D.Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktek Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat serta pedoman dalam menjalankan praktek kebidanan Tentang
Penggunaan Kontrasepsi .
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Bagi pendidikan kebidanan dapat dijadikan sebagai masukan serta pedoman dalam memberikan penyuluhan dan menindak lanjuti hasil
penelitian tersebut dan menerapkan layanan kesehatan yang efisien dan efektif.
3. Bagi Penelitian kebidanan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan demi penerapan Ilmu yang diperoleh peneliti selama pendidikan di Bidan Pendidik dan pengalaman
khusus mengenai penggunaan kontrasepsi dan sebagai tugas tambahan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
` 1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2011.
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan Hidayat,A.2007.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Pengetahuan menurut HR Bloom adalah
hasil tahu yang dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar Notoatmodjo, 2010 .
Menurut Bahtiar 2006 dalam Afdhal 2009, pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.
2 . Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali recall materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau
rangsangan yang telah diterima. b. Memahami Comprehention
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara luas. c. Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill sebenarnya. misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan - perhitungan hasil penelitian.
d. Analisis Analysis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menggunakan
materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen yang masih saling terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis Synthesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi Evaluation
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objektif Mubarak,I.,W,.2011.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Usia Semakin cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau
kematangan akan lebih mudah untuk berpikir dan mudah menerima informasi tentang kehamilannya.
b. Tingkat pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah
menerima informasi, semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai” yang diperkenalkan. c. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik
kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.
d. Intelegensi Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk
menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi
lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan dibanding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah.
e. Sosial-Ekonomi Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat
yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu
atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan.
f. Sosial Budaya Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super egonya.
g. Pekerjaan Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas
daripada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman.
B. Sikap Attitude
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya.
Campbell 1950 mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consisitency with regard to object.”Jadi jelas, disini
dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan
gejala kejiwaan yang lain.
Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta
menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan
kontrasepsi. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek
itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan,
berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan
pengetahuan tersebut. Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang
mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar
seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
nyata Notoatmodjo, 2010.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku
tindakan atau reaksi tertutup.
Skema 1.
Hubungan sikap dan tindakan
Komponen pokok sikap:
Menurut Allport 1954 sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnaya, berarti
bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta. 2.
Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian terkandung di dalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap
STIMULUS Rangsangan
PROSES STIMULUS
REAKSI TERBUKA
REAKSI TERTUTUP
objek. Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang menilai terhadap penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang
membahayakan. 3.
Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap
adalah ancang- ancang untuk bertindak atau berperilaku terbukatindakan. Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit kusta di atas, adalah apa
yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit kusta.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh : seorang ibu mendengar tahu penyakit demam berdarah penyebabnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya Notoatmodjo, 2010.
C. Konsep Dasar Nifas
1. Masa Nifas
Masa nifas Peurperium adalah di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Anggraini,Y.,2010.
Batasan waktu nifas yang paling singkat minimum tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah adalah 40 hari Wulandari,dkk,2011.
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahimSuherni,dkk ,2009.
2. Perawatan Pasca Persalinan.
a Mobilitas.
Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka jika ada luka. Jika tidak ada
kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairan vagina.
b Nutrisi
Makanan harus bermutu bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
c Miksi
Pengeluaran air seni urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke -5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena
volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan.