Berdasarkan Data Demografi Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas

Semakin banyak umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden asalkan dalam batasan reproduktif maka pengetahuan dan sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi akan semakin baik. Menurut Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih di percaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa umur mempengaruhi bahwa pengetahuan dan semakin bertambah umur, maka akan banyak pengalaman dalam penggunaan kontrasepsi yang digunakan. Suku responden yang paling banyak adalah mayoritas Karo sebanyak 16 responden 50,0, Agama responden paling banyak adalah mayoritas Muslim sebanyak 17 responden 53,1. Menurut Notoatmodjo 2010, Agama dan Suku mempengaruhi pengetahuan seseorang baik dari media maupun orang lain. Dalam hal ini peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa agama juga mempengaruhi pengetahuan ibu pasca salin dalam penggunaan kontrasepsi. Mayoritas Paritas responden paling banyak adalah Multipara sebanyak 24 responden 75,0. Pengetahuan ibu berdasarkan Paritas responden paling banyak adalah 2, paling sedikit adalah 5, dan rata-rata responden memiliki 2 sampai 3 anak. Semakin banyak paritas atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian pemberian informasi tentang penggunaan kontrasepsi yang diberikan akan mudah diterima oleh responden sehingga akan semakin termotivasi dalam penggunaan kontrasepsi. Kontrasepsi yang digunakan responden adalah mayoritas Metode Sederhana sebanyak 14 orang 43,8. Menurut Birran affandi 2006 konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana KB dengan melakukan konseling klien supaya dapat menentukan dan menggunakan kontrasepsi . Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka. Petugas pelayanan harus mendapat pelatihan yang cukup dalam konseling KB. Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan. Tidak ada satupun metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan sebagian metode seyogyanya tidak digunakan oleh kelompok tertentu karena adanya kontraindikasi Wulansari, dkk, 2007.

2. Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi

di Klinik Kasih Ibu Kec. Delitua Kab. Deli Serdang Tahun 2015 Dari tabel 5.2 pengetahuan mayoritas pengetahuan baik sebanyak 19 Responden 59,4. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu pasca salin dalam penggunaan kontrasepsi mempunyai pengetahuan yang baik dan cukup baik tentang penggunaan kontrasepsi. Menurut Bahtiar 2006 dalam Afdhal 2009, pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban responden tentang pengetahuan ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Pengetahuan menurut HR Bloom adalah hasil tahu yang dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar Notoatmodjo, 2011.

3. Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi Di Klinik Kasih Ibu

Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Dari tabel 5.3 sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi mayoritas cukup sebanyak 17 orang 53,1. Hal ini menunjukkan masih ada ibu nifas yang bersikap negatif dalam penggunaan kontrasepsi. Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan kontrasepsi.