Berdasakan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai rasio prevalen sebesar 0,573 yang berarti bahwa resiko dengan penghasilan 1.500.000 akan dua kali 2x
lebih kecil menggunakan kantong plastik dibandingkan dengan penghasilan 1.500.000. Diperoleh p 0,192 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara penghasilan dengan penggunaan kantong plastik responden. Berdasarkan karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan pada
pembeli dan pedagang maka karakteristik yang berhubungan dengan penggunaan kantong plastik di Pasar Tradisional Firdaus Kecamatan Medan Tembung yaitu
variabel pekerjaan. Pekerjaan responden pembeli dan pedagang berhubungan dengan penggunaan kantong plastik, berdasarkan hasil penelitian responden yang
menggunakan kantong plasik paling banyak berada pada pembeli responden dengan alasan karena praktisnya kantong plastik dan mudah didapatkan serta karena alasan
malas membawa tas berbelanja atau keranjang sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan penggunaan kantong plastik yaitu umur, pendidikan dan
penghasilan.
5.2 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Penggunaan Kantong Plastik
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik responden dengan penggunaan kantong plastik berdasarkan pengetahuan responden yang mempunyai
pengetahuan yang baik yang paling banyak menggunakan kantong plastik yaitu berjumlah 34 jiwa. Tingkat penggunaan kantong plastik responden berdasarkan
pengetahuan berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 31 jiwa. Berdasakan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai rasio prevalen sebesar
2,007 yang berarti bahwa resiko dengan pengetahuan baik akan dua kali 2x lebih banyak menggunakan kantong plastik dibandingankan dengan responden dengan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan buruk. Diperoleh p 0,034 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan kantong plastik.
Berdasarkan hasil ini dapat diasumsikan bahwa tingkat pengetahuan kategori baik pada responden berbanding tebalik dengan penggunaan kantong plastik pada
responden, semakin baik tingkat pengetahuan tentang kantong plastik maka semakin banyak pula penggunaan kantong plastik, serta dampak yang ditimbulkannya.
Pengetahuan responden yang baik tentang kantong plastik, maanfaat kantong plastik, bahaya yang ditimbulkan kantong plastik serta dampak kantong plastik terhadap
lingkungan tidak berpengaruh terhadap penggunaan kantong plastik yang menyebabkan kurangnya kepedulian responden terhadap penggunaan kantong plastik.
Responden menggunakan kantong plastik dengan alasan adanya kebiasaan menggunakan kantong plastik, praktis dan menganggap bahwa kantong plastik
merupakan kemasan yang paling sesaui untuk digunakan ketika berbelanja sehingga responden tetap menggunakan kantong plastik ketika berbelanja dan jarang
menggunakan keranjang atau tas berbelanja lainnya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yustia 2013 tentang penggunaan kantong
plastik pada ibu rumah tangga dan dampaknya terhadap lingkungan di Kota bandung bahwa tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap penggunaan
kantong plastik, kurangnya tingkat pengetahuan ibu mengenai dampak buruk kantong plastik bagi lingkungan maka semakin banyak pula jumlah kantong plastik yang
digunakan. Menurut Rogers 1983 pengetahuan terjadi ketika seorang individu atau unit
lain yang membuat keputusan dipengaruhi oleh keberadaan inovasi dan keuntungan beberapa pemahaman tentang bagaimana fungsinya. Pendapat ini diperkuat oleh
Notoatmodjo 2003 yang menyebutkan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang
Universitas Sumatera Utara
sangat tergantung kepada informasi yang diterimanya. Faktor internal dan eksternal individu menajadi perhatian penuh dalam mengetahui dan memahami mengapa
seorang individu melakukan perilaku tertentu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang lain
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang overt behavior Notoatmodjo, 2007. Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan memiliki 6 tingkatan. Sesuai
dengan tingkat pengetahuan yang diutarakan dalam penelitian ini pengetahuan yang baik adalah suatu kondisi dimana pengetahuan telah melalui 6 tingkatan yaitu tahu.
Responden telah memiliki ingatan atau pengetahuan tentang pengertian kantong plastik, manfaat kantong plastik, dampak penggunaan kantong plastik, alasan
menggunakan kantong plastik, cara mengurangi penggunaan kantong plastik dan pendapat apabila ada kebijakan pemerintah tentang pembatasan penggunaan kantong
plastik bahkan larangan penggunaan kantong plastik. Tingkatan berikutnya adalah sudah memahami responden telah memahami tentang manfaat kantong plastik dan
bahaya yang diakibatkan oleh penggunaan kantong plastik, aplikasi responden sudah dapat menginterpretasikan atau mengaplikasikan yang diketahuinya tersebut dalam
kehidupannya, analisis kemampuan responden untuk menghubungkan apa yang diketahuinya tentang kantong plastik dengan kehidupannya, sintesis kemampuan
responden untuk menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kantong plastik, evaluasi kemampuan responden untuk menilai ada atau tidaknya
manfaat penggunaan kantong plastik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Hubungan Sikap Responden dengan Penggunaan Kantong Plastik