37
tinggal di lantai dua dengan pintu masuk yang berbeda. Masing-masing punya kehidupan yang terpisah dengan dapur dan ruang sendiri-sendiri.
Alternatif lain adalah tinggal dengan jarak yang dekat atau tidak terlalu jauh dari rumah orang tua. Meskipun mereka tidak tinggal di dalam rumah yang
sama, mereka bisa saling memperhatikan dan menjaga satu sama lain. Atau dengan memanggil perawat yang bersedia merawat orang tua mereka, serta tidak
sedikit juga mereka yang menitipkan orang tua mereka di panti jompo.
3.2 Dampak Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Lansia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Semua
masyarakat mengakui adanya sejumlah tingkatan hidup, dimana setiap manusia akan menjadi tua. Tetapi bagaimana pembatasannya akan berbeda-beda menurut
kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaannya akan menentukan pola kegiatan, sikap, larangan, dan kewajiban mereka. Kedudukan dan peranan orang lansia
dalam masyarakat sangat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Kemunduran fisik yang menyebabkan orang menjadi tua,
sesungguhnya merupakan suatu fenomena biologis, tetapi pengaturan tentang sistem, kedudukan status, peranan dan fungsi sosial kelompok orang lansia
dalam keluarga dan komunitas adalah konstruksi budaya. Memasuki masa lansia berarti memasuki kehidupan fisik dengan daya
tahan dan fungsi yang telah menurun. Bertambah tua berarti pula bertambah besar kemungkinan menderita berbagai penyakit tua. Apabila seseorang memasuki usia
tua, berarti status dan perannya dalam lingkungan keluarga dan masyarakatpun
38
mulai berubah. Untuk itu, ia diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya ini.
Peran dan kedudukan lansia dalam keluarga dan masyarakat sangat dipengaruhi oleh pandangan kebudayaan mengenai orang lanjut usia. Perbedaan
pandangan terhadap usia lanjut akan membuat sikap dan penghargaan terhadap orang lansia akan berbeda dalam keluarga dan masyarakat. Dalam masyarakat
Jepang, konfrontasi langsung kepada yang lebih tua atau memperlihatkan emosi langsung harus dihindarkan karena hal itu merupakan suatu socially disruptive
menggangu atau merusak tatanan masyarakat. Orang yang marah kepada lansia yang sakit dengan menunjukkan amarah akan menciptakan suatu ketegangan
besar dalam rumah tangga. Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan masalah pada besarnya beban tanggungan usia produktif di masa depan terhadap
kelompok usia lansia, menurunnya partisipasi kerja, ketidakseimbangan yang dapat mengancam stabilitas pasar tenaga kerja, menurunnya vitalitas masyarakat
yang nantinya akan meningkatkan beban keuangan pada penduduk golongan usia produktif.
Orang lansia diharapkan mengurangi peran aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial dan dalam dunia usaha serta profesionalisme. Mereka juga
dapat diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan secara bertahap. Hal ini menyebabkan berkurangnya aktifitas yang
dapat dilakukan oleh lansia karena mereka perlu mengubah beberapa peran yang masih dilakukan. Kondisi ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan
peran yang pernah dilakukan di dalam maupun di luar rumah Elizabeth Hurlock, 1980 ; 384.
39
Meningkatnya jumlah lansia ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat jepang. Pengaruh ini dirasakan dalam perawatan lansia di hari tuanya.
Seiring dengan panjangnya usia hidup orang jepang, waktu yang dibutuhkan lansia dalam perawaan di masa tuanya juga semakin panjang. meningkatnya
keluarga inti, berkurangnya jumlah anak, menyebabkan perawatan lansia di hari tuanya menjadi masalah utama di jepang saat ini.
Dalam merealisasikan berbagai peraturan dan sistem yang ditetapkan oleh pemerintah, peran serta masyarakat terlihat dalam penyediaan jasa perawatan.
Beberapa pusat layanan perawatan seperti jasa layanan harian, jasa kunjungan mandi, atau panti jompo diidukung dan diselengggarakan oleh masyarakat luas.
Disamping itu beberapa komunitas lembaga swadaya masyarakat member bantuan dalam kegiatan suka rela. Beberapa pemerintah daerah, bahkan membuat sistem
suka rela dibayar untuk jasa perawatan bagi lansia. Jasa perawatan ini diselenggarakan dengan sistem kerja paruh waktu.
Saat ini sejumlah perusahaan menyediakan pelayanan jasa seperti houmu herupa, houmon kango perawat datang kerumah, jasa memandikan lansia, dan
perusahaan yang menjual atau menyewakan tempat tidur khusus, tempat mandi khusus, dan kursi roda meningkat. Awalnya kebanyakan dari perusahaan tersebut
adalah perusahaan kecil, tetapi sekarang adalah perusahaan besar dan beberapa perusahaan Amerika juga berpartisipasi dalam hal yang disebut dengan silver
market pasar perak ini Sodei, 1995:226. Selain itu, beberapa kota di jepang juga telah memulai sistem yang disebut
round-the-clock helper sevice sistem pelayanan ke rumah selama 24 jam yang dapat mengirim sepasang herupa orang yang menolong lansia setiap tiga jam
40
sepanjang malam. Dengan adanya sistem ini, anggota keluarga yang merawat
lansia-lansia yang tidak sehat di rumah dapat tidur sepanjang malam.
Untuk menghindari kesepian pada lansia, mereka perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia mereka. Mereka juga diharapkan mencari
kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di kala mereka masih muda Hurlock, 1980:385. Dewasa ini
kegiatan yang ditujan untuk lansia, atau yang melibatkan lansia, sudah banyak dilakukan di jepang.
Tahun 1962 di jepang dibentuk organisasi roujin kurabu klub lansia seluruh jepang. tujuan pokok dari roujin kurabu ini adalah untuk memanfaatkan
pengalaman dan pengetahuan lansia, menjaga kesehatan, dan memotivasi hidup melalui bermacam kehidupan atau aktivitas sosial, membuat masyarakat usia
panjang yang cerah dengan kehidupan usia tua yang menyenangkan. Kegiatan lain yang dilakukan oleh lansia adalah kembali kuliah. Sejak
tahun 1992 didirikan universitas Lansia yang terdapat di 15 wilayah. Menurut lansia yang mengikuti aktivitas perkulihan, nilai positif yang didapat dari kegiatan
ini adalah bertambah teman, dapat mengunjungi fasilitas perawatan, dan bisa melaksanakan aktifitas di klub yang mereka sukai. Koneko Isamu, 1997:76-77.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan lansia dengan mengunjungi Roujin Fukushi Senta Pusat Kesejahteraan Lansia adalah berkumpul bersama teman-
teman, melakukan aktifitas bersama, melakukan hobi, konsultasi kesehatan, dan lain-lain. Banyak pula lansia yang melakukan aktifitas sebagai borantia
volunteer; tenaga sukarela. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh lansia wanita.
41
Dengan aktivitasnya ini, lansia tetap merasa berguna untuk masyarakat sekitarnya. Aktivitas ini juga berguna untuk memotivasi hidup para lansia.
3.3 Dampak Terhadap Pemerintah