalah rendahnya tingkat mortalitas yang dipengaruhi oleh gaya hidup yang sehat, seperti pola makan mereka yang sangat sehat dan teratur, rajin berolah raga. Kemajuan teknologi kesehatan negara Jepang membuat mereka semakin terjaga kesehatan nya sehingga dapat memperlama usia 51 mereka. Dan rendahnya tingkat natalitas yang dipengaruhi oleh maraknya bankonka, tingkat perceraian yang tinggi dan lain-lain. 3. Meningkatnya populasi lansia di Jepang menyebabkan munculnya beberapa kasus sosial dengan para lansia. Salah satu kasusnya adalah Kodokushi mati dalam keadaan kesepian. Kodokushi merupakan fenomena masyarakat di Jepang yang dialami oleh lansia yang hidup sendiri dan sampai ajal menjemputnya, ia meninggal tanpa diketahui oleh siapapun. Penyebab Kodokushi di Jepang dapat dianalisi dari dua segi. yang pertama dari segi status perkawinan, misalnya tidak menikah, ditinggal mati oleh pasangan hidup, dan perceraian. Segi yang kedua adalah dari hubungan atau relasi yang terpisah, yakni banyak yang tidak hidup bersama anaknya. Kasus kodokushi banyak terjadi pada laki-laki berusia 50 sampai 60 tahun, Pada wanita biasanya terjadi di usia 70 sampai 80 an. 4. Koreika Shakai memberikan dampak terhadap keluarga. Lansia yang terdapat di keluarga akan dianggap menjadi beban berat yang harus ditanggung keluarga, baik fisik maupun mental dan tidak ada waktu untuk diri sendiri. Kondisi lelah dalam merawat lansia sering menimbulkan konflik yang dapat mengganggu hubungan antar anggota keluarga. Maka banyak keluarga yang lebih memilih menitipkan orang tua mereka ke panti jompo, memilih tempat tinggal dua rumah tangga nisetai Jutaku, atau dengan menggunakan jasa perawat yang di panggil ke rumah agar mereka tidak direpotkan untuk mengurus lansia yang ada di keluarga mereka. 52 5. Koreika Shakai memberikan dampak terhadap masyarakat. Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan masalah pada besarnya beban tanggungan usia produktif di masa depan terhadap kelompok lansia. Meningkatnya jumlah lansia ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Jepang dalam perawatan lansia di hari tuanya. Namun masyarakat tetap berperan serta dalam penyediaan jasa perawatan. Beberapa pusat layanan perawatan seperti jasa layanan harian, jasa kunjungan mandi, panti jompo di dukung dan diselenggarakan oleh masyarakat luas. 6. Koreika Shakai memberikan dampak terhadap pemerintah. Meningkatnya jumlah penduduk lansia berarti meningginya penduduk yang berusia tidak produktif lagi dalam membantu perekonomian negara dan menurunnya penduduk muda berarti menurunnya tingkat usia produktif yang merupakan ujung tombak pembangunan negara. Jika kondisi ini dibiarkan terus berlanjut, nantinya akan berimbas pada masa depan pembangunan sosial dan keberlangsungan perekonomian Jepang. Pada pasal 25 UUD 1947 Jepang menyatakan bahwa seluruh rakyat Jepanng mempunyai hak untuk memelihara standard kesehatan dan negara harus berupaya untuk meningkatkan kesehatan dna kesejahteraan rakyat. Dalam menangani perawatan lansia, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain : undang-undang kesejahteraan bagi lansia, undang-undang kesehatan bagi lansia, rencana emas dan kaigo hoken. 53

4.2 Saran