Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi

cukup baik tentang penggunaan kontrasepsi. Menurut Bahtiar 2006 dalam Afdhal 2009, pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban responden tentang pengetahuan ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Pengetahuan menurut HR Bloom adalah hasil tahu yang dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar Notoatmodjo, 2011.

3. Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi Di Klinik Kasih Ibu

Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Dari tabel 5.3 sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi mayoritas cukup sebanyak 17 orang 53,1. Hal ini menunjukkan masih ada ibu nifas yang bersikap negatif dalam penggunaan kontrasepsi. Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan kontrasepsi. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan, berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut. Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain. Menurut teori WHO 1984 dikutip dari Notoatmodjo 2010 sikap positif terhadap nilai nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Selain itu sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain. Hal ini dapat dilihat pada responden yang memiliki sikap positif dalam penggunaan kontrasepsi. Terlepas dari semua hal diatas bahwa pengetahuan yang dimiliki individu dapat menimbulkan kesadaran, dan akhirnya akan terjadi perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya walaupun memakan waktu yang cukup lama Notoatmodjo, 2010.