Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi Di Klinik Kasih Ibu

Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan, berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut. Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain. Menurut teori WHO 1984 dikutip dari Notoatmodjo 2010 sikap positif terhadap nilai nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Selain itu sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain. Hal ini dapat dilihat pada responden yang memiliki sikap positif dalam penggunaan kontrasepsi. Terlepas dari semua hal diatas bahwa pengetahuan yang dimiliki individu dapat menimbulkan kesadaran, dan akhirnya akan terjadi perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya walaupun memakan waktu yang cukup lama Notoatmodjo, 2010.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Kec Delitua Kab. Deli Serdang Tahun 2015”, yang telah disajikan pada bab V dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan data demografi, mayoritas responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 24 orang 75,0, berdasarkan suku, mayoritas responden dengan suku Karo sebanyak 16 orang 50,0, berdasarkan agama, mayoritas dengan agama Muslim sebanyak 17 orang 53,1 , Berdasarkan paritas , mayoritas dengan paritas multipara sebanyak 24 orang 75,0, berdasarkan kontrasepsi yang digunakan, mayoritas responden dengan kontrasepsi sederhana sebanyak 14 orang 43,8 . 2. Berdasarkan pengetahuan ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi, mayoritas dengan pengetahuan baik sebanyak 19 orang 59,4 3. Berdasarkan sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi , mayoritas dengan sikap cukup sebanyak 17 orang 53,1.

B. Saran

1. Bagi Ibu NifasMasyarakat Selalu aktif mencari informasi tentang berbagai metode kontrasepsi, agar dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan ibu sendiri serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang manfaat dan penggunaan kontrasepsi . 2. Bagi petugas kesehatan tenaga kesehatan Dapat memberikan pendidikan kesehatan, penyuluhan kontrasepsi dan membantu mempromosikan serta mensosialisasikan program KB dan metode kontrasepsi lainnya serta mengetahui tentang penggunaan kontrasepsi dan diharapkan lebih di tingkatkan konseling yang baik dan mudah dipahami ibu dalam penggunaan kontrasepsi. 3. Bagi institusi Pendidikan Meningkatkan mutu pendidikan, keterampilan dan latihan khususnya bagi mahasiswa kebidanan agar dapat memberikan komunikasi, informasi dan motivasi bagi ibu untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam penggunaan kontrasepsi. Dapat menjadi masukan dan pedoman bagi mahasiswa di pendidikan serta memperbanyak referensi bahan mata kuliah tentang masa nifas dan penggunaan kontrasepsi. 4. Bagi peneliti Mengembangkan penelitian ini lebih luas terutama tentang pengetahuan dan sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi